Chapter 47

176 13 0
                                    

__

Nara pulang dengan menenteng sekotak pizza yang ia beli khusus untuk Nando. Sebenarnya ia agak pesimis juga membeli makanan yang katanya Nando suka ini. Takutnya malah disangka apa-apa oleh Nando. Nara sendiri nanti yang ribet. Tapi Nara lakukan semua ini demi Lily. Demi keamanan hatinya juga.

"Nara pulang!" Teriak Nara di ambang pintu.

Beberapa langkah menuju ke kamarnya, Nando muncul dari dapur. Nara sempat melirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul 2 siang. Benar kan dugaanku!!

"Kakak gak ngampus?" Tanya Nara basa-basi.

Terlihat Nando sedikit berpikir. "Tadi udah, kok. Bentaran doang." Jawabnya sedikit gugup.

Ah, ternyata daku salah! Eh, enggak-enggak, dia pasti cuma alasan semata!

"Ohhh." Balas Nara.

"Lo udah pulang?" Tanya Nando.

Nara mengangguk, dia menyerahkan pizza yang dibelinya. "Nih, buat lo."

Nando mendadak matanya berbinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nando mendadak matanya berbinar. Pizza, nyummy!

"Thanks, ya." Kata Nando seraya mengambil kotak itu.

"Iya." Nara tersenyum semringah melihat ekspresi Nando. "Btw, itu dari Lily, khusus katanya." Lanjut Nara.

Seketika Nando terkejut dan membolakan matanya. Ingin rasa hatinya mengembalikan pizza ini kepada Nara, tapi kalau dikembalikan dia akan kehilangan dua hal yang dia jaga selama ini. Satu, Nara pasti akan menganggapnya tidak menghargai pemberian orang, dan dia akan kehilangan cita rasa pizza yang beberapa hari ini ia tinggalkan.

Melihat ekspresi Nando yang terlihat tidak suka membuat Nara terkikik geli. Kemudian dia segera berlari kecil menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar Nara segera mem-video call Nindya dan Lily dalam satu sambungan.

"Hallo??" Belum apa-apa Nindya sudah memekik heboh. Nara pun berjalan ke balkon dan menutup pintu kamarnya, semoga tidak ada yang mendengar percakapan mereka.

"Gimana-gimana? Udah dikasih kan ke abang lo?" Tanya Nindya yang kini menjadi lebih semangat diantara kedua temannya.

"Udah kok. Tenang aja, dia terima dengan senang hati!" Ujar Nara seraya menunjukkan jempolnya.

"Seriusan? Ahh, senangnya hatiku." Ujar Lily dengan nada lebay.

"Inget, itu duit Nara!" Tegur Nindya.

Lily berdecak, "Ya elah, gue ganti nanti, tenang aja."

"Ya udah, kalian cepetan kesini nanti. Mumpung dianya juga gak kemana-mana." Ujar Nara.

LEONNARA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang