Chapter 2- Pemaksaan

2.4K 283 36
                                    

Author POV

Pada keesokan harinya....

Seorang pelayan pria memasuki Kamar Jin Guang Yao dengan nampan yang berisi makanan dan minuman untuk A-Yao. A-Yao sudah bangun dan duduk di meja makannya dalam keadaan rapi. Pelayan itu menaruh makanan dan minuman itu di atas meja A-Yao. Saat pelayan itu baru saja ingin pergi ke pintu kamar...

"Tunggu!" teriak A-Yao.

Pelayan itu berbalik menghadap A-Yao.

"Ada apa Tuan Jin Guang Yao?" tanya pelayan itu.

"Mendekatlah ada yang ingin ku bisikkan," jawab A-Yao.

Pelayan itu mendekat dan menyodorkan telinganya. Tangan A-Yao langsung menotok bagian selangka pelayan itu, sehingga pelayan itu pingsan.

"Berhasil," gumam A-Yao.

Ia bertukar pakaian dengan pelayan itu dan membawa nampan, uang saku yang ada pada bajunya beserta kantung bau mint itu keluar dari kamarnya.

Banyak yang tidak menyadari bahwa itu adalah A-Yao karena A-Yao sedikit menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya. Jin Zixuan dan Jin Guangshan juga sedang sibuk, tak ada yang menjaga A-Yao. Penjaga pintu kamar A-Yao yang disuruh oleh Jin Zixuan untuk menjaga A-Yao juga tidak mengenal A-Yao. A-Yao berjalan keluar dari Carp Tower. Setelah berada di luar Carp Tower A-Yao langsung membuang nampan itu dan segera berlari.

"KEBEBASAN YEAAAY!!!!" teriak A-Yao sambil berlari.

Dan A-Yao berkeliling di Kota Lanling seperti semula.

Sedangkan di Carp Tower...

Jin Zixuan masuk ke Kamar A-Yao. Ia mengira orang yang memakai Baju A-Yao itu adalah A-Yao. Tapi, ia heran orang itu tiduran di meja itu. Jin Zixuan membalikkan tubuh orang yang tertidur itu. Dan ia terkejut ternyata orang itu bukanlah A-Yao. Muncullah persikuan di kepalanya.

"JIN GUANG YAOOOOOOO!!!!!"

Jin Zixuan segera menemui ayahnya yang berada di aula.

"Ayah A-Yao kabur!" lapor Zixuan.

"APA?! BUKANKAH AKU SURUH KAU UNTUK MENJAGANYA DENGAN BAIK?! BAGAIMANA BISA KAU LALAI!" bentak Guangshan.

Zixuan menundukkan kepalanya. Jin Guangshan langsung menyuruh anak buahnya untuk mencari A-Yao di Kota Lanling.

Sedangkan di tempat A-Yao...

A-Yao telah sampai di sebuah tempat terpencil dalam hutan daerah Lanling. Di hutan itu terdapat sebuah rumah kecil. A-Yao pun mendekati rumah itu dan mengetuk pintunya pelan.

"Bibi Yuan Hua!" panggil A-Yao.

Catatan: Bibi Yuan Hua itu OC saya sebagai penambah bumbu cerita.

Pintu itu terbuka dan menampakkan seorang wanita tua dengan baju yang sederhana dan tersenyum.

"Ah Siau Yao rupanya masuklah," sambut Bibi Yuan Hua.

Catatan: Siau dalam Siau Yao itu hanya sebuah panggilan kepada orang yang kita kenal dalam chinese.

A-Yao pun masuk ke dalam rumah itu. Dan duduk di ruang tamu. Bibi Yuan Hua menyiapkan teh hangat kesukaan A-Yao. A-Yao biasanya datang ke Rumah Bibi Yuan Hua bila ada masalah yang ingin diceritakan.

"Ada masalah apa?" tanya Bibi Yuan Hua.

"Ayahku menjodohkan aku dengan Pemimpin Sekte Qinghe Nie."

A-Yao menampilkan ekspresi wajah yang sedih.

"Aku saja baru baru ini tahu namanya, tahu dia hidup saja dari dulu aku tidak tahu, bagaimana aku bisa menikah dengannya? Apalagi dengar dengar dia itu pemarah, tidak bertoleransi, dan kaku," lanjut A-Yao.

Bibi Yuan Hua menepuk pundak A-Yao pelan dengan senyuman hangat. Bibi Yuan Hua itu teman masa kecilnya Ibu A-Yao. Dan Ibu A-Yao sering menjenguknya bersama A-Yao sejak kecil. Jadi, jangan heran jika mereka sangat dekat.

"Bibi sering mendengar gosip tentang pemimpin sekte ini. Ia memang pemarah, tidak bertoleransi, dan kaku. Tapi, gosip hanyalah gosip. Kita tidak tahu jika itu benar atau tidak. Dan bibi tebak jika kamu kabur dari Carp Tower," ucap Bibi Yuan Hua.

"Hehehe."

Bibi Yuan Hua menggelengkan kepalanya sambil menghela nafasnya.

"Dasar nakal, bagaimana jika ayahmu menghukummu lagi?" tanya Bibi Yuan Hua.

"Yah sudah hukum ya hukum. Itu tidak akan membuatku berubah pikiran," jawab A-Yao.

Bibi Yuan Hua baru menyadari bahwa pakaian A-Yao berbeda seperti biasanya.

"Kenapa kau memakai pakaian pelayan? Jangan bilang jika ayahmu mengurungmu lalu kau menyamar."

"Hehe itu benar," jawab A-Yao.

Bibi Yuan Hua menyentil kening A-Yao. A-Yao meringis.

"Apa yang ibumu ngidamkan saat mengandungmu?"

A-Yao mendengus. Dan ia mengusap keningnya yang disentil. Ia lalu meminum teh buatan Bibi Yuan Hua.

"Lagipula, aku tidak mencintai Pemimpin sekte ini. Aku ada kekasih!"

Bibi Yuan Hua langsung tersedak air ludahnya karena terkejut. A-Yao dengan panik menepuk punggung bagian atas Bibi Yuan Hua. Setelah Bibi Yuan Hua selesai batuk. Ia memukul bahu A-Yao.

"Kau punya kekasih di umur 17 tahun?! Siapa?!"

"Uhhh... rahasia," jawab A-Yao.

"A-Yao! Kau masih tergolong kecil! Kau tidak mengerti!"

"Ayolah bibi, dia itu pria baik dan lembut tampan lagi. A-Yao tidak akan salah menilai," bujuk A-Yao.

Bibi Yuan Hua menggelengkan kepalanya.

"Jika ayahmu mengetahuinya, ia pasti akan mengamuk," ucap Bibi Yuan Hua.

"Ingatlah A-Yao. Jangan mudah untuk jatuh cinta," ucap Bibi Yuan Hua.

"Kenapa?" tanya A-Yao.

"Karena jika orang yang kamu cintai mengecewakanmu kamu akan tersakiti. Dan rasa sakit itu dalam," lanjut Bibi Yuan Hua.

A-Yao terdiam. Bibi Yuan Hua tersenyum tipis.

"Ibumu jatuh cinta dengan ayahmu duluan dan lihatlah bagaimana dengan dia sekarang, hanya tinggal nama. A-Yao bibi tak ingin kau seperti itu. Seseorang terkadang tampak baik tapi hatinya busuk."

A-Yao tahu kasus kematian ibunya sejak dulu. Saat ibunya mengandung A-Yao, ia difitnah dan ayahnya langsung memberinya hukuman mati setelah ia telah melahirkan A-Yao.

Bibi Yuan Hua memegang tangan A-Yao menatap lembut A-Yao yang menunduk sedih. Ia juga kasihan dengan A-Yao.

"Aku izin pergi," ucap A-Yao.

Lalu, ia pun meninggalkan rumah itu dan kembali ke Carp Tower. Sesampainya di Carp Tower, ayahnya memarahinya. Tetapi, ayahnya tidak menghukum A-Yao. Ini sangat mencurigakan bagi A-Yao.

Pada saat malam harinya, Jin Zixuan memasuki kamar A-Yao.

"A-Yao, aku ingin memberitahumu sesuatu," ucap Zixuan.

"Apa itu?" tanya A-Yao.

"Besok kau akan menikah, itulah sebabnya ayah tidak menghukummu," jawab Zixuan lalu pergi.

A-Yao terkejut. Ia pun marah.

"HEI KENAPA KAU TIDAK MEMBERITAHUKU?! KENAPA DADAKAN?! HEI ZIXUAN!" bentak A-Yao.

Tidak direspon. Dan pintu kamarnya dikunci lagi.

A-Yao duduk di ranjangnya ia menangis. Terisak isak.

"Pemaksaan! Pemaksaan!"

-to be continue-

JANGAN LUPA VOMMENT YA~! 😙😙😙😙

You [mdzs fanfic bl]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang