___Gue jemput, gak ada penolakan
Nara menghirup udara segar kemudian menghembuskannya perlahan. Menunggu Nando lebih dari 20 menit membuatnya merasa sangat bosan. Nara pikir kakak tirinya itu akan gercep. Nyatanya dia malah ngaret hingga Nara berpikiran untuk naik angkutan umum saja.
Masih dengan posisi yang sama, duduk di bangku yang berada dekat parkiran, Nara hanya memantengi gerbang kemudian memperhatikan lalu lintas parkiran tersebut. Motor dan mobil yang sedari tadi nangkring disana sudah mulai menghilang dibawa yang punya. Sementara Nara masih saja memilin rok abu-abunya dan sesekali menguap karena menahan rasa bosan itu membuatnya mengantuk.
Nara melihat sebuah mobil Mini Cooper yang baru saja keluar dari parkiran. Nara seketika ingat kepada Leon. Lelaki itu tadi sangat pendiam sekali. Dia melamun sepanjang hari dan hanya membalas ujaran Nara dengan anggukan, gelengan kepala, dan kata 'Oh' saja. Nara jadi merasa tidak enak. Apakah ada hubungannya dengan jawaban itu? Nara harap tidak ada.
Tinggal 2 menit batas Nara menunggu Nando akan usai. Nara sudah bersiap-siap berdiri sesaat sebelum mobil Xenia berhenti tepat di depan gerbang dan mengklakson ketika yang menyetir melihat keberadaan Nara. Nara langsung saja berlari ke mobil itu dan segera masuk.
"Lama banget!" Ketus Nara setelah memasang seatbelt.
Nando terkekeh. "Sori, gue tadi abis nyari buah-buahan dulu buat Mami. Kata Bibi stok di rumah udah habis." Balas Nando sambil mengacak rambut Nara pelan.
Diperlakukan seperti itu Nara merasa sedikit risih, namun ia tak bisa menolak karena bagaimanapun itu hanya perlakuan dari seorang kakak untuk adiknya.
"Mami udah pulang?" Tanya Nara saat mereka sudah setengah jalan.
"Yap." Jawab Nando pendek.
"Syukurlah." Ucap Nara.
Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di rumah megah milik Wirawan Atmaja. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, kedua insan itu turun dan langsung saja masuk melalui pintu utama.
Nara masuk ke kamarnya terlebih dahulu, berganti baju kemudian segera turun lagi menuju ruang tengah. Dilihatnya Wira dan Erine tengah duduk di sofa sambil menonton acara kartun di tv.
Nara menyalami Wira dan Erine terlebih dahulu karena saat masuk tadi mereka belum nampak disana. Nara kemudian ikut duduk di single sofa.
"Ada yang mau Papa bicarakan sama kamu." Ujar Wira saat Nara tengah ikut menonton tv.
"Apa?" Jawab Nara.
"Sebentar, nunggu kakak mu." Balas Wira.
Tak lama Nando datang. Dia juga sudah berganti pakaian karena dirinya juga baru saja pulang dari kampus. Nando ikut duduk di sofa yang berada di sebrang Nara.
"Papa dan Mami akan tinggal di Bogor untuk sementara waktu." Ucap Wira tiba-tiba membuat fokus Nara teralih dari tv.
"Tinggal di Bogor Pah?" Tanya Nara meyakinkan jika pendengarannya tidak salah.
"Iya. Di Villa pribadi Papa." Jawab Wira.
Alih-alih Nara yang sedikit bingung dan terkejut, Nando malah terlihat santay saja. Dia bahkan mencomot kue jahe yang berada di atas meja dan mulai memakannya.
"Tapi kenapa?" Tanya Nara lagi.
Wira menberi jeda. Dia menatap wajah istrinya yang siang itu terlihat lebih segar namun bibirnya sedikit pias. Wira mengelus puncak kepala Erine dan mencium keningnya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONNARA (End)
Teen FictionNara tidak tahu jika kehadirannya kembali ditengah orang-orang yang sudah lama ia tinggalkan malah mendatangkan suatu masalah. Perasaan sesal dan tidak enak itu datang saat masalah yang seharusnya ia hadapi sendiri malah berimbas pada orang terdekat...