Author POV
A-Yao masih tidak mengerti. Mengapa Nie Mingjue selalu seperti merasa tidak suka saat ia menyebutkan 'kekasih lama'? Di saat Nie Mingjue pergi entah kemana, ia kembali lagi ke kamar mereka. Ia pun duduk di meja dalam kamar itu. Entah kenapa ia merasa sangat khawatir tentang sesuatu.
Ia duduk di meja yang ada dalam kamar mereka. Dan tidak lama kemudian seorang pelayan perempuan masuk.
"Madam Jin, ada surat dari Sekte LanlingJin," ujar pelayan itu.
A-Yao mengambil surat itu. Lalu, pelayan itu pergi. A-Yao membaca. Ia membeku. Ia segera menutup surat itu dengan tangan yang bergetar. Wajahnya pucat, bibirnya bergetar.
A-Yao segera keluar dari kamar. Ia berjalan ke lorong samping kiri. Mengelilingi halaman belakang. Tak ada Mingjue. Ia berkeliling di seluruh Unclean Realm. Sampai-sampai ia berada di aula utama. Dan Mingjue berada di sana.
A-Yao berlari menuju Mingjue. Ia terlihat panik.
"Mingjue, ayo segera pergi ke LanlingJin!" ujarnya.
"Mengapa tiba-tiba sekali?" tanya Mingjue.
"Ayah......."
A-Yao menghentikan kalimatnya. Ia menatap Mingjue serius. Mingjue paham. Ia mengangguk dan mereka segera bersiap-siap untuk pergi.
Sesampainya di LanlingJin....
Jin Guangyao langsung di sambut oleh kakaknya, Jin Zixuan. Beserta adiknya, Mo Xuanyu.
Catatan: Wei Wuxian di sini tidak meninggal. Jadi, Mo Xuanyu tidak mengorbankan tubuhnya. Jadi yaah.... dua orang ini berbeda tentunya.
A-Yao segera memegang kedua lengan kakaknya.
"DaGe... ayah...."
"Sudah pergi....," jawab Zixuan.
Mereka memakai baju berkabung kecuali A-Yao dan Mingjue.
"Bagaimana bisa?" tanya A-Yao.
"Di 'ranjang' dengan para gadis...." Zixuan mengecilkan suaranya seperti berbisik kepada A-Yao.
Ekspresi wajah A-Yao berubah menjadi kosong. Malu dan kecewa.
Ayah bodoh! Tidak berguna! Dasar genit! Aku semakin tak mengerti bagaimana bisa ibu mencintaimu! Kutuknya dalam hati.
"Oh," balasnya.
"Jika begitu aku ingin mengganti bajuku," lanjutnya.
Mingjue dan A-Yao pun masuk ke dalam Carp Tower. A-Yao masuk ke dalam kamarnya yang dulu. Sedangkan Mingjue menunggu di depan.
A-Yao pun keluar dari kamarnya dengan baju berkabung. Dan Mingjue masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti bajunya. Dan setelah selesai, Mingjue dan A-Yao pergi bersama menuju ke tempat pemakaman ayahnya.
Setelah selesai melakukan ritual awal dan ritual pertengahan. Sekarang giliran melakukan ritual akhir, yaitu membuang 3 cangkir teh ke tanah.
A-Yao mengambil cangkir pertama.
"Kau ayah yang mengerikan. Bagaimana bisa kau mati konyol seperti itu? Bukankah aku sudah bilang untuk berhenti 'bermain' dengan perempuan? Toh kau sudah menjadi kakek-kakek yang terlihat muda," ujar A-Yao.
Ia membuang teh di cangkir itu ke tanah. Lalu, mengambil cangkir lainnya. Entah kenapa Mingjue merasa bahwa ia sangat ingin tertawa. Tapi, ia tahan dan menampilkan ekspresi kakunya.
"Aku malu dan kecewa. Bagaimana bisa aku menjadi anak dari seorang ayah sepertimu? Sudah memaksa anaknya untuk menikah dengan orang yang tak dikenali. Menghukum ibuku yang difitnah secara tidak adil dan apalagi dosa yang kau perbuat huh? Apalagi?" ujar A-Yao.
Ia pun membuang teh itu. Mingjue meringis dalam hati. Ow itu sangat sakit A-Yao. Orang yang tak dikenali. Haha.
A-Yao mengambil cangkir terakhir.
"Mau bagaimana pun juga... kau adalah ayah kandungku. Seberapa besar keinginanku untuk membencimu, aku tidak bisa. Karena saat kecil kau mengakuiku dan adik Yu-er sebagai anakmu. Makanya, aku dan Yu-er bisa memakai baju Sekte Jin dan tinggal di tempat yang layak. Yaah meskipun kau tak ingin mengganti marga Yu-er jadi 'Jin' dan tetap bermarga 'Mo' dan tidak memberi nama khusus untuk Yu-er seperti nama khususku. Setidaknya ia tak jadi anak tanpa ayah di kediaman terpencil itu lagi 'kan? Haha..." Ia tertawa hambar.
Mingjue merasa ada yang aneh. Ada apa dengan latar belakang Guangyao? Apakah dulu ia belum diakui sebagai anaknya bersama adiknya?
Tapi, ia tak ingin bertanya lebih. Takut menyakiti hati A-Yao. Mereka pun masuk ke dalam kamar milik A-Yao yang dulu.
A-Yao terduduk di ranjang. Melamun. Sepertinya ia sedang menahan nangis.
Mingjue berada di hadapannya.
"Jika ingin nangis, nangislah. Hanya ada aku di sini tak ada orang lain," ujar Mingjue.
Air matanya perlahan-lahan jatuh. Ia tak terisak. Masih menatap kosong. Tidak lama kemudian, tatapan kosong itu hilang. Ia mendongak melihat A-Jue. Lalu, ia berdiri dan segera memeluk Mingjue yang memiliki postur tubuh 'ayah' itu. Memeluk Mingjue seperti memeluk boneka teddy bear raksasa. Enak sekali kau A-Yao, author kan juga pengen//plak!
Mingjue membalas pelukan A-Yao. Mengelus pelan punggung. Sambil menghela nafas. A-Yao masih tidak terisak.
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
You [mdzs fanfic bl]✅
FanfictionSeries 1 of Subject Series [COMPLETED] Mo Dao Zu Shi Fanfic Pair: Nie Ming Jue×Jin Guang Yao Rate: T A/N: mungkin akan sedikit ooc karena author baru saja masuk ke mdzs makanya kurang tau soal mdzs. Tapi, malah nekad bikin fanfic HAHA. Bagi yang gk...