Chapter 43- Perencanaan Kampanye Sunshot

734 101 9
                                    

Author POV

Keesokannya....

Jin Guangyao berada di LanLingJin di bagian Aula Pemakaman Leluhur. Sekte Jin tidak lagi memakai baju kuning megah seperti yang kalian ketahui. Untuk menunjukkan rasa berduka, Sekte Jin memakai baju putih tanda berkabung.

A-Yao duduk di depan 4 makam. Makam Guangshan yang paling tengah, Makam Meng Shi di sebelah kanan Guangshan, Makam Bibi Mo di sebelah kiri Guangshan dan Makam DaGenya yang berada di sebelah kanan Bibi Mo. Tatapan matanya sedikit kosong. Melihat itu Qi-er, A-Yin, Yue-er berjalan mendekati dirinya. A-Yin dan Yue-er duduk mengapit dirinya. Qi-er di serong belakang A-Yao.

"Ibu....."

A-Yao menoleh ke Qi-er.

"Ibu... sudah sangat malam.... ayo pulang," ujar Yue-er.

A-Yao memalingkan mukanya. Ia kembali menatap 4 makam di depannya.

"Kalian pulanglah bersama ayah kalian...."

A-Yin menggoncang tubuhnya.

"Ibu tidak pulang A-Yin juga tidak pulang!"

A-Yao menatap A-Yin. Ekspresi marah milik Nie Mingjue terlukis di wajahnya. Benar-benar replika Nie Mingjue.

"A-Yin, Yue-er, Qi-er..... kalian bersama Paman Wen Ning dan Paman Xuanyu dulu...."

Suara Mingjue terdengar. Mereka bertiga segera menoleh ke ayah mereka. Tanpa perlu diulang dengan tergesa-gesa keluar. Berebutan.

Kini hanya tinggal A-Yao dan Mingjue di sana...

"A-Yao."

Mingjue duduk di sampingnya. Meletakkan empat dupa, masing-masing satu di tempat dupa.

"Ingin menangis... maka menangislah...."

A-Yao menoleh melihat makam DaGenya. Makam DaGenya itu sebenarnya kosong, karena mayat DaGenya tidak ditemukan di jurang WuLaNaLa. Entahlah apakah DaGenya masih hidup atau memang sudah meninggal.

"Makam ini.... sudah bertambah a..."

Satu hal yang diharapkan A-Yao adalah bahwa DaGenya masih hidup. DaGenya akan kembali ke Sekte Jin. Namun... ia tidak tahu jika kematian DaGenya itu benar atau tidak.

Ia hanya bisa berharap. Nie Mingjue menatapnya lekat-lekat. Tanpa disadari ia mengangkat tangannya dan mengusap kepala A-Yao.

"Kau masih memiliki Xuanyu, Jin Ling, Jin Huo, Qi-er, A-Yin, Yue-er dan aku......"

A-Yao membeku.

"Kau tidak sendiri A-Yao...."

Air mata menetes satu. Lalu disusulkan yang lain. Isakan yang ia tahan pun terdengar. Ia memeluk Mingjue erat.

"Pak.... Tua........"

Mingjue mendengus. Ia membalas pelukan A-Yao.

"Dasar anak liar."

Keesokannya....

LianFang-Zun mengadakan pertemuan 4 sekte, yaitu Sekte Jin, Sekte Jiang, Sekte Lan, dan Sekte Nie di Balai Ibu Kota Kerajaan Sha.

"Wen Chao sudah keterlaluan! Sudah ada dua sekte yang ia serang! Jika ini terus dibiarkan maka tidak terhitung lagi orang-orang yang mati akibat peperangan ini!" A-Jue menyampaikan pengumuman tentang Kampanye Sunshot.

Semua orang memperhatikan Mingjue dan A-Yao yang berada di meja pemimpin.

"Menurut hukum keadilan Kerajaan Sha! Wen Chao harus menjalankan eksekusi mati!" ujar Mingjue

Semua orang dari 4 sekte menatap A-Yao terkejut. 4 orang tetua dari 4 sekte menghadap A-Yao.

"LianFang-Zun, ChiFeng-Zun, hamba ingin memyampaikan pandangan kami."

"4 tetua sekte, silahkan," ujar Mingjue.

"Wen Chao adalah putra ke-2 dari Wen Ruohan. Dengan membunuhnya bukankah akan merusak hubungan ke-5 sekte?"

"Wen Chao telah membunuh banyak orang. Banyak prajurit juga disalahgunakan. Jika karena kedudukan ayahnya kita memaafkannya, apakah di dunia ini peraturan masih berlaku?!" ujar Mingjue.

"Namun, bisakah ChiFeng-Zun dan LianFang-Zun meringankan hukumannya? Berilah Wen Ruohan sedikit harga diri."

"Hukum adalah hukum. Korupsi dan mencuri dihukum potong tangan, memfitnah dihukum potong lidah. Dan menyalahkangunakan tentara serta membunuh... dihukum mati. Tidak memandang siapa pun itu!" ujar Mingjue.

Mingjue menatap tajam 4 tetua dari 4 sekte itu.

"Anda mengerti?"

"Demi memandang harga diri Wen Ruohan. Berikanlah sedikit keringanan ChiFeng-Zun, LianFang-Zun."

A-Yao muak. Ia segera bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan ke tengah-tengah ruangan. Dimana 4 tetua sekte itu menghadapnya.

"Belia ada pertanyaan yang ingin disampaikan kepada tuan-tuan terhormat."

Nada suaranya terdengar sedikit lembut namun tegas. Ekspresinya mungkin tersenyum namun ada aura mendominasi.

"Apa tujuan Anda melindungi sekte kalian?"

Semua orang di sana kebingungan.

Jawabannya sudah jelas bukan?

Hening.

"Melindungi rakyat! Melindungi negara! Ketentraman dunia! Jawaban kalian memang sudah sangat jelas. Belia tahu isi hati dari kalian semua! Tapi...."

"Bagaimana cara kalian mempraktekkannya? Ketentraman Kerajaan Sha bukan hanya berasal dari Sekte Jiang! Bukan hanya dari Sekte Jin! Sekte Lan! Ataupun Sekte Nie! Lebih-lebih lagi bukan hanya dari Sekte Wen!"

A-Yao mulai berkeliling berteriak dengan suara lantang. Supaya mereka semua bisa mendengarnya.

"Ketentraman Kerajaan Sha berawal dari ketentraman 5 sekte besar! Dengan semua sekte aman Kerajaan Sha bisa berjalan maksimal! Maka karena itu belia masih ada satu pertanyaan lagi."

"Jika satu parasit muncul di 5 sekte kita.... dan mengganggu ketentraman dunia.... apakah kau akan membiarkannya?"

"Membiarkannya membunuh ribuan orang tak berdosa di sana... membiarkannya menyalahgunakan tentara pelindung Kerajaan Sha... keluarga kita tidak dapat hidup tenang! Beberapa bahkan telah mati! Semua pertumpahan darah terjadi dimana-mana! Semua karena satu parasit ini! Apakah kalian akan membiarkannya melakukan semua itu?! Hanya karena ia memiliki kedudukan?!"

"Tidak!"

Semua orang menjawabnya. A-Yao kembali ke depan tempat duduk pemimpin.

"SEMUANYA! DENGARKAN AKU! AKU LIANFANG-ZUN! BERJANJI APAPUN YANG TERJADI! AKU BERADA DISINI UNTUK MEMBERANTAS KEJAHATAN! TAK PEDULI APA RESIKONYA AKU TETAP BERADA DI SINI! BERDIRI UNTUK KALIAN! KINI SEKTE WEN TELAH MENCELAKAI BANYAK ORANG DISANA! KETENTRAMAN DUNIA TELAH TERANCAM! BERSEDIAKAH KALIAN MEMBANTUKU UNTUK MELAWANNYA?! BERSEDIAKAH KALIAN?!"

Beberapa tentara menggebrakkan tongkat pedang mereka ke lantai.

"Kami bersedia!"

A-Yao menatap 4 tetua dari 4 sekte. Para tetua itu terdiam.

"Ini....."

"Sepertinya semakin dibahas semakin rumit dan bertentangan ah....." ujar A-Yao.

A-Yao menatap A-Jue yang masih duduk di kursi pemimpin.

"Rapat ini sebaiknya diadakan lagi besok. Sekarang kita sudah memutuskan untuk melakukan eksekusi Wen Chao," ujar A-Jue.

A-Yao dan A-Jue keluar dari aula balai kota itu. Tetua Nie dari 4 tetua tadi segera membungkuk.

"Tuan-tuan.... saya akan berusaha membujuk ChiFeng-Zun dan LianFang-Zun."

-to be continue-

You [mdzs fanfic bl]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang