PART|.20

81 7 0
                                    

Hari ini merupakan hari yang sangat dibenci bagi seluruh siswa. Hari ini adalah hari Senin, hari dimana semua siswa melaksanakan upacara bendera. Arka melajukan motornya masuk kedalam sekolah. Hari ini dia berangkat tanpa Angel, karena Angel sedang sakit kepala.

Ternyata Syena dan Michelle mengikuti kedatangan Arka. Mereka berdua berjalan keparkiran mendekati Arka. Arka melepas helm dan jaket kulitnya.

"Arka!" Teriak Syena dan Michelle.

"Ehh kenapa?" Tanya Arka.

"Angel mana? Kok nggak datang bareng lo?" Tanya Michelle.

"Oh, dia lagi malas kesekolah, katanya dia nggak mau sekolah kalau Mama nggak balikin fasilitasnya, fasilitasnya disita." Jelas Arka.

"Kenapa disita?" Tanya Syena.

"Waktu kita nongkrong diclub, Mama tau, makanya semua fasilitas disita, bahkan motor ini aja disita, untung tadi bisa ngibulin Mama." Jelas Arka.

"Hahaha kasian banget sih hidup kalian! Hahaha emang enak apa kemana-mana harus ngibulin orang tua dulu? Hahaha." Michelle malah tertawa terbahak-bahak.

"Diam lo kampret, lo seneng diatas penderitaan gue." Ucap Arka.

"Udah ahh mending kita kekelas aja sekarang." Sambung Syena.

Mereka berjalan kekelas, Michelle dan Syena kekelasnya, dan Arka juga menuju kelasnya. Tak lupa Arka menggenggam tangan Syena. Pipi Syena bersemu merah, memang Arka sudah sering menggenggam tangannya, tapi Syena selalu saja malu saat Arka melakukan ini.

Akhirnya mereka berpisah didepan perpustakaan, Michelle dan Syena berjalan lurus, sedangkan Arka belok kanan. Michelle dan Syena masuk kekelas, ternyata sudah ada Chaeyoung dan Ezzell dikelas.

"Ehh Syen lo ingat nggak ada anak yang ibunya pacaran sama mantannya." Ucap Michelle dengan meninggikan nada bicaranya, Syena yang tau akan maksud dari Michelle juga ikut dalam permainannya.

"Oh gue ingat, yang ketemu dicáfe itu kan?" Tanya Syena.

"Iya! Kasian banget sih hidupnya, udah ditinggal mantan, sekarang ditinggal ibunya juga." Jelas Michelle.

"Chungbunhage! (cukup!)" Seru Chaeyoung, dia sudah muak dengan drama yang dibuat mantan sahabatnya itu.

"Apa kalian nggak puas ganggu hidup gue hah? Kenapa sih kalian harus bawa Chaeyoung dalam masalah gue? Kasian dia." Sambung Ezzell.

"Kalian ngerasa?" Tanya Michelle dengan tatapan mengejek.

"Gue siap dengar makian kalian, tapi jangan pernah kalian maki Chaeyoung, dia nggak tau apa-apa, cukup!" Seru Ezzell.

"Lagian gue nggak maki kalian kok, cuman kalian aja yang baper sama gue." Ucap Michelle.

"Udahlah nggak guna juga gue ngomong sama orang kek kalian, buang-buang waktu." Jelas Ezzell.

"Kenapa kalian suka sih mengusik kehidupanku? Aku itu nggak pernah ganggu kalian, aku capek sama kalian, apa gunanya sih ganggu aku dan Ezzell?! Apa kalian nggak punya kerjaan lain?!" Seru Chaeyoung.

"Waah ternyata dia bisa juga yah bentak orang lain, tapi Chae lo itu kan emang punya manta yang pacaran sama nyokap lo." Ucap Michelle yang semakin membuat Chaeyoung geram.

Plakk

"Berani yah lo nampar gue, lo kira lo siapa hah?!" Bentak Michelle.

Plakk

Sebuah tamparan keras lolos mendarat dipipi Chaeyoung. Rasa perih dan panas mulai menjalar dipipi Chaeyoung. Chaeyoung tak bisa lagi menahan air matanya.

"Michelle lo apa-apaan sih?! Kok lo nampar Chaeyoung?!" Tanya Ezzell.

"Siapa yang nampar duluan? Temen lo yang mulai." Ucap Michelle santai.

"Udah cukup! Mending lo duduk Chelle, gue nggak mau kalian makin berantem." Jelas Ezzell.

Michelle dan Syena berjalan menuju mejanya, sedangkan Chaeyoung dan Ezzell memilih untuk keluar dari kelas. Mereka tak mau memperpanjang masalah ini.

Ezzell ingin membawa Chaeyoung menuju UKS. Pipi Chaeyoung terlihat merah dan lebam akibat tamparan yang diberikan Michelle.

Bruukk

"Aww." Chaeyoung meringis karena bokongnya mendarat dilantai keramik sekolahnya.

"Aduh sori gue nggak sengaja, sekali lagi sori." Ucap pria yang menabrak Chaeyoung.

"Kak Dino kan?" Tanya Ezzell.

"Hm." Jawabnya singkat.

"Aduh sakit banget." Ucap Chaeyoung seraya bangkit dari duduknya.

"Dua kali loh kita tabrakan, lo yang pernah nabrak gue dulu kan? Udah lama sih." Jelas Dino.

"Maaf yah kak saya nggak sengaja nabrak kakak." Ucap Chaeyoung sambil menundukkan kepalanya.

"Emang keramik dibawah itu lebih keren dari gue sampai lo nggak mau liat wajah gue?" Tanya Dino.

"Bukan gitu kak, tapi saya nggak enak kalau liat wajah kakak, saya takut kakak marah." Ucap Chaeyoung.

"Mm nama lo siapa? Gue lupa nama lo." Tanya Dino.

"Nama saya Chaeyoung." Jawab Chaeyoung.

"Lo santai aja sama gue, gue nggak gigit kok." Ucap Dino.

"Maaf kak saya permisi dulu, mau ke UKS, sekali lagi saya minta maaf karena udah nabrak kakak." Ucap Chaeyoung lalu menarik tangan Ezzell pergi meninggalkan Dino.

'Kok gue jadi dag dig dug yah liat tuh cewek, perasaan gue baru kenal deh sama dia.' Batin Dino.

'Eomeona, kenapa aku ini, seharusnya aku nggak kek gini sama dia, kok aku jadi degdegan sih.' Batin Chaeyoung.

"Chae gue rasa lo orang paling beruntung yang pernah bicara panjang lebar sama kak Dino, secara dia itu dingin, kaku, ngomongnya irit." Jelas Ezzell.

"Apaan sih, aku rasa aku orang yang nggak beruntung, kenapa harus ketemu sama dia coba?" Tanya Chaeyoung.

"Yaampun Chae, nggak ada loh cewek yang mau diajak ngobrol sama dia, paling lama semenit Chae, dan lo ngobrol sama dia mungkin tujuh menit." Jelas Ezzell.

"Udah ahh lebay deh." Ucap Chaeyoung.

Mereka segera pergi ke UKS untuk mengobati luka dipipi Chaeyoung. Dari tadi hanya Dino saja yang ada didalam fikiran Chaeyoung. Apa betul dia suka pada Dino? Itu tak boleh terjadi, jika tidak ia akan bermasalah.

<><><>

Holllaaa Gengs!

Sori yah kalau typo bertebaran dimana-mana. Gimana part kali ini? Bagus nggak? Kalau agak gaje sori yah. Dan maaf banget kalau aku jarang UP.

Jangan lupa voment yah!

Bye..!!

SOMVLAK's THE GENGS •SEVENTWICE•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang