Author POV
Drak drak drak drak drak
Derap kaki kuda terus bergema di hutan belantara itu. Kecepatan kuda membuat pemandangan rumput dan pepohonan seakan berlarian. Deru nafas khawatir juga terdengar semakin cepat di tempat yang sedikit gelap itu. Setetes keringat dingin terjatuh dari muka khawatir itu. Di malam itu, mereka akan mengadu pedang masing-masing. Dentingan pedang akan menjadi alunan lagu di hutan belantara ini.
Mingjue, A-Yao beserta rombongan mereka sedang dikejar oleh Jendral Meng beserta prajuritnya. Dengan lincah mereka mempercepat kuda mereka.
"Percepat kuda kalian!" seru Jendral Meng lantang. Membuat suaranya bergema di hutan belantara ini.
Cha!
Pasukan Jendral Meng telah mendekat. Para prajurit membuat kuda mereka lumpuh dengan menebaskan pedang mereka pada kaki kuda. Kuda-kuda pun menjerit kesakitan. Lengkingan kuda membuat telinga pekak di hutan belantara tersebut. A-Yao, Mingjue, dan yang lainnya lompat menuruni kuda mereka sebelum ikut terjatuh.
Mereka berlari sekuat tenaga. Berusaha menjauhi rombongan Jendral Meng. Namun sayangnya, Jendral Meng berhasil mengejar dan mengepung mereka dengan cepat. A-Yao, Mingjue, dan yang lainnya segera mengeluarkan pedang dari sarung yang terikat pada ikat pinggang mereka. Mengacungkan pedang mereka pada kelompok Jendral Meng.
Meskipun tidak ada pergerakan dan suara. Namun mereka dapat merasakan nyanyian peperangan akan segera menyambut mereka. Terompet perang seakan-akan ditiup. Menandakan bahwa di hutan belantara nan gelap ini akan ada lautan darah dan mayat.
Mereka tidak boleh lengah terhadap suasana ini. Keberanian adalah satu-satunya kunci utama untuk selamat. Keringat dingin perlahan-lahan menetes dari muka khawatir itu. Satu... dua.... dan diikuti dengan yang lainnya. Wajah itu terlihat khawatir. Detakan jantung seakan bisa didengar oleh mereka.
"Serang!"
Teriakan para prajurit terdengar lantang. Menjadi sebuah terompet perang yang telah ditiupkan. Kerumunan A-Yao dan Mingjue tidak bersuara. Namun tangan dan kaki mereka bergerak lincah. Mengayunkan pedang, menembakkan panah, melakukan pergerakan silat. Qi-er terus berusaha sembunyi menjauhi orang-orang yang berusaha menebasnya.
Anak yang berumur 12 tahun itu tidak takut. Keadaan memaksanya tidak boleh takut. Di kondisi seperti ini, hanya para penakutlah yang akan menerima tebasan pedang dan tembakan panah duluan. Qi-er dengan lincah melakukan ilmu yang telah diajarkan oleh ayahnya, ChiFeng-Zun. Mempertahankan nyawa kecil itu.
A-Yao juga ikut berperang. Ia menebas pedang yang akan menuju pada dirinya dan anaknya dengan menggunakan HenSheng. Terus menebas sampai ia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang berada di belakangnya.
Buk!
Orang itu memukul punggung A-Yao sampai A-Yao pingsan. Ia menggendong A-Yao pergi menjauhi kerumunan yang sibuk berperang itu.
Jendral Meng melihat itu. Ia pun menarik mundur pasukannya dengan seringaian. Mingjue menyadari itu. Dengan penuh kepanikan ia berusaha mengejar rombongan Jendral Meng.
"A-Yao!"
Namun, ia ditahan oleh yang lainnya.
"ChiFeng-Zun lebih baik kita segera ke tempat Mentri OuYang untuk meminta pasukan prajurit dan mendapatkan LianFang-Zun," ujar Kasim Kaisar Terdahulu.
"Tapi itu terlalu lama! A-Yao terlanjur dalam masalah besar!"
"DaGe..."
Panggilan Huaisang membuat Mingjue terdiam dan menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You [mdzs fanfic bl]✅
FanfictionSeries 1 of Subject Series [COMPLETED] Mo Dao Zu Shi Fanfic Pair: Nie Ming Jue×Jin Guang Yao Rate: T A/N: mungkin akan sedikit ooc karena author baru saja masuk ke mdzs makanya kurang tau soal mdzs. Tapi, malah nekad bikin fanfic HAHA. Bagi yang gk...