You [mdzs fanfic bl]✅

Chapter 19- Cinta Pertama

Author POV

A-Yao meskipun sudah pergi ke Unclean Realm, tetapi ia tak tahu bagaimana rupa Pemimpin Sekte Nie. Mingjue menolak untuk bertemu A-Yao, ia hanya ingin bertemu Guangshan untuk membicarakan kepentingan sekte.

Sekarang mereka sedang dalam perjalanan ke Carp Tower. Tetapi, ia kabur ke Cloud Recesses.

Ia mengetuk pintu kamar Xichen. Saat Xichen membukanya, ia terkejut dan senang.

"Yao-er! Masuk, masuk," ujar Xichen.

A-Yao masuk dan duduk di meja tamu.

"Kenapa kau datang ke sini?" tanya Xichen.

"Aku bosan di rumah. Dan juga tak ada teman. Jadi, aku kabur o," jawab A-Yao.

"Kau selalu kabur. Kau tahu? Paman Guangshan sangat sebal dengan sifatmu itu," ujar Xichen.

"Dia sebal. Biarkan saja dia sebal. Aku hanya ingin berjalan-jalan dan menikmati masa mudaku. Apa salahnya dengan itu?" jawab A-Yao.

"Kata-katamu sungguh liar," balas Xichen.

Xichen mendengus sambil tersenyum melihat A-Yao.

"Lihatlah dirimu! Kau selalu menatapku seperti itu. Apa yang terjadi padamu?" ujar A-Yao.

"Yao-er. Dua hari lagi di Cloud Recesses akan ada pertandingan kepintaran. Aku ingin kau melihatku bertanding. Bisakah?" tanya Xichen.

"DaGe juga ikut dalam pertandingan ini. Jadi, tentu saja aku akan hadir untuk melihat DaGe. Bisa!" jawab A-Yao.

"Baguslah," balas Xichen.

Dua hari kemudian....

Di Cloud Recesses, ada banyak sekali pemuda yang hadir. Pertandingan kepintaran diadakan di sebuah lapangan khusus. Banyak yang datang untuk melihat. Karena wanita tak bisa masuk ke Cloud Recesses, hanya ada Omega yang menjadi penonton. Untuk melihat pertandingan kau harus berada di teras gantung dekat lapangan.

Banyak sekali Omega yang berimpitan satu sama lain. Berebutan untuk melihat Alpha-Alpha terkenal seperti Lan Xichen, Lan Wangji, Jin Zixuan, dan masih banyak lagi. A-Yao beruntung, ia dapat tempat yang paling depan.

Pertandingan dimulai, Xichen, Wangji, dan Zixuan memperoleh nilai tertinggi. Banyak Omega yang berteriak tak jelas. Kecuali A-Yao, Xuanyu, Wuxian, dan Jiang Cheng.

"AAAAAA lihatlah! Sudah kubilang LanDaGe pasti menang!"

"Iya! Ia sangat berbakat!"

"LanErGe juga tak kalah!"

"JinDaGe juga sama pintarnya!"

Xichen melihat kerumunan itu, ia melihat A-Yao yang memperhatikannya. Mereka saling pandang, Xichen tersenyum senang. A-Yao tidak mengeluarkan suara, hanya menggerakkan mulutnya yang berkata, "Senyum-senyum apa kau? Kesambar petir?"

Senyumannya semakin lebar. Membuat semua Omega teriak kecuali Wuxian, A-Yao, Jiang Cheng, dan si kecil Xuanyu.

"Kyaaaa! LanDaGe tersenyum padaku!"

"Bukan! Ia tersenyum padaku!"

"Kau bohong ia tersenyum padaku!"

Wuxian mendengus kesal, Jiang Cheng menutup mata dan telinganya.

'Jelas-jelas Xichen tersenyum pada Jin Guangyao, Omega bodoh!' pikir mereka berdua.

A-Yao hanya menghela nafas lelah. Telinga dia sakit mendengar teriakan tidak jelas itu. Xichen masih melihat A-Yao, ia mengedipkan sebelah matanya pada A-Yao.

Membuat A-Yao terkejut. A-Yao menggerakkan mulutnya, "Setelah selesai pergilah minum obat!"

Setelah selesai, Xichen mengikuti A-Yao, tapi A-Yao menghindarinya. Sekarang ia bertemu dengan A-Yao di taman. A-Yao pun segera berbalik dan pergi. Tetapi, tangannya dicegah Xichen.

"Dengarkan aku....."

A-Yao berbalik dan menghadap Xichen. Xichen memegang kedua pundak A-Yao.

"Aku suka denganmu!"

A-Yao terdiam.

"Aku sangat suka denganmu. Aku ingin melindungimu, menjagamu, membentuk keluarga denganmu! A-Yao.... kau bagaikan setengah nyawa dariku."

A-Yao menepis kedua tangan yang ada di pundaknya.

"Permisi."

A-Yao berlari dan pulang ke rumahnya. Ia masuk ke dalam kamar Bibi Mo. Dan Bibi Mo duduk di atas ranjangnya.

A-Yao mendekati Bibi Mo dan memeluknya. A-Yao sudah tahu tentang ibunya. A-Yao tetap saja memanggil Bibi Mo sebagai 'Ibu'. Ia tidak peduli karena Bibi Mo yang membesarkannya. Bibi Mo juga teman masa kecilnya Bibi Yuan Hua dan Meng Shi. Setidaknya ia tahu hampir semuanya tentang Meng Shi. Karena itu, ia ragu untuk menerima cinta Xichen. Apakah Xichen memang baik? Atau munafik?

"A-Yao, apa yang terjadi?" tanya Bibi Mo.

"Bagaimana ibu kandungku menikahi ayah? Apakah ibu..... tahu?" tanya A-Yao.

Bibi Mo sempat terdiam. Sebelum akhirnya membuka mulutnya.

"Meng Shi..... diperkosa Guangshan. Sehingga ia menjadi selir pertama. Sebelum kau dilahirkan, ia difitnah dan dihukum mati setelah selesai melahirkanmu. Itulah mengapa saat kau terlahir, kau dirawat olehku dan tinggal Bei JinZhi. Kau juga adalah seorang Omega, ayahmu awalnya menganggap bahwa kau hanya akan menyusahkannya. Jadi, kau dibuang. Aku... juga difitnah, makanya tinggal di Bei JinZhi," jawab Bibi Mo.

"Mengapa dunia ini sangat tidak adil? Mengapa para Omega dan wanita selalu disusahkan?" tanya A-Yao.

"Dunia ini adalah dunia Pria Alpha. Pria Alpha mengatur dunia, dan wanita serta Omega... hanya bisa menghabiskan air mata," jawab Bibi Mo.

"Ibu... aku tidak ingin menjadi seperti ini. Apakah tidak ada cara untuk mengakhiri ini?" tanya A-Yao.

"Terlahir sebagai wanita dan Omega adalah takdir yang diberikan GuanYin. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengubah takdir?"

"Aku tidak ingin menikah," ujar A-Yao.

"Anak bodoh! Tidak semua orang sama seperti ayahmu!" ujar Bibi Mo.

Bibi Mo memegang kedua pundak A-Yao.

"Dengarkan aku, kau harus menikah. Membuahi banyak bayi gemuk. Meneruskan keturunan Meng Shi. Memberikan aku dan Meng Shi cucu. Jangan karena pengalaman Meng Shi, kau menjadi seekor kura-kura yang bersembunyi dalam cangkangnya. Biarkan ayahmu melihat, kau dan suamimu bisa hidup lebih baik darinya. Mengerti?" ujar Bibi Mo.

A-Yao tertegun sejenak. Tidak lama kemudian, ia mengangguk.

"Jadilah, phoenix dengan seekor naga. Jangan jadi kura-kura yang penakut dengan parasit*"

*maksudnya, jadilah seseorang yang pemberani dan pintar yang menikah dengan seorang pria sejati. Jangan jadi penakut yang bodoh yang menikah dengan seorang pecundang.

A-Yao mengangguk.

Keesokan harinya...

Xichen datang lagi ke kamar A-Yao, meminta kepastian. Mendengar pertanyaan Xichen, A-Yao terdiam. Ia berpikir sebentar.

"Iya... aku..... juga sama," jawab A-Yao.

Mereka resmi sebagai sepasang kekasih.

-to be continue-