Chapter 33- Kedatangan Bibi Mo

1.1K 129 21
                                    

Author POV

Hari ini, Jin Zixuan bersama dengan Jin Ling datang mengunjungi A-Yao. Ia datang tanpa memberi kabar membuat A-Yao terkejut.

Kini mereka berada di tempat duduk dalam taman.

"Aku dengar kau hamil."

A-Yao terkekeh.

"Iya."

"Berapa bulan?"

"DaGe, ini bahkan baru lima hari."

"Paman kecil!"

Guangyao melotot pada Jin Ling. Membuat Jin Ling terkekeh.

"Sudah kubilang panggil aku DaShuShu!"

Catatan:
DaShuShu= Paman (pihak ayah) terbesar.

"Itu panggilan akrabku, Paman Kecil."

"Aku tahu kau mengejek tinggiku yang lebih pendek 2 cm darimu. Berhentilah beralasan dan panggilah aku dengan benar!"

Jin Ling menjulurkan lidahnya. Membuat Guangyao marah.

"Bocah busuk."

Jin Ling memanyunkan bibirnya.

"Paman Kecil selalu memarahiku. Bisakah kau latih emosimu?"

Entah kenapa Guangyao mengerti mengapa Mingjue maupun ayahnya bisa sangat darah tinggi padanya.

Jin Ling.... kau anaknya Jin Zixuan, kenapa kau malah mirip dengan Guangyao?

A-Yao berdoa semoga anaknya tidak senakal dirinya. Jika tidak maka sasarannya bukan Mingjue, tetapi dirinya.

A-Yao menyentil kening Jin Ling.

"Kaulah yang membuatku emosi."

"Hehe...."

Jin Ling teringat satu hal.

"DaShuShu, kau hamil?"

A-Yao mengangguk. Mata Jin Ling berbinar.

"Waaahhhhh!"

"RuLan-GeGe."

Jin Ling menoleh ke arah Wen Rong dan Wen Ran yang memanggilnya.

"A-Rong, A-Ran."

Ternyata Mo Xuanyu juga ada di sana. Hanya saja selama ini ia terabaikan.

"DaGe," ujar Yu-er pada Zixuan.

"Aah XiaoDi."

Zixuan mempersilahkan Xuanyu duduk di salah satu kursi kosong di tempat duduk taman itu. Jin Ling bermain dengan Wen Rong dan Wen Ran.

Xuanyu pun duduk. Satu keluarga itu berbincang-bincang. Sampai A-Yao tanpa sadar mengubah topiknya menjadi sedikit canggung.

"Akhirnya kita bisa berkumpul."

Zixuan dan Xuanyu terdiam. Mereka menatap A-Yao.

"Biasanya aku tidak bisa keluar dari Unclean Realm. Jadi, setiap hari aku berada di sini merindukan DaGe dan ibu. Oh ya bagaimana dengan keadaan ibu?"

Zixuan tersenyum tipis.

"Bibi Mo bilang ingin tinggal bersamamu dan Yu-er di Unclean Realm. Jadi, untuk satu minggu ini aku akan membereskan barang-barangnya untuk pindah."

Zixuan mendengus.

"Aku juga rindu dengan kenakalanmu."

A-Yao tertawa kecil.

"Tidak ada yang lebih baik dibandingkan dengan kampung halaman."

"Er-Ge benar. Tidak ada yang lebih baik dari sana."

Zixuan mengeluarkan seruling pipanya yang memang dari awal sudah di simpan di muatan baju lengannya.

"Er-Di, XiaoDi. Masih ingat lagu ini?"

Zixuan memainkan lagu yang sama persis dengan lagu yang A-Yao mainkan. Di tengah permainan, lagu itu dipotong oleh A-Yao yang memainkannya dengan seruling pipanya.

Zixuan berhenti, ia mendengarkan lagu yang A-Yao mainkan. Antara rasa senang, sedih dan rindu, semuanya tercampur aduk dalam hati Zixuan. Zixuan juga tak mau kalah. Ia kembali memotong lagu yang A-Yao mainkan.

A-Yao terhenti. Ia menatap Zixuan. Kenangannya dengan sang kakak saat mengerjai ayah mereka kembali terngiang. Kenangan ketika DaGenya mengajarinya menulis, membaca, belajar kuktivasi kembali terngiang di kepalanya.

DaGenya..... mirip seperti sosok ayah baginya. Lagu itu menjadi duet antara mereka berdua.

Setelah lagunya selesai...

"Kau masih ingat lagu itu?"

A-Yao mengangguk. Zixuan tersenyum sendu.

"Bagus...."

Zixuan menghela nafasnya.

"Sejak menjadi ketua sekte.... aku jadi semakin sibuk. Kapan aku bisa kembali ke masa itu?"

"Kita sudah dewasa dan berkeluarga. Bagaimana bisa kita kembali ke masa itu?" ujar A-Yao

Zixuan terkekeh.

"Kata-katamu sudah tidak liar lagi. Kemana perginya anak liar itu hm?"

"Aku tidak tahu."

Sudah sekian lama mereka berkumpul, Zixuan pun kembali ke LanlingJin. Satu minggu kemudian Bibi Mo pindah ke Unclean Realm.

Bibi Mo mencari-cari A-Yao dan Xuanyu. Dan ia segera ke kamar A-Yao. Bibi Mo membuka pintu kamarnya setelah mengetuk dan mendapatkan izin.

A-Yao terdiam. Bibi Mo dan A-Yao saling bertatapan cukup lama.

"Ibu....."

A-Yao menangis. Sambil terisak ia mendekati Bibi Mo. Bibi Mo juga menangis.

Bibi Mo memeluk A-Yao yang lebih tinggi darinya.

"Bocah liar......"

Bibi Mo segera melepaskan pelukannya, ia menatap A-Yao.

"Kenapa kau tidak kembali? Ha? Hiks...."

"Maaf.... A-Yao tidak berbakti."

"Kau hamil?"

A-Yao mengangguk.

"Bagus... dengan begini Meng Shi akan memiliki keturunan."

Bibi Mo mengelus pipi A-Yao lembut.

"Kau sudah dewasa....."

Bibi Mo segera mengeluarkan baju bayi dari tas yang sudah daritadi ia pegang.

"Mendengar kehamilanmu di LanlingJin. Aku sudah mulai merajut."

Itu baju bayi laki-laki.

"Ibu, bayinya... bahkan belum tentu laki-laki. Kenapa terburu-buru sekali?"

"Ibu yakin. Bayimu pasti adalah anak laki-laki. Jika ia perempuan, ibu akan merajutnya lagi."

A-Yao menunduk.

"A-Yao.... benar-benar merepotkanmu, Ibu."

"Anak bodoh. Ibu tidak repot. Ibu sangat senang bisa menjahit baju anakmu."

Bibi Mo memeluk A-Yao lagi.

"Mulai sekarang ibu akan berada di sisimu. Melihat anakmu lahir dan tumbuh besar sepertimu. Dengan begini, ibu bisa tenang."

-to be continue-

You [mdzs fanfic bl]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang