"Stop untuk mengumbar sesuatu yang hanya akan membuat diri sendiri rapuh."
___
"Mami mau ketemu sama tante." Ucap Tata manis kepada Milly. Sore itu sepulang sekolah, Tata kembali menemui Milly dirumahnya.
"Oh, kapan?" Tanya Milly sedikit kaget. Dia mengenal baik keluarga Tata. Bahkan dulu semasa kuliah, Maminya Tata adalah teman satu jurusannya. Namun Maminya Milly keturunan keluarga yang berkarir cemerlang. Kini Melinda, Maminya Tata itu sukses jadi pengacara. Sementara dirinya memilih untuk menjadi ibu rumah tangga dan membesarkan Leon dengan penuh kasih sayang.
"Secepatnya." Ucap Tata membuat Milly bingung. "Maksud aku, kalo tante siap Mami bakalan ngosongin jadwal."
"Kenapa gak nunggu Mami kamu yang siap aja. Tante kan gak enak kalo sampe ganggu waktunya. Mami kamu pasti sibuk banget." Kata Milly.
"Enggak kok, tan. Mami udah sering banget nanyain Leon dan tante. Mami pengen ngobrol banyak."
Milly hanya tersenyum formal. Hatinya merasakan sesuatu yang tidak beres. Leon sudah bercerita padanya soal Tata yang melabrak temannya Leon gara-gara Tata salah faham. Leon memang tak bisa lagi bermain rahasia-rahasiaan dengan Maminya sesuatu sekecil apapun itu.
"Nanti biar tante pikir-pikir dulu. Tante juga kebetulan ada acara sama ibu-ibu arisan komplek." Ucap Milly.
Dari tangga, turun Leon yang mengenakan jeans selutut dan kaos biru laut. Tata seketika meraih ranselnya kemudian menyampirkannya di bahu kanan.
"Tata pulang dulu tante. Nanti takutnya Mami nyariin, soalnya Tata tadi langsung kesini belum izin." Pamit Tata segera mencium punggung tangan Milly.
"Oh, iya. Hati-hati, Ta." Ucap Milly.
Tata berjalan cepat untuk menuju pintu keluar. Saat melewati Leon, Tata menatapnya dengan tatapan sinis, tidak seperti biasanya. Namun seketika Leon sadar, ada sesuatu yang tidak beres. Dia segera menemui Maminya.
"Tata ngomong apa aja Mam?" Tanya Leon to the poin.
"Katanya tante Melin mau ketemu sama Mami." Ujar Milly terus terang.
"Mami mau?" Tanya Leon memastikan.
Milly menggeleng, "Mami alesan. Tapi gak bilang enggak mau juga sih."
Leon menghela nafasnya lega.
"Tante Melin kan sibuk banget, Mam. Dia gak pernah peduli sama keadaan Tata."
"Kamu tau darimana?"
"Dari Gema, Mam. Mami jangan ngelupain kalo mereka satu rumah." Ucap Leon. Dan kenyataannya memang seperti itu. Tata dan Gema, sahabat Leon, adalah sepupu. Sebenarnya rumah itu milik keluarga Gema. Melinda yang sangat sibuk menitipkan Tata di rumah itu. Namun dengan senang hati keluarga Gema menerimanya karena Gema dan kedua adiknya adalah laki-laki, sementara Ibunya menginginkan anak perempuan.
"Kayaknya Tata dusta kalo tante Melin mau ngajakin Mami ketemu." Simpul Leon.
"Mami juga ngerasa gitu. Tapi jangan suudzon dulu ah, siapa tau kalo emang Maminya Tata mau ngajakin Mami ketemu. Kamu juga jangan ngelupain kalo kita ini temen kuliah, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONNARA (End)
Teen FictionNara tidak tahu jika kehadirannya kembali ditengah orang-orang yang sudah lama ia tinggalkan malah mendatangkan suatu masalah. Perasaan sesal dan tidak enak itu datang saat masalah yang seharusnya ia hadapi sendiri malah berimbas pada orang terdekat...