___Nara dan Lily duduk di rooftop gedung sekolah. Ini baru pertama kalinya Nara main ke rooftop. Sebelumnya ia tidak pernah penasaran dan memang tak pernah ada waktu luang. Namun berhubung hari ini sedang freeclas semua kelas karena gurunya rapat dadakan, maka dengan itu Lily mengajak Nara untuk bersantay di rooftop itu. Dan disinilah mereka sekarang, hanya berdua karena memang tak ada lagi orang lain disana.
Lily duduk selonjoran dan menyangga tangannya ke belakang. Menatap langit yang cerah namun tak menyilaukan. Angin sepoi-sepoi membuat rambut mereka bergoyang-goyang.
"Lo udah ditembak sama Leon?" Celetuk Lily tiba-tiba membuat Nara kaget dan ikut duduk di samping Lily.
"Heh?" Nara menaikkan sebelah alisnya bingung. Kenapa Lily bertanya demikian. Otomatis Nara curiga jika hal ini sudah direncanakan tanpa sepengetahuan Nara.
Lily menoleh menghadap Nara. "Lo kenapa?" Tanyanya menyadari raut kebingungan Nara.
"Soalnya Mami Leon kemaren cerita ke gue, katanya Leon mau nembak cewek. Gue pikir itu lo, lagian siapa lagi yang deket sama Leon? Tata kan gak mungkin, masa gue?" Lily menunjuk dirinya sendiri.
Nara memalingkan wajah, menahan raut merona ketika tiba-tiba ingat Leon yang memberikannya setangkai bunga mawar. Bahkan mawar itu Nara simpan di ujung kamarnya dekat dengan jendela. Membuatnya nampak indah karena tersorot sinar matahari pagi.
"Ra?" Sentak Lily merasa diacuhkan.
"Eh, iya?" Nara tiba-tiba salah tingkah membuat Lily tersenyum penuh arti. Kemudian Lily menyodorkan tangan kanannya seperti seorang anak yang meminta uang jajan.
"Apaan?" Tanya Nara tidak mengerti. Kemudian Nara memberikan batu kecil yang ia dapatkan dari samping duduknya. "Nih."
Lily segera melempar batu kecil itu ke bawah. Kemudian mengerucutkan bibirnya sebal.
"Gue mau peje!" Kata Lily menekankan kata-katanya. Sontak Nara membolakan matanya.
"Peje apaan? Gue gak ulang tahun, Ly." Kata Nara polos.
Lily berdecak kesal. "Gue yakin lo pasti udah jadian sama Leon." Kata Lily menatap Nara sambil melihat sorot apapun dimatanya.
Nara memalingkan wajahnya menatap ke arah lapangan yang dapat terlihat jelas dari atas sana. Terlihat di lapangan itu ada beberapa siswa yang sedang bermain futsal. Oleh Nara tidak terlalu jelas siapa gerangan yang sedang mengoper bola itu, terlebih karena Nara memang belum banyak mengenal semuanya.
"Belum." Ucap Nara pelan, dan tidak sadar.
Lily langsung berdiri dengan heboh. "Serius? Berarti dia udah nembak lo? Ahh, selamat cabatku!" Lily langsung menarik Nara untuk berdiri dan kemudian memeluknya erat.
Nara berusaha melepaskan pelukan Lily. "Tadi gue ngomong apa?" Tanya Nara melongo.
"Lo bilang belum jadian sama Leon, trus gue bilang berarti Leon udah nembak lo." Ujar Lily menjelaskan.
Nara membuat ekspresi menyesal. Kenapa dia bisa bilang seperti itu. Jika sebenarnya Leon hanya bercanda, atau ia yang sedang mimpi kan berabe.
"Trus kenapa lo belum terima dia? Kapan dong jadiannya? Pasti lagi nunggu tanggal cantik dulu ya. Ciee!" Lily mencubit pinggang Nara sehingga membuat kesan geli bagi gadis bergigi gingsul itu.
"Ih, Lily." Nara berusaha menghentikan pergerakan Lily. Kemudian Lily tertawa terbahak-bahak.
"Kapan lo jadian? Gue gak sabar pengen ditraktir nih." Kata Lily dengan nada sedikit lebay.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONNARA (End)
Teen FictionNara tidak tahu jika kehadirannya kembali ditengah orang-orang yang sudah lama ia tinggalkan malah mendatangkan suatu masalah. Perasaan sesal dan tidak enak itu datang saat masalah yang seharusnya ia hadapi sendiri malah berimbas pada orang terdekat...