Chapter 35- A-Yao Siuman

1.2K 147 83
                                    

Author POV

"DIA MASIH TIDAK MAU MEMBERITAHU?!"

Nie Mingjue sedari tadi menyuruh bawahannya untuk menginterogasi tabib kandungan pribadi A-Yao yang dijadikan tawanannya. Namun, sayangnya Yi TaiFu tetap tidak memberi tahunya.

"Maaf ChiFeng-Zun selain tidak mau memberitahu ia juga sudah bunuh diri."

Nie Mingjue yang mendengar itu di ruang kerjanya pun menggebrak meja.

"Tidak berguna....."

Mingjue berdiri dari tempat duduknya. Mau bagaimana pun menyelidikinya akan menjadi sangat susah jika tidak ada sanksi atau petunjuk sedikit pun. Mingjue sedari tadi menahan amarahnya, demi meredakan amarahnya ia kembali ke kamarnya untuk melihat A-Yao.

Saat A-Jue memasuki kamar, A-Yao masih tidak sadarkan diri. Setelah melahirkan, A-Yao memang tidak sadarkan diri. Tabib bilang itu adalah faktor lemahnya tubuh A-Yao. Sehingga ia akan pingsan selama beberapa hari. Ini hari ke-3 A-Yao pingsan.

A-Jue duduk di sisi ranjang sambil mengusap pipi A-Yao.

"Anak liar...."

A-Jue memegang tangan A-Yao dan mengangkat tangan A-Yao pelan. Ia menghirup pelan aroma tubuh A-Yao dari tangan itu.

"Kapan kau akan bertingkah lagi, hm?"

A-Jue menghela nafasnya.

"Jika saja kau bangkit, masalah ini akan lebih cepat selesai."

A-Jue mendekati telinga A-Yao.

"Cepatlah bangun. Dan temani aku mengurusi sekte."

A-Jue baru saja ingin beranjak pergi. Tiba-tiba A-Yao terbatuk, tanda bahwa ia telah siuman. A-Jue berhenti dan segera berbalik menghadap A-Yao lagi, ia memegang salah satu tangannya.

"Anak liar!"

"Air......."

"Pelayan! Ambilkan air!"

Setelah pelayan memberikan air pada A-Jue. Ia membantu A-Yao untuk duduk. Setelah duduk, A-Yao meminum air itu.

"Anak liar..."

Mata A-Yao yang setengah terpejam tadi terbuka lebar, ia melihat A-Jue yang berada di sampingnya.

"Pak Tua....."

A-Jue segera memeluk A-Yao. Sukses membuat A-Yao terkejut.

"Akhirnya.... kau bangun...."

"Di mana anak kita?"

A-Jue memanggil seorang ibu pengasuh anaknya. Ibu pengasuh itu memberikan Qi-er kepada A-Yao. A-Yao pun menggendong anaknya.

"Dia ini.... Alpha atau Omega?" tanya A-Yao.

"Pria Alpha."

A-Yao tersenyum melihat anaknya.

"Menjadi Pria Alpha bagus. Ia bisa menguasai dunia, tidak perlu menjadi seorang pelayan ataupun mengorbankan jasmaninya demi kepentingan sekte.... tidak sepertiku...."

A-Jue menyerngit.

"Kenapa berbicara seperti itu?"

"Itu memang kenyataan."

A-Yao tersenyum lembut pada A-Jue.

"Apa namanya?"

"Nama kelahirannya Nie Qi. Nama kesopanannya Nie Mingyao."

"Kenapa Nie Qi?"

"Ia lahir prematur. Setidaknya itu cocok untuknya."

"Itu aneh."

A-Yao hanya mendengus sambil tersenyum memaklumkan suaminya. Ia mengembalikan anaknya pada ibu pengasuh tadi.

"Tidak apa."

A-Yao berusaha untuk turun yang dibantu dengan Mingjue. Mereka berjalan-jalan sebentar di taman karena A-Yao yang merasa ingin menikmati udara segar.

"Dua hari lagi, Jingyi akan menikah dengan Huaisang."

A-Yao terkejut.

"Oh? Tiba-tiba sekali."

"Para tetua yang memintanya."

Satu hal yang paling A-Yao benci tentang dunia ini adalah bahwa Omega tidak bisa melawan dan mengatur dirinya sendiri. Harus selalu mengikuti perintah, sama seperti dengan perempuan. Omega termasuk ke golongan terendah dan sederajat dengan perempuan.

Melihat A-Yao yang terdiam cukup lama, A-Jue segera memanggilnya.

"A-Yao, ada apa? Mukamu terlihat tidak bagus."

A-Yao tersadar dari lamunannya.

"Ah.... tidak apa-apa. Hanya saja, aku merasa tidak adil. Mengapa Omega selalu seperti ini? Dipaksa kawin dan bahkan tidak boleh melawan."

A-Jue terdiam.

"Itu semua karena takdir."

Selalu jawaban seperti itu. Setiap kali ada pertanyaan seperti itu, hanya satu jawaban saja dan tidak bisa diganti. Mau bagaimana pun seorang Omega tetaplah seorang Omega. Ia takkan bisa menjadi pemimpin.

A-Yao teringat satu hal.

"Sha RuYue.... apakah dia masih menginap?"

A-Jue menggeleng.

"Dia sudah pergi sehari sebelum kau siuman."

A-Jue menghela nafasnya.

"Kau tadi keracunan. Sehingga Qi-er lahir prematur."

A-Yao terdiam.

"Berhati-hatilah lain kali."

Hanya itu yang bisa A-Jue ucapkan untuk kondisi hari ini. Karena mau bagaimana pun tidak ada sanksi.

"Aku hanya tidak mengerti."

A-Jue menatap A-Yao. Ia menunduk.

"Padahal aku tidak menyinggung siapa pun."

Ia masih tidak tahu jika Sha RuYue juga iri dengannya. Ia hanya tahu bahwa Sha RuHua yang menyebalkan.

A-Jue mengelus pundaknya.

"Aku akan menemukan pelakunya. Saat kutemukan akan kukuliti dan kumasak dia. Lalu ku berikan dagingnya pada anjing."

A-Yao merinding ngeri.

"Pak Tua..... itu sangat kejam."

"Aku harus kejam."

Dan kali ini A-Yao mendapatkan satu pelajaran. Jangan berani-beraninya membuat Pak Tua benar-benar marah. Atau kau akan berakhir tragis.

-to be continue-

You [mdzs fanfic bl]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang