"Terkadang kita harus merelakan yang terindah demi mendapatkan yang terbaik."
***
Hari selasa Nara baru mulai masuk sekolah. Jangan ditanya kemana dia hari Senin. Nara baru sibuk menyiapkan peralatan sekolah sementara Papanya sendiri sibuk mengurus administrasi dan lainnya di sekolah baru Nara.
"Baiklah nak Kinara, nanti ikut saya ke kelas 12 IPA 2 ya. Terimakasih Pak Wira sudah mempercayakan sekolah ini sebagai sekolah untuk putri bapak." Ucap Bu Rima selaku Wakasek kesiswaan di sekolah ini.
Pak Wira menjabat tangan Bu Rima sebagai bentuk formalitas. Setelah berbincang sedikit kemudian Pak Wira pamit karena harus berangkat ke kantor.
"Kamu baik-baik disini ya. Semoga betah. Jangan nakal. Belajar yang bener!" Tutur Pak Wira sambil mengelus puncak kepala Nara dengan sayang.
"Iya, Pah." Balas Nara kemudian mencium punggung tangan Wira.
"Bu Rima, saya titip Nara ya. Saya permisi dulu. Mari." Pamit pak Wira.
"Mari." Bu Rima menatap kepergian pak Wira kemudian mengajak Nara untuk mengikutinya menuju kelas baru Nara.
"Anak-anak mohon diam semua!" Pinta Bu Rima ketika beliau sudah sampai di dalam kelas 12 IPA 2 yang belum didatangi oleh guru bersangkutan. Terlihat dari keadaan yang ramai dan tidak kondusif membuat Nara sedikit meringis. Sekelas sama Lily gak dapet, masuk kelas unggulan gak dapet. Batinnya keki.
"Kalian kedatangan murid baru dari SMAN Garut. Ayo, silahkan perkenalkan diri kamu."
Nara berdeham dan menarik nafas sebelum memulai berbicara. "Perkenalkan semuanya, nama saya Kinara Affantika. Biasa dipanggil Nara. Saya pindahan dari SMAN Garut. Saya harap semoga kalian dapat menerima saya disini." Tutur Nara lembut dengan diakhiri senyuman yang sangat manis.
"Hallo cantik, boleh kenalan gak?" Goda seorang siswa yang duduk dipojokan sambil cekikikan bersama temannya. Membuat beberapa siswi menyurakinya.
Bu Rima geleng-geleng kepala dibuatnya. "Baiklah, ada yang ditanyakan?"
Sejenak kelas hening kemudian ada yang berceletuk. "Boleh minta no WhatsApp nya gak?"
"Alamat rumah kamu dimana say?"
"Kenapa pindah kesini? Pasti ini jawaban dari semua do'a-do'aku agar disamperin bidadari."
Dan seloroh godaan lainnya yang hanya membuat Nara semakin melebarkan senyumnya.
"Kalian itu ya, jangan digodain terus ya temen baru kalian ini. Buat suasana kelas ini senyaman mungkin hingga dia betah disini." Petuah Bu Rima.
"Baik Bu!" Jawab semuanya bersamaan.
"Kalo begitu saya pamit. Pelajaran siapa sekarang?"
"Bu Devi, Bu." Jawab Dewi, siswi berkacamata yang duduk di paling depan.
"Bu Devinya izin, dia ada di rumah sakit menunggui suaminya yang sakit. Jadi kalian sampai istirahat jam kosong ya. Jangan berisik! Jangan bikin kelas sebelah kepengen jam kosong juga."
"Baik, Bu."
Tak berapa lama setelah Bu Rima keluar dari kelas itu, suasana kembali gaduh. Nara berjalan menuju bangku yang berada di deretan paling belakang. Hanya itu yang dia lihat kosong.
"Yes! Akhirnya jam kosong! Semoga nanti beres istirahat jam kosong lagi, gue ngantuk banget mau tidur!" Celetuk seorang siswa yang duduknya dipojokan kemudian langsung mengambil posisi rebahan di kursi yang sudah disusun menjadi 3.
Nara menyimpan ransel hitam bergambar bulannya di kursi kosong itu. Diliriknya seisi kelas tidak ada lagi bangku kosong. Banyak yang tidak ada penghuninya namun tasnya tergeletak di mejanya. Nara memutuskan segera duduk dan mengambil posisi ternyaman. Bisa dirasakannya suasana kelas yang dingin ini membuat Nara hampir tidak nyaman untuk kesan pertamanya.
"Hai, gue Mentari." Sapa seorang gadis berbehel yang duduk tepat di depan Nara. Gadis itu menjulurkan tangannya dan mengukir senyuman bersahabat yang langsung Nara terima dengan senang hati.
"Nara." Ucap Nara. Ia pikir tidak perlu membeberkan lagi nama lengkapnya, karena ia tidak butuh formalitas sesama teman sebaya.
"Ini Yovi, temen sebangku gue." Tunjuk Mentari pada siswa disebelahnya yang sedang asyik membaca komik tebal.
"Yov, kenalan dulu ya elah." Tegur Mentari dengan sedikit menyenggol pundak Yovi.
"Hmmm," namun tak dihiraukan oleh lelaki itu.
"Ish!" Mentari mencubit lengan Yovi yang berdaging tebal membuat sang empu meringis. Mentari menunjuk arah Nara dengan kedua bola matanya. Mau tak mau Yovi akhirnya memutarkan badan hingga dapat dilihat dengan jelas oleh Nara.
"Yovi." Ucap lelaki itu.
Nara hanya mengangguk kemudian Yovi segera berbalik kembali meneruskan membaca komiknya.
"Sorry ya, anak ini emang gitu. Jaim awalnya. Tapi dia asyik kok. Kalo udah kenal bahkan jadi bawel." Terang Mentari. Yovi yang sedang membaca komiknya merotasi bola matanya jengah.
___
"Ke kantin yuk!" Ajak Mentari. Ini sudah bel istirahat. Nara benar-benar bosan walaupun selama jam kosong itu dia ditemani oleh Mentari dengan celotehan-celotehannya soal oppa-oppa Korea.
"Duluan aja, gue nunggu temen." Jawab Nara lembut. Ia ingin ikut ke kantin tapi tidak bersama Mentari melainkan dengan Lily. Nara ingin menagih gadis tomboy itu untuk mengenalkannya pada teman barunya.
Setelah Mentari keluar dari kelas, Nara ikut berdiri kemudian hendak berjalan menuju keluar juga. Namun tiba-tiba 3 orang siswa masuk dengan gerasak-gerusuk hingga Nara terpaksa menepi untuk menghindari rombongan itu.
"Woy dasar bocah micin, pas istirahat baru masuk lo pada!" Tegur Antony, ketua kelas yang selalu bertanggung jawab namun tak jarang sikapnya pun bar-bar seperti teman-temannya.
"Lih bicit li, iring gui biri iji disirih simi giri pikit wlii!" Celetuk siswa yang paling dulu berjalan diantara rombongan itu. Mendengar ucapannya membuat kuping Nara geli sekaligus panas. Namun tak urung pandangannya tak lepas dari satu siswa yang berada ditengah-tengah antara mereka. Rambut pirangnya sangat tak asing bagi Nara. Ia merasa familiar, tapi selama di Jakarta ini yang ia tahu berambut pirang hanyalah Lily.
Tak mau ambil pusing, Nara melanjutkan perjalannya menuju kantin dan bertemu dengan Lily.
___
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONNARA (End)
Teen FictionNara tidak tahu jika kehadirannya kembali ditengah orang-orang yang sudah lama ia tinggalkan malah mendatangkan suatu masalah. Perasaan sesal dan tidak enak itu datang saat masalah yang seharusnya ia hadapi sendiri malah berimbas pada orang terdekat...