Chapter 31- Serangan di YunMengJiang

1.1K 130 64
                                    

Author POV

5 bulan kemudian....

A-Yao dan A-Jue mengunjungi YunMengJiang karena diundang oleh Jiang Fengmian untuk membahas sesuatu. Di ruang rapat, meskipun Fengmian tetap tersenyum seperti biasa, mukanya terlihat pucat. Ia sepertinya memiliki masalah.

"Ada apa JiangZhongZu?" tanya A-Jue.

"Wen Chao memunculkan pergerakan lagi di YunMeng."

Mereka terdiam. A-Yao dan A-Jue mulai mengerti apa yang ingin disampaikan Fengmian.

"Jika terjadi sesuatu pada YunMengJiang. Saya sangat memohon bantuan dari ChiFeng-Zun dan LianFang-Zun."

A-Yao dan A-Jue mengangguk. Fengmian adalah orang yang berterus-terang. Jika ia tidak memberitahu pola pergerakan ini, maka itu artinya pergerakan ini masih belum terlalu menonjol. Mungkin... seperti kunjungan Wen Chao?

"Kunjungan Wen Chao kah?" tanya A-Yao.

Fengmian mengangguk.

"Jika Wen Chao yang awalnya ingin memusnahkan Jiang Cheng tiba-tiba mengunjungi YunMeng dan mengungkapkan kata-kata mengancam. Maka itu ada sesuatu yang mencurigakan."

Wajah pucat itu membentuk sebuah garis hitam. Menandakan ia terlalu khawatir.

"Aku hanya takut Jiang Cheng beserta kandungannya...."

"Aku akan melindungi Jiang Cheng," ujar A-Yao.

Mukanya kini sudah lebih baik. Meskipun masih termasuk pucat.

"Terima kasih."

Rapat selesai dengan tegangnya. A-Yao merasa khawatir dengan Fengmian. Ia adalah paman terbaiknya. Meskipun begitu, ia hanya bisa berbuat seperti ini.

Ia merasa ingin berjalan-jalan di Dermaga Lotus. Dan ia melihat dengan Jiang Cheng beserta kandungan yang besar itu. Di samping Jiang Cheng ada Xichen yang mengelus perut besarnya. Mereka tidak menyadari A-Yao yang melihat mereka dari kejauhan.

A-Yao hanya tersenyum melihat mereka. Lalu ia pun pergi, tidak ingin mengganggu. Melihat itu, A-Yao entah kenapa semakin ingin melindungi Jiang Cheng. Ia sadar, Xichen yang sekarang bukanlah Xichen yang dulu ia kenal, ia mencintai Jiang Cheng, itulah mengapa ada keberadaan janin itu. Ia juga sadar, A-Yao yang sekarang, juga bukanlah A-Yao yang dulu.

Dilihat dari cara berbicara dan gerak-gerik. Ia menyadari ada sedikit perubahan. Ia telah berubah. Ia telah kehilangan jati dirinya yang dulu. Lihat saja, dulu ia sangat aktif, selalu ingin kabur dan jalan-jalan. Tapi sekarang, ia telah betah tinggal dalam kandang. Mengurusi urusan sekte. Dulu, ia sangat suka melanggar aturan. Sekarang, ia menaati semua peraturan di Unclean Realm. Menjadi seperti ini memang sangat berubah drastis. Dari liar menjadi jinak.

Setelah pergi dari Dermaga Lotus, A-Yao dan A-Jue memutuskan untuk kembali ke Unclean Realm.

Satu bulan kemudian, di Aula Utama Sekte Wen...

Wen Chao menyerang YunMengJiang. Terjadi kebakaran dan ledakan di mana-mana. A-Yao dan A-Jue segera menyelamatkan Jiang Cheng. Kini ia berada di gerbang YunMengJiang. Jiang Cheng terus memberontak.

"AYAH DAN IBU MASIH ADA DI DALAM!"

Jiang Cheng menangis. A-Yao tetap berusaha menahan Jiang Cheng.

"LEPASKAN AKU! LEPASKAN! SELAMATKAN MEREKA! KUMOHON!"

A-Yao juga ikut menangis. Tapi ia tidak terisak. Ia tahu rasanya kehilangan orang tua.

"JIANG CHENG! PAMAN MENGORBANKAN DIRINYA UNTUKMU! APA KAU INGIN MENYIA-NYIAKAN PENGORBANAN PAMAN?!"

Jiang Cheng tetap memberontak.

"APA YANG KAU KETAHUI?! KAU BAHKAN TIDAK TAHU RASANYA KEHILANGAN ORANG TUA!"

A-Yao terpaksa menotok Jiang Cheng. Jiang Cheng pingsan. A-Jue segera membantu A-Yao menopangnya. Mereka kabur dari YunMengJiang dengan mengendarai kuda.

Dalam perjalanan, A-Yao sempat berbalik untuk melihat YunMengJiang. Air matanya menitik. Mau bagaimana pun, Jiang Fengmian adalah teman ayahnya, ia sangat baik. Ia hampir seperti keluarga, mau bagaimana pun. Satu hal yang paling menyakitkan dari dunia ini adalah semua makhluk bisa mengalami apa yang dinamakannya 'Kematian'.

Bahkan untuk seorang immortal saja akan bereinkarnasi. Itu sama halnya dengan kematian dan kelahiran kembali.

A-Yao pun kembali mengendarai kudanya dengan serius.

Di tempat Wen Chao...

Setelah menusuk Fengmian dengan Yu Ziyuan dalam satu pedang. Wen Chao mendapatkan berita bahwa Jiang Cheng sudah dibawa pergi entah kemana. Wen Chao marah dan membanting pedang yang berlumuran darah itu. Fengmian dan Madam Yu telah menjadi mayat.

"KAU MEMBIARKAN DIA KABUR?!"

"Maaf.... maafkan hamba!" Prajurit itu bergetar ketakutan.

"TIDAK BERGUNA!"

Wen Chao bergetar marah.

Di Unclean Realm...

Jiang Cheng siuman. Ia melihat bahwa ia berada di kamar seseorang. Ia berusaha bangun.

"Jangan bergerak. Kandunganmu hampir saja keguguran. Untung saja ada tabib yang menyelamatkannya."

Jiang Cheng melihat A-Yao yang berdiri di samping ranjangnya.

"Ayahku? Bagaimana dengannya?"

"Pikirkanlah anak dalam kandunganmu."

Jiang Cheng panik. Ia segera bangun dan berusaha pergi dari sana. A-Yao menahannya.

"Kandunganmu, Adik Ipar."

"Tidak, aku ingin mencari ayahku."

Kandungan Jiang Cheng bergerak. Jiang Cheng terkejut. Ia memegang perut besarnya.

"Ada apa?! Apa yang terjadi?!" A-Yao panik.

"Anakku.... bergerak."

"Duduklah... duduk."

Itu bergerak lagi. Jiang Cheng terlonjak.

"Aku.... aku selama 6 bulan ini.... tidak pernah merasakan pergerakan ini... ini...."

A-Yao menopang Jiang Cheng yang hampir tumbang.

"Adik ipar....?"

Jiang Cheng tertawa sambil menangis. Kakinya lemas. Ia pun runtuh. A-Yao berusaha menopangnya, namun ia tidak kuat. Mereka berdua terjatuh. Untung saja kandungan Jiang Cheng tidak apa-apa karena jatuhan itu.

Jiang Cheng meremas baju bagian dadanya. Ia sesak.

"Bagaimana bisa aku tidak merasakannya?! Ayah.... ayah pasti telah meninggal 'kan?!"

A-Yao memeluk Jiang Cheng sedih. Ia juga ikut menangis.

"Anakmu... sudah dapat merasakan perasaan ibunya.... jagalah ia dengan baik." Di tengah segukannya. A-Yao sedikit terbata-bata. Mau bagaimana pun juga, Fengmian juga bagian dari keluarganya. Ia adalah ayah dari Kakak ipar dan adik iparnya. Ia juga baik. Mereka telah saling mengenal sejak berumur 12 tahun. Ia tahu Jiang Fengmian seperti apa.

Jiang Cheng memeluk A-Yao.

"Hahahahaha... Wu..... hhh......" isakan dan tawaan sakit Jiang Cheng terdengar menggebu di sana.

"Anakmu... tidak ingin ibunya semakin tersakiti.... maka.... bisakah kau berhenti mencari paman? Bisakah........"

"Tapi ia adalah ayahku.... ia adalah ayahku!"

"Ia juga adalah teman ayahku....."

"Ia adalah pamanku......"

Bagi mereka, di semua pendahulu sekte. Nama Fengmian tetap sesegar angin dan seterang bulan.

Mau bagaimana pun juga, Fengmian kini hanya tinggal nama.

-to be continue-

You [mdzs fanfic bl]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang