Chapter 45

151 15 0
                                    


"Ini toh anaknya?" Tanya Joan dengan buncah bahagia melihat seorang gadis muda nan segar menghadapnya.

"Iya, Pih. Namanya Kinara." Ujar Milly.

Joan langsung saja memeluk Nara. Namun tak lama karena terdengar suara deheman dibelakangnya. Nara langsung saja menyalami Joan penuh rasa hormat.

"Nara, Om." Nara memperkenalkan diri.

Joan mengangguk-angguk. Dia sedikit berpikir. Pria yang bertubuh bak olahragawan itu masih menghadang Nara di pintu. Kemudian dia menjentikan jari-jarinya.

"Nah, kebetulan sekali kamu datang. Leon sudah uring-uringan menunggu kamu, duhai nona cantik." Goda Joan kemudian terkekeh dan mendapati delikan sebal dari Leon.

"Papi apaan sih!" Desis Leon.

"Ayo, silahkan masuk. Rumah ini terbuka lebar untuk kamu." Ujar Joan lagi.

Nara hanya tersenyum senang karena disambut baik oleh Joan. Dia juga sedikit terhibur dengan kelakuan Joan yang ternyata sama dengan istrinya. Berkepala 4 tapi jiwa usia belasan. Ups!

Nara masuk kemudian menyalami Milly terlebih dahulu.

"Kamu sendirian?" Tanya Milly. Dia baru melihat Nara berani datang sendiri ke rumah ini. Biasanya Nara pemalu, dia kalau bersama Nindya dan Lily baru mau berkunjung.

"Kita mau ngobrol, Mih, Pih." Sahut Leon.

"Oh, ya udah kalau gitu. Mau keluar?" Tanya Milly.

Leon mengangguk. Dia kemudian pamitan kepada Milly dan Joan dengan mencium punggung tangannya. Diikuti oleh Nara. Padahal baru aja dateng..

Tak lama mereka sampai di kedai minuman kekinian yang dikelola oleh Bang Arga. Leon sering kesini, dia bahkan sudah akrab dengan Bang Arga. Bang Arga itu seumuran dengan Nando. Tapi jiwa bisnisnya yang melejit membuatnya sukses dan terlihat seperti lebih dewasa lagi.

"Mau pesan apa?" Tanya Arga dengan membawa catatan kecil.

"Milkshake 2 bang." Jawab Leon. Kemudian Arga segera mencatat pesanannya dan kembali ke dapur kedai itu.

Sepeninggal Arga, wajah Leon berubah kecut. Dia tidak sama sekali menghiraukan keberadaan Nara.

"Kamu kenapa sih?" Tegur Nara merasa dianggurkan. Dianggurin sakit, kalo diapelin sehat. Eh gimana??

"Hmm," Leon hanya berdeham tidak nyambung.

"Aku serius ya." Kata Nara berusaha menahan emosi. Jika bisa dibilang kesal, dua-duanya pasti memiliki tingkat kekesalan yang sama. Tapi sebagai seorang perempuan, pasti Nara yang paling kesal.

"Kenapa kemaren susah dihubungin?" Tanya Leon datar.

"Ponselku mati." Jawab Nara. "Aku gak suka ya kamu sikapnya beda gitu."

Leon menghela nafasnya panjang. "Maaf, aku kesel banget nungguin jawaban kamu."

"Aku juga kesel nungguin kabar kamu sebelum itu. Sampe hpku mati dan akhirnya Nando ngajakin keluar. Ya aku gak ada pilihan lain." Jawab Nara.

"Kenapa harus Nando pelariannya? Kenapa gak nungguin hp kamu batrenya penuh?" Desak Leon mulai menunjukkan kesebalannya terhadap persoalan utama mereka.

"Aku lupa!" Jawab Nara berusaha meyakinkan.

Leon terkekeh miris. "Aku gak penting ya?" Tanya Leon menatap Nara.

"YUHUUU! PESANAN DATANG! SILAHKAN!" Ujar Arga yang tiba-tiba datang dan membawa pesanan mereka.

"YUHUUU! PESANAN DATANG! SILAHKAN!" Ujar Arga yang tiba-tiba datang dan membawa pesanan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LEONNARA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang