"Lo gak mau nganterin gue pulang?" Tanya Nara sambil mengenggam tali tas ranselnya.
Leon yang baru selesai membereskan alat-alat tulisnya ke dalam buku sontak saja menoleh, sedikit tak paham. Kini di kelas 12 IPA 2 itu sudah semua penghuninya meninggalkan kelas, dan tersisa Leon dan Nara yang masih berada di bangkunya.
"Lo minta dianter?" Tanya Leon.
Mendengar jawaban itu seketika membuat Nara cemberut. "Enggak, gue salah ngomong." Kemudian hendak meninggalkan kelas.
Leon berpikir cepat hingga akhirnya dia berlari menyusul Nara dan menghentikan langkahnya tepat di depan pintu.
"Lo jangan cepet-cepet. Gue gak bisa mikir jernih sekarang." Ujar Leon.
Nara memilih untuk mengalah. Memang dia hari ini melihat sosok Leon yang pendiam lagi. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh lelaki itu tapi Nara sudah sangat ingin memberikan jawabannya.
Nara menggigit bibir bawahnya ragu. "Yang waktu itu masih berlaku?" Tanya Nara pelan.
Leon hampir tidak mendengar dan mengatakan "Hah?", namun seketika Leon paham maksudnya. Kemudian tersenyum penuh harap. "Jawabannya?"
Nara memberikan jeda hampir 1 menit dengan mata yang saling tatap dengan manik Leon. Nara meneliti arti tatapan Leon. Namun tak ada yang dapat ia simpulkan selain tatapan penuh harap dan binar kebahagiaan disana.
Nara menghitung hingga 5 kali sebelum akhirnya mengangguk. Dan detik itu juga Leon tertawa karena bisa nernafas lega.
___
3 koper besar berwarna hitam semua sudah siap di ruang tengah. Nara hanya bisa memperhatikan segala aktivitas yang terjadi disana.
"Bi Irah akan ikut tinggal di Villa." Ujar Wira membuat Nara seketika terkejut. Lalu? Ia tinggal dengan siapa? Bi Esih rumahnya dekat dengan rumah ini, dia tidak bisa tinggal karena punya anak yang masih berusia 2 tahun. Begitu juga dengan Mang Jajang yang punya istri sedang hamil tua.
"Aku?" Tanya Nara menunjuk dirinya sendiri.
Wira mendekati Nara dan mengecup kening Nara lembut. "Kamu sama Nando. Papa akan sering-sering mengunjungi kalian." Kata Wira berusaha menenangkan.
Nara hanya menghelas nafas pasrah. Kalau sudah begini dia mau bagaimana?
"Kok cepet banget sih Mih? Nara kira besok-besok lagi gitu berangkatnya." Nara mendekati Erine dan memeluk wanita itu dengan manja.
Erine terkekeh dan ikut mencium kening Nara. "Kamu baik-baik ya disini. Nando akan jagain kamu. Kalo sampe kamu kenapa-napa, Nando bakal pertanggung jawabkan semua perbuatannya." Ucap Erine.
Nando muncul dari balik pintu kamarnya. Dia menenteng jaket kulit dan kunci mobil di tangan kirinya. Nando menatapnya penuh kecurigaan.
"Nando malam ini akan ikut bersama kami. Besok pagi-pagi dia pulang." Kata Erine membuat segala bentuk kecurigaan Nara terbayar.
"Nara gak diajak?" Tanya Nara merengek.
Wira menggelengkan kepalanya membuat Nara mengembungkan pipinya sebal. "Nara tetep sendirian dong disini?" Ujarnya tak terima.
Erine terkekeh singkat. "Mami tadi udah hubungin temen kamu, Lily mau nginep disini nemenin kamu malam ini. Tapi dia datengnya nanti agak sorean, katanya masih ada urusan."
Nara menghelas nafasnya pasrah sekali lagi. Apalah boleh buat, ia hanya anak kecil di rumah ini. Huft. Ya, anak kecil.
Setelah beberapa menit akhirnya semua barang-barang sudah dimasukkan ke dalam mobil. Erine, Wira, Bi Irah dan Nando sudah bersiap-siap akan pergi. Begitupun dengan pak Abdi yang akan menyupiri mobil mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONNARA (End)
Teen FictionNara tidak tahu jika kehadirannya kembali ditengah orang-orang yang sudah lama ia tinggalkan malah mendatangkan suatu masalah. Perasaan sesal dan tidak enak itu datang saat masalah yang seharusnya ia hadapi sendiri malah berimbas pada orang terdekat...