Chapter 56- Qi-Er dan Para Saudara-Saudarinya

527 61 56
                                    

Author POV

Qi-er diangkat menjadi Putra Mahkota sejak Nie Mingjue dinobatkan menjadi Kaisar Nie. Nie Yin dinobatkan menjadi Putri Mahkota dan Nie Yue dinobatkan menjadi Putri Kedua.

Sejak orang tua mereka memerintah di Kerajaan Nie. Tempat tinggal mereka bukan lagi di Sekte Nie. Sekte Nie sekarang dipimpin oleh Huaisang.

Hari ini mereka bertiga diajak oleh Wen Ning untuk pergi mempelajari mayat hidup. Selain itu, di sana juga ada Jin Huo (Jin Zixie, anak keduanya Jin Zixuan, laki-laki Alpha), Lan Hong (Lan Xiyuan, anak pertama Xicheng, laki laki Alpha), Wen Rong, Wen Ran.

Juga ada beberapa saudara-saudari Qi-er yang baru baik dari Wangxian, Xicheng, dan Ningyu (Wen Ning × Mo Xuanyu). Yaitu Lan MiYin (anak kedua Xicheng, perempuan), Jiang Ruxun (anak ketiga dari Xicheng, laki-laki Beta, penerus generasi Jiang), Lan MoRan (Anak kedua Wangxian, Laki-Laki Alpha), dan Wen Ling (Anak ketiga Ningyu, Perempuan).

Qi-er dan kedua adiknya berlarian menuju gerbang depan Kekaisaran serikat. Di sana hanya terlihat Wen Ning, Wen Rong, Wen Ran, dan Wen Ling, serta banyak kuda lainnya yang akan ditunggangi olehnya dan saudara-saudaranya.

"Paman Wen!" panggil Nie Yin.

Nie Yin berlari, melompat pada Wen Ning, dan memeluk pinggangnya. Wen Ning tertawa sambil mengacak rambut Nie Yin. Nie Yue berlari kepada Wen Ning setelah sampai di sana ia membungkuk dan memberi salam.

"Paman."

Lalu tak lama kemudian, sekerumunan para remaja dan kerumunan anak kecil lainnya pun datang.

"Yo! Qi-er!"

Dua orang remaja berlari mendekati Qi-er. Satu pakai baju Sekte Jin dan satu pakai baju Sekte Lan. Itu Jin Zixie (Jin Huo) dan Lan Xiyuan (Lan Hong).

Zixie merangkul Qi-er dan mengacak-acak rambutnya.

"Wah! Kau sudah besar juga ternyata! Lihat kau bahkan sudah setinggi bahuku!"

Qi-er hanya terkekeh pelan dan pasrah rambutnya diacak-acak kakak sepupunya itu. Setelah selesai mengacak dan melepas rangkulan, Xiyuan segera memeluk tubuh Qi-er yang lebih mungil dari mereka berdua.

"Yo."

Qi-er hanya tersenyum hangat. Tak lama Xiyuan mengeraskan pelukannya. Membuat Qi-er sesak nafas.

"Ehek! Hong-geeee!"

Qi-er pun lemas dan ia pun dilepaskan Xiyuan. Xiyuan tertawa. Setelah itu mereka pun menaiki kuda. Nie Yin naik ke kuda Wen Ning, wajahnya terlihat sangat antusias. Nie Yue naik ke kuda Qi-er. Mereka semua menaiki kuda masing-masing.

Cha!

Kuda-kuda itu pun dicambuk oleh mereka. Berlari menyusuri hutan belukar.

Beberapa menit kemudian. Mereka telah sampai di sebuah hutan. Di sana ada banyak mayat hidup namun tidak berbahaya. Itu adalah mayat hidup yang jinak.

Wen Ning dan kerumunan yang ada di belakangnya bersembunyi. Beserta Nie Yin dan Nie Yue. Di depan yang tak terlalu jauh dari mereka terdapat sebuah mayat hidup jinak, yang berjalan lambat.

"Kalian lihat itu? Itu mayat hidup jinak. Jenis mayat hidup jinak ini tidak akan membunuhmu dan tidak akan menyemburkan serbuk mayat. Kau bahkan bisa memegangnya. Asal jangan memeluknya, kau akan membuatnya marah dan dikejar-kejar olehnya. Mengerti?"

Para kerumunan anak-anak mengangguk-angguk paham, kecuali Nie Yin dan Nie Yue.

"Paman, kenapa bisa dikejar-kejar seperti itu jika memeluknya?"

"Dia merasa asing, Nie Yin."

"Kenapa merasa asing, paman?"

"Dia tidak terbiasa, Nie Yin."

Wen Ning tertawa sambil mengacak-acak rambutnya.

"Banyak sekali yang ingin kau ketahui, Nie Yin."

Wen Ning melihat sekeliling. Sudah tidak ada mayat lagi kecuali yang sedang berjalan dengan lamban itu.

"Sudah, kalian ingin melihatnya lebih dekat kan? Kalian boleh. Tapi jangan memeluknya ya. Cukup Zixie pada saat masih kecil saja yang pernah dikejar olehnya."

Zixie mengerucutkan bibirnya. Semuanya tertawa melihat wajah masam Zixie akibat olokan Wen Ning. Mereka segera berlarian mendekati mayat hidup itu dan disusul oleh Wen Ning.

Mereka mengelilingi mayat itu. Mayat itu menatap bingung pada mereka, lalu mayat itu menunduk ketakutan.

"Hei hei. Jangan buat dia ketakutan," ujar Wen Ning.

"Iya paman," ujar mereka semua serempak.

Mereka pun akhirnya memberi ruang sedikit pada mayat itu.

"Wah ini sangat menakjubkan," ujar Lan Miyin.

Mereka semua kecuali Qi-er, Lan Xiyuan, Jin Zixie, dan kedua anak Wen Ning, Wen Rong dan Wen Ran menatap takjub pada mayat hidup itu. Seperti melihat hal baru.

Nie Yin mendongak menatap mayat hidup itu dengan antusias. Mata besar itu bersinar-sinar melihatnya. Mayat itu memiringkan sedikit kepalanya. Nie Yin secara refleks juga ikut memiringkan kepalanya.

"Ha-hai..." sapa mayat itu.

Mendengar mayat itu berbicara Lan Miyin, Jiang Ruxun, Lan Moran, dan Wen Ling segera mundur dan bersembunyi di belakang Wen Ning.

"Paman, mayat itu berbicara paman...."

"Paman, ada hantu yang berbicara di sini...."

"......" (ini anak Wangxian, Lan Moran).

Semuanya mundur kecuali Nie Yin.

"Hai juga mayat."

Wen Ning tertawa kecil melihat interaksi Nie Yin dan mayat hidup itu. Ia mengusap kepala Jiang Ruxun dan Lan Miyin.

"Hei... apakah kalian tidak malu dengan Nie Yin? Dia masih berumur 4 tahun tapi dia malah lebih berani dari kalian."

Wen Ning menunjukkan senyum menenangkan pada mereka.

"Tenanglah, aku tidak akan membawa kalian untuk melihat makhluk berbahaya di umur segini. Ini mayat jinak, dan ingat ini adalah Mayat Hidup. Di mana masih ada titik kesadaran seperti orang hidup walau hanya sedikit."

Mereka semua pun perlahan-lahan keluar dari persembunyian di belakang Wen Ning. Perlahan-lahan berjalan mendekati mayat itu lagi.

Di tempat A-Yao dan Mingjue...

A-Yao belakangan ini merasa mual dan tidak suka makanan berbau amis. Hal ini membuat beberapa pelayan merasa khawatir pada HuangHou mereka. A-Yao pun meminta tabib untuk memeriksa keadaannya.

Dan sekarang ia berada di kamar pribadinya dan Mingjue. Tabib itu merasakan denyut nadinya. Dan ekspresinya berubah menjadi gembira.

"Selamat HuangHou! HuangHou sedang mengandung seorang anak. Diperkirakan dari denyut nadinya, usia kandungan HuangHou baru 2 hari."

Tabib itu membungkuk. A-Yao terkejut. Bukankah sudah terlalu tua untuknya hamil lagi?

A-Yao segera membayar tabib itu. Lalu, tabib itu pamit. Awalnya wajahnya sedikit terlipat. Mengingat ia sudah melahirkan 3 anak untuk Mingjue. Dan sekarang tambah lagi?!

Dasar Mingjue. Penuh nafsu....

A-Yao pun menghela nafasnya pelan. Lalu, seulas senyum terlukis di wajahnya.

Ini adalah anak yang terakhir. Jangan sampai kau membuatku hamil lagi setelah melahirkan anak ini, Pak Tua!

Yaah... meskipun ia tersenyum. Hatinya merutuki kelakuan lucknut suaminya yang menghamilinya.

-to be continue-

You [mdzs fanfic bl]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang