Chapter 23- Memakaikan Baju

1.2K 154 25
                                    

Author POV

"KALIAN SEMUA TIDAK BERGUNA!"

Wen Chao benar-benar kacau. Selain sektenya diserang, tawanannya juga kabur. Wen Chao membanting semua barang yang ada di aula utama. Beberapa pecah, hancur dan rusak. Pelayan-pelayan dan tentara-tentara menundukkan kepala mereka, takut.

Akhirnya Wen Chao terdiam, ia memikirkan sebuah cara.

Jika dengan menyerang secara dadakan tidak berhasil, maka bagaimana jika berdiam diri dulu? Membiarkan mereka berpikir bahwa aku kalah. Dan diam-diam menyerang mereka secara pelan-pelan, pikir Wen Chao.

Ia menyeringai.

Sudah beberapa hari terlewati, dan tidak ada tanda pergerakan dari Sekte Wen. Semuanya berjalan dengan normal. Tetapi, bukan berarti Sekte Jiang dan yang lainnya tetap bisa tenang. Mereka telah melaporkan masalah ini pada Kerajaan Sha. Kerajaan yang mengatur kelima sekte ini.

Tetapi, pemerintahan dalam Kerajaan Sha sangat kacau. Kerajaan Sha malah mengabaikan masalah sekte-sekte ini. Membuat para sekte tidak mampu bertindak lebih jauh, mengingat hubungan Ruohan, Fengmian, Guangshan, Almarhum Ayah Mingjue, dan Qiheng-Jun, yang menjalin hubungan persahabatan yang baik dan berpengaruh pada sekte-sekte mereka juga.

Setidaknya yang bisa mereka lakukan adalah berwas-was. Wen Ning dan Mo Xuanyu dicegah untuk kembali ke Sekte Wen. Wen Ning untuk diperiksa, sedangkan Mo Xuanyu untuk dijaga.

Dan akhirnya, Wen Ning diketahui tidak tahu apa-apa, tapi tetap dicegah untuk menghindari bahaya bersama Xuanyu.

Jin Guangyao bersama dengan Nie Mingjue membaca urusan sekte di aula utama. Yang berada di ruang kerja sudah dikerjakan oleh A-Yao. Merasa bosan, ia membantu Mingjue.

Mingjue menghela nafasnya, membuat A-Yao menoleh.

"Ada apa?" tanya A-Yao.

"Semakin dipikir Sekte Wen semakin mencurigakan. Kerajaan Sha juga sedang kacau. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana," ujar Mingjue.

Jika orang lain yang mendengar, mereka hanya bisa membujuk dan memijitkan kepalanya. Namun, ini A-Yao. A-Yao berbeda dari yang lain.

"Jika seperti ini, bagaimana dengan memperketat penjagaan Sekte Nie. Aku hanya takut jika Sekte Wen sedang merencanakan sesuatu, memutuskan untuk berdiam diri supaya tidak ketahuan dan mengirim beberapa mata-mata juga," ujar A-Yao.

A-Yao melirik ke kanan dan ke kiri. Ia mendekati Mingjue. Berbisik di telinganya.

"Mata-mata, kita juga harus mengirimnya. Tapi, jangan terlalu banyak," bisik A-Yao.

Mingjue tersenyum. Ia segera melingkari pinggang A-Yao dengan lengan kanannya.

A-Yao terkejut, ia berusaha melepaskan dirinya tapi tidak bisa. Kekuatan Mingjue dengan dirinya beda jauh. Mingjue mencium pipi kiri A-Yao. Berbisik di telinganya.

"Aku suka denganmu."

A-Yao tidak tahan, ia segera menggigit lengan Mingjue. Mingjue melepaskan tangannya karena sakit. A-Yao segera berlari meninggalkan Mingjue seorang.

Mingjue terkekeh pelan. Ia melihat lengannya yang digigit. Itu berdarah. Mingjue menghela nafasnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Anak liar."

Mingjue teringat bahwa besok adalah hari pernikahan Xichen dengan Jiang Cheng. Ia menghela nafasnya lelah.

"Dia harus tabah."

A-Yao menggerutu sambil berjalan di lorong.

"Mesum. Bagus dibantu. Malah bertindak kelewatan!"

"Er-Ge."

You [mdzs fanfic bl]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang