Cilla memeluk Nara dengan erat. Mereka berada di taman pusat kota. Nara, Lily dan Leon sudah menunggu kehadiran gadis itu sedari tadi."Makasih banget, Ra. Kalau lo gak ikut andil, gue gak mungkin bisa selega ini ngutarain semuanya ke Nando." Ucap Cilla. Kemudian melepaskan pelukannya.
"Jadi gimana?" Tanya Nara.
"Gue kasih dia waktu buat mikirin semuanya. Tinggal tunggu jawabannya apa. Kalau ternyata dia tetep merjuangin lo, gue juga tetep pergi ke California." Jawab Cilla.
Lily mendekati Cilla dan memeluknya dari samping. "Gue minta maaf dari dulu suka banget sama Nando." Ujarnya. "Tapi gue cuma suka aja kok, gak pernah ada niatan buat ngerebut."
Nara menatap Lily meminta penjelasan.
"Gue cuma ngikutin rencana Nara aja. Dan sebenernya gue udah tau semuanya dari Leon." Ujar Lily kemudian mengedipkan sebelah matanya kepada Leon.
Leon terkekeh ketika melihat Nara yang bingung. Dia kemudian mendekati Nara dan menggenggam tangannya.
"Aku pernah bilang kan kalo kamu butuh temen curhat kamu bisa cerita ke aku. Trus kamu juga bilang kalau kamu udah punya Lily sebagai tempat cerita. Tapi kenyataannya, kamu gak cerita apapun sama kita berdua. Aku ya kesel, akhirnya aku nemuin Lily dan kita nyari solusi bareng-bareng." Ungkap Leon.
"Kapan ketemu?" Tanya Nara sedikit posesif.
"Setelah kamu ketemu Papi aku." Ujar Leon jujur.
Nara hanya mengangguk mengerti. Dia tidak mungkin curiga pada sahabatnya sendiri. Bagaimanapun Lily, perasaannya kepada Nando saja hanya sebatas pura-pura. Dia dengan rela melepaskan Nando untuk Cilla selama-lamanya. Lily cukup sadar, takdir dan jodoh sudah ada yang mengatur.
"Gue harap kalian balikan. Gue gak tega waktu liat lo sakit dan Nando malah mutusin lo gitu aja." Ujar Lily simpatik.
"Makasih ya, Ly." Ujar Cilla kemudian memeluk Lily.
"Gue juga mau terimakasih sama lo, karena lo udah tahan banting sama sikap kakak gue." Ujar Nara.
Cilla mengangguk sambil terkekeh. "Gimanapun dia, gue gak sanggup kalo nyari cowok lain lagi dan memulai semuanya dari awal. Bagi gue cukup Nando. Gue yakin kok, kalau hubungan kita masih ada jalan buat diterusin."
"Ahh, gue jadi termotivasi sama lo." Ujar Lily kemudian memeluk Cilla lagi dari samping.
"Btw, gue gak pernah liat lagi lo sama mereka kalo di sekolah?" Tanya Leon tiba-tiba.
Cilla menaikkan sebelah alisnya, "Aurel dan Kimmy maksud lo?"
Dan kini memang hanya mereka bertiga yang tersisa. Setelah Tata ke Andalusia, otomatis dia sudah tak bersekolah lagi di sini. Entah Tata melanjutkan disana atau mungkin, ya, kini hanya orangtuanya yang berhak.
"Iya."
Cilla menggeleng, "Gimanapun mereka juga sahabat gue. Mereka yang paling setia bertahan sama Tata. Tapi sayangnya, mereka sekarang pindah tongkrongan ke Yuna."
Yuna adalah ketua geng yang tak kalah hitz di sekolah. Bedanya, Yuna ini membuat geng dan berkehendak yang positif. Walaupun sama-sama centil, tapi Yuna tak pernah sekalipun berlaku jahat pada teman-temannya. Geng Ladies yang dibuat Yuna itu bahkan anggotanya sudah menjadi 9 orang dengan Aurel dan Kimmy. Cherrybelle kali ahh..
"Mereka emang jiwa sosialita dari dulu. Tapi mereka masih mau berteman sama gue kok di kelas. Mereka jenguk gue ke rumah dan nangis bareng-bareng waktu tau Tata pergi." Jelas Cilla.
Leon mengangguk mengerti. Leon juga kenal dengan Yuna. Gadis itu pernah ditaksir Adit dan kemudian menolaknya mentah-mentah karena ternyata Adit juga mendekati Silvia, anggota geng Ladies.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONNARA (End)
Teen FictionNara tidak tahu jika kehadirannya kembali ditengah orang-orang yang sudah lama ia tinggalkan malah mendatangkan suatu masalah. Perasaan sesal dan tidak enak itu datang saat masalah yang seharusnya ia hadapi sendiri malah berimbas pada orang terdekat...