[84] Ga Enak Badan

2.1K 145 63
                                    


☘️☘️☘️

Hina berdecak sambil menggelengkan kepalanya melihat Lucas keluar dari ruang UKS dengan wajah mengantuk. Pasti deh cowok itu bolos pelajaran buat molor di UKS.

"Hi Hin, mau liatin Jaemin ya?" sapa Lucas ketika mereka papasan. Kebetulan kelas Hina lagi jam kosong dan mau mampir ke perpus yang bersebelahan sama ruang UKS.

"Jaemin?" Hina mengernyit bingung.

"Ternyata lo molor di UKS ya, tadi ditanyain tau sama Miss Jung," ujar Koeun yang berdiri di sebelah Hina sambil melototin Lucas. Cewek itu gabut di kelasnya yang juga jam kosong, yaudah deh dia ngechat temen-temennya buat diajak ke perpus, dan untunglah ada Hina yang mau ngerespon ajakannya.

"Kangen ya?" tanya Lucas, cengengesan.

"Iya, kangen pengen nabokin. Lo keseringan bolos pelajaran matik sih," decak Koeun.

"Jaemin kenapa Cas?" sela Hina, kesel juga kebingungannya ga di tanggepin sama Lucas.

"Lah? Lo ga tau cowok lo juga bolos buat molor di UKS?" tanya Lucas balik. Dia kira Hina tau Jaemin lagi tiduran di UKS trus Hina pengen jengukin sekalian pacaran.

Hina menggeleng lalu melirik Koeun di sebelahnya. "Eun, nitip ya, tar gue nyusul," ujarnya sambil menyerahkan buku paket sama kotak pensil pada Koeun.

"Yah Na, masa gue belajar sendiri?" protes Koeun.

Hina ga nanggepin, cewek itu jalan cepat menuju UKS buat mergokin pacarnya yang lagi bolos.

"Belajar sama gue aja gimana?" tawar Lucas sambil naik-naikin alisnya ke Koeun.

"Ga yakin gue," geleng Koeun sambil bergidig. Yang ada dia bakalan emosi kalo belajar sama Lucas, udah suaranya kenceng, suka godain lagi. Dihh

☘️

Langkah Hina memelan setelah melihat Jaemin sedang berbaring di ranjang UKS. Cowok itu tidur dengan napas tersengal seperti menahan sesuatu. Dan selanjutnya Hina bisa mendengar suara batuk-batuk Jaemin yang mampu membuat Hina khawatir.

"Dok, Jaemin sakit ya?" tanya Hina, menghampiri dokter Wendy yang lagi nulis sesuatu di meja kerjanya.

Dokter Wendy melirik Hina sebentar lalu melongokkan kepalanya buat noleh ke Jaemin yang tiduran di ranjang pasien. "Nggak. Pacar kamu cuma kurang tidur," gelengnya. Lelah ngomelin anak-anak yang suka bolos ke ruangannya buat numpang tidur.

Hina menghela napas pelan. "Maaf ya dok, ngerepotin," ujarnya ga enak hati.

Dokter Wendy ngangguk kecil dan kembali menulis sesuatu di agendanya. Percuma ngomelin Jaemin yang merupakan anak dari dokter seniornya dulu waktu masih magang di rumah sakit. Anak itu ga bakalan pernah kapok kena omelan, di hukum aja masih bisa nyengir. Heran.

Hina jalan pelan nyamperin Jaemin, menarik korden untuk menutupi ranjang yang cowok itu tempati lalu duduk di pinggiran ranjangnya. Mata Hina ga lepas natap wajah lelah Jaemin yang ia pastikan semalam pasti begadang main game lagi.

"Ga bisa ya sekali aja kamu ga bikin aku khawatir?" gumam Hina sambil mengusap dahi Jaemin yang terasa hangat.

Jaemin yang merasakan tangan dingin mengentuh wajahnya langsung terkesiap dan membuka matanya perlahan. "Hina?" ujar Jaemin dengan suara parau.

"Iya ini aku," cemberut Hina.

"Kamu ngapain di sini?" Jaemin hendak bangun dari posisi tidurnya tapi kepalanya mendadak pusing dan kembali menghempaskan tubuhnya ke ranjang.

(✔️) Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang