Chapter 45- Eksekusi Wen Chao

613 88 22
                                    

Author POV

Sebelum perang dimulai...

Masih ada rapat di Aula Utama Balai Ibu Kota Kerajaan Sha. Wen Ning, Xichen, Wangji, Mingjue, Huaisang, dan Guangyao berkumpul di sana. Membahas perencanaan perang.

"Jadi, aku dan Huaisang akan pergi menuju gerbang utama Sekte Wen. Di sana ada banyak semak belukar bagian pinggirannya. Wen Ning, Kau bersembunyilah di situ. Huaisang akan memberikan kode kapan kalian akan memulai.... setelah memberi kode kau harus pergi ke tempat yg sedikit lebih jauh dari sana, dan memberi kode kepada yang lain."

"Aku akan memberi kode tanda jempol pada saat tangan kananku ada di belakang sambil memegang kipas. Saat melihat itu kalian harus cepat bertindak," ujar Huaisang.

A-Yao memberikan sebuah kertas pada Wangji. Itu adalah peta jalan menuju ke ruang rahasia Sekte Wen.

"Aku sudah pernah belajar di Sekte Wen bersama DaGe. Setidaknya aku tahu beberapa jalan rahasia menuju ke Aula Pertemuan Tamu. Kau bawalah para pasukan ke jalan rahasia ini."

"Mn."

"Lalu, HanGuang-Jun ketika di Aula Pertemuan Tamu pasti ada perjamuan teh. Aku akan mengundurkan waktu sebisa mungkin sampai semuanya bisa berada di Qishan setelah mengalahkan pertahanan di 3 kota. Setelah itu aku akan menjatuhkan gelas teh. Di saat itu, kau dan yang lainnya harus segera bertindak."

"Maka jika seperti itu, kita sudah siap untuk berperang esok."

Keesokan harinya....

Jin Guangyao bersama dengan Nie Huaisang pergi ke gerbang utama Sekte Wen. Disambut oleh Wen Chao tentu saja dengan senyuman liciknya itu.

Mereka saling berbincang sebentar. Saat perhatian Wen Chao sepenuhnya ke A-Yao, Huaisang diam-diam menggantikan posisi tangan kanannya yang memegang kipas ke belakang dan menaikkan jempolnya. Melihat itu Wen Ning dan beberapa pasukan langsung pergi ke tempat yang dekat dengan Kota YiDang, kota yang sedikit lebih jauh dari Qishan. Ia melemparkan kembang api sebagai kode. Xichen yang melihat tanda itu segera memberikan kode ke kota-kota berikutnya.

Keempat kota diam-diam diserang. Jin Guangyao dan Nie Huaisang berada di perjamuan teh di Aula Pertemuan Tamu. Berbincang-bincang hingga hampir melupakan waktu.

"Pemimpin Sekte Wen, bagaimana jika kita bersulang terlebih dahulu?" tawar A-Yao.

Wangji yang berada di tempat persembunyian di sana segera mengangkat tangannya untuk memberi isyarat bersiap-siap. Xichen, Wen Ning dan Mingjue telah membunuh jendral-jendral serta tentara-tentara di kota yang mereka serang. Sekarang berada di tempat persembunyian.

A-Yao mengangkat tinggi-tinggi cangkirnya. Wen Chao juga mengangkatnya untuk bersulang.

A-Yao pun menjatuhkan cangkir tehnya, Wangji, Xichen, Wen Ning, dan Mingjue segera menyerbu masuk.

"SERANG!"

Wen Chao juga telah menyiapkan tentara, tentaranya pun ikut keluar dari tempat persembunyiannya.

Suara pedang pun terdengar. Perlawanan demi perlawanan pun terjadi. A-Yao segera mengeluarkan senjata yang ia sembunyikan. Cambuk tempur. Itu tidak seperti Zidian, tapi itulah senjata tradisional yang lebih ampuh dibandingkan pedang yang harus menyerang jarak dekat dan panah yang akan habis.

*Masih ingat momen Bang JuJu ditendang *BEEP* nya😂 itulah cambuk tempur, hanya saja jika ini versi asli yang mana terbuat dari kepangan kain dan kantong. Berbeda dari di momen Bang JuJu yang terbuat dari rotan.

Ia juga membawa sekantong batu-batuan yang tergantung di ikat pinggangnya. Ia memasukkan satu batu di kantong cambuk tempur. Dan memukulkannya pada Wen Chao yang sedang berperang.

"KUBUNUH KAU!"

Ia memukulnya lagi dan lagi. Membuat Wen Chao hilang konsentrasi. Mingjue yang tadinya sedang melawan Wen Chao pun segera mengambil kesempatan. Ia segera menusuk perut Wen Chao dari depan.

"URGH!"

Mulutnya mengeluarkan banyak darah. Ia melotot pada Mingjue. Dengan dinginnya, Mingjue segera menarik lagi pedangnya dari perut Wen Chao. A-Yao memukul kepala Wen Chao dengan cambuk tempurnya. Wen Chao terhuyung dan terjatuh. Mingjue segera menarik kepalanya.

Dan....

Crak!

Wen Chao dipenggal.

Mingjue mengangkat tinggi kepalanya.

"SEKTE WEN! PERHATIKAN! PEMIMPIN ANDA TELAH KALAH! SEBAIKNYA ANDA MENYERAH!"

Tentara milik Wen Chao terhenti. Mereka melihat kepala Wen Chao di tangan Mingjue. Terdiam.

"LETAKKAN SENJATA KALIAN SEMUA! MENYERAHLAH!"

Tentara Wen Chao awalnya ragu-ragu. Namun akhirnya mereka semua meletakkan senjata mereka.

Peperangan berakhir.

-to be continue-

You [mdzs fanfic bl]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang