Chapter 36- Pernikahan HuaiYi

1.2K 138 92
                                    

Author POV

Dua hari kemudian...

Sebuah kereta pengantin Omega tiba di Unclean Realm. Lan Jingyi disambut oleh Huaisang beserta dengan Nie Mingjue dan Jin Guangyao. Di balik kain pengantin itu, hanya wajah lesu yang terlihat. Huaisang tetap dengan senyum khasnya.

Setelah ritual pernikahan selesai, Jingyi memasuki kamar pengantin dan Huaisang mengurusi para tamu.

Saat mengurusi tamu...

"Aiya bukankah ini headshaker yang waktu itu?"

Huaisang menengok ke arah sumber suara. Itu adalah musuhnya, Nie YunTou. Huaisang tetap pada senyumnya.

"Halo. Teman lama."

Meskipun ia tersenyum, ia memancarkan aura gelap.

"Headshaker, kau tahu? Kau terlalu beruntung. Jingyi adalah Omega yang disukai banyak orang. Haiyaaa Jingyi yang malang, bagaimana bisa ia menikahi seorang headshaker sepertimu hm?"

"Kita memang berjodoh YunTou. Dan ya, kau benar, aku memang sangat beruntung sejak lahir. Maka maaf jika itu sangat membuatmu iri."

Huaisang baru saja ingin beranjak pergi.

"Cepat atau lambat Jingyi pasti akan sangat muak denganmu, kau anak bodoh. Headshaker!"

Huaisang berhenti. Ia menghela nafasnya. Ia berbalik dengan ekspresi dingin.

"Kau mau bertengkar?"

"Memangnya kau bisa?"

Segera Huaisang meninju pipi YunTou sampai ia terjatuh. Huaisang menarik kerah bajunya, ia ingin meninjunya lagi. YunTou sampai berdarah.

"NIE HUAISANG!"

Mingjue menarik Huaisang yang memberontak. YunTou segera diamankan. Dan kini Huaisang berada di Aula Hukuman bersama Mingjue. Ekspresi Huaisang dingin.

"Kau tahu kau salah?"

"Mn."

"KENAPA KAU MELAKUKANNYA?!"

Huaisang tidak menjawab. Mingjue menghela nafasnya.

"Dengar. Ini pernikahanmu. Seharusnya ini meriah, bukan dengan adegan seperti tadi!"

"Ini bukan pernikahan yang kuinginkan."

"Demi Sekte Nie, Huaisang."

Huaisang awalnya juga terdiam. Lalu ia membuka suara.

"Aku juga Alpha. Aku seharusnya bisa mengatur hidupku sendiri."

"Kau adalah Alpha ke-2 Sekte Nie. Kau seharusnya rela berkorban demi Sekte Nie."

Mingjue menghela nafasnya.

"Aku juga awalnya terpaksa menikahi Kakak Iparmu. Tapi lihatlah kami sekarang, kita bisa bertahan."

Mingjue menepuk bahu Huaisang.

"Belajarlah menerima Jingyi. Ia adalah istrimu sekarang."

Tangan Huaisang mengepal. Hampir berdarah. Mingjue tahu seberapa marahnya dia, dipaksa kawin, ditindas musuh. Apalagi di hari pernikahannya.

"Temuilah Jingyi. Pesta tadi sudah dibubarkan."

Huaisang mengangguk. Ia pergi ke kamar pengantin dengan ekspresi yang sama. Mingjue memijit pelipisnya.

"Baik-baiklah dengan Jingyi."

Di kamar pengantin...

Huaisang memasuki kamar. Ia lalu menutup pintu kamar. Ia mendekati Jingyi dan duduk di sampingnya. Tidak ada yang berbicara. Huaisang masih enggan membuka kain pengantinnya.

Suasana menjadi canggung. Ditambah Jingyi yang sedikit melirik untuk melihat Huaisang. Ekspresinya sangat dingin. Merasa tidak suka dengan suasana ini, Jingyi pun membuka suara.

"Kak Huaisang...."

"Hm."

"Kau.... kenapa?"

"Tidak apa-apa."

"Kau bohong."

Jingyi berusaha membuka kain pengantinnya namun dicegah Huaisang.

"Biarkan aku membukanya. Itu akan sangat tidak sopan jika kau membukanya sendiri."

Jingyi mengangguk. Ia menurunkan tangannya. Huaisang membuka kain itu. Ia merona melihat wajah Jingyi yang manis.

"Ck."

Huaisang memalingkan mukanya. Itu sukses membuat Jingyi sedikit bingung.

"Tadi ekspresimu sangat tidak bagus. Apa yang terjadi?"

Huaisang menatap Jingyi.

"Sudah kubilang tidak ada yang terjadi."

"Kau bohong."

"Aku tidak."

"Iya."

"Tidak."

"Iya."

"TIDAK!"

Huaisang sangat geram dengan Jingyi yang cerewet. Jingyi hanya menghela nafasnya.

"Terserah kau mau mengaku atau tidak."

Keheningan kembali mendatangi mereka.

"Kau pasti sangat membenciku, hm?" ujar Huaisang.

Itu sukses membuat Jingyi terkejut.

"Karena aku, kau terpaksa kawin."

Lagi-lagi suasana menjadi hening.

"Sebenarnya, aku tidak terlalu membencimu. Kau... Alpha yang baik."

Huaisang mendelik tidak percaya.

"Maaf?"

"Toh, kau juga dipaksa kawin bukan?"

Huaisang terdiam.

"Kau juga pasti sangat membenciku," ujar Jingyi.

Huaisang meringis dalam hati. Ia sempat membuat Jingyi tersinggung semenjak ia masuk.

"Ah... soal itu.... aku tidak membencimu. Hanya saja tadi... kau salah paham."

"Sudah lupakan."

Jingyi baru saja beranjak untuk tidur. Namun tiba-tiba ia mengalami masa heats.

"Sial...."

Huaisang pun terkejut saat mencium bau feronom Jingyi. Itu sangat manis.

Jingyi memegang perutnya. Itu sangat sakit.

"Kak Huaisang...."

Jingyi mendekati Huaisang. Bersyukurlah ia telah menikah dengannya. Huaisang segera memeluk Jingyi dan mengeluarkan feronom Alphanya.

Huaisang berusaha keras untuk tidak tergoda. Namun bau itu semakin kuat dan kuat.

"Urgh...."

Huaisang segera mencium Jingyi, ia menindihnya di ranjang.

Malam itu... adalah malam terindah bagi keduanya.

-to be continue-

You [mdzs fanfic bl]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang