___Nara dan Leon saling berhimpitan di balik tembok. Kini, kedua sejoli itu sedang berusaha menguping pembicaraan dari Nando dan Cilla yang bertemu di kafe The Edge daerah Kemang.
"Sanaan, ih!" Nara mendorong Leon yang terus saja menghimpit dirinya. Sementara Nara tidak ingin tercyduk oleh pasangan yang sedang mereka mata-matai itu.
"Gak kedengeran ya ampun sayang, ih!" Ujar Leon.
Mendengar kalimat itu, Nara sedikit mengulas senyum. Namun seketika ingat dirinya sedang apa, dia kemudian mendorong Leon lagi agar lebih menjauh dari dirinya.
"Kamu belakangan, kamu kan tinggi." Ujar Nara.
Leon mencebik sebal, "Iya, iya!"
Dan di meja yang didesain romantis itu duduklah 2 orang yang sedang berhadapan. Siapa lagi jika bukan Nando dan Cilla. Mereka kini saling berhadapan dengan jantung yang berdegup kencang keduanya.
"Aku ngerasa malu," ujar Nando berusaha mencairkan suasana dan menghilangkan kegugupannya.
"Kok aku ngeliat kamu kayak di waktu pertama kali kita ngedate, ya. Kamu malu-malu!" Ejek Cilla sambil terkekeh.
Wajah Nando berubah merah. "Apaan sih!"
"Kamu lucu kalau kayak gitu!" Goda Cilla sambil mencubit pipi Nando yang memerah.
"Diem gak!" Sentak Nando berpura-pura marah.
"Ciee marah!" Goda Cilla lagi.
Nando memalingkan wajahnya. "Aku ngerasa lebay deh jadi cowok kok kayak gini ya."
"Hahaha," Cilla tertawa kencang. "Iya, iya, aku becanda kok. Kamu jangan gengsi lah, kayak baru pertama kali ketemu aku aja."
Nando mendesah gusar. Sial! Tangannya bergetar.
"Kamu mau maafin aku?" Tanya Nando sambil kembali menatap Cilla. Gadis itu tengah mengaduk-ngaduk minumannya dengan sedotan.
"Sebenernya enggak sih," ujar Cilla membuat Nando membolakan matanya.
"Kok?"
Cilla terkekeh, "Kamu lucu ekspresinya. Aku kok baru nyadar ya."
Nando mendelik sebal, "Godain aja teroos!"
"Hehe, iya, sori deh. Aku gak perlu permintaan maaf dari kamu udah pasti aku maafin dong. Aku kan," Cilla menjeda kalimatnya. Kemudian merangkum wajah Nando.
"Sayang kamu!" Teriak Cilla senang dengan mata berbinar. Nando sontak saja menutup mulut Cilla karena kini orang-orang disekeliling mereka tengah memberikan tatapan bingung.
Cilla tertawa dalam bekapan Nando kemudian melepaskannya.
"Kamu gak sayang emang sama aku?" Tanya Cilla dengan mata sendu.
"Aku sayang kok, tapi gak sekarang ngomongnya." Ujar Nando berusaha membuat Cilla tenang.
"Kapan?" Tanya Cilla sambil mengerucutkan bibirnya.
Nando melirik sekitarnya, memastikan tidak ada lagi orang-orang yang memperhatikan mereka.
"Nanti, di depan keluarga kamu."
"Aahhh! Romantis banget sih!" Teriak Nara refleks kegirangan. Membuat Leon buru-buru menutup mulut Nara dan menggiringnya pergi meninggalkan tempat itu.
"Kamu jangan berisik, kalau mereka denger kita ketahuan!" Tegur Leon melepaskan bekapannya.
"Ih, ya enggak akan lah. Lagian kamu kira suara aku toa apa!" Cebik Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONNARA (End)
Teen FictionNara tidak tahu jika kehadirannya kembali ditengah orang-orang yang sudah lama ia tinggalkan malah mendatangkan suatu masalah. Perasaan sesal dan tidak enak itu datang saat masalah yang seharusnya ia hadapi sendiri malah berimbas pada orang terdekat...