[105] Bunga Tidur

1.1K 130 32
                                    


☘️☘️☘️

Dahi Jaemin mengernyit merasakan sesuatu menyentuh wajahnya, bau dari crayon juga memenuhi indera menciumannya dan itu sangat mengganggu. Matanya yang terpejam seketika terbuka lebar, mengagetkan dua orang anak yang sedang menggambar di wajahnya.

"Kyaa kabur!" seru mereka berdua, meninggalkan crayon beserta Jaemin yang merasakan kepalanya pening saat bangun dari tidur. Matanya seketika menyusuri setiap sudut ruangan yang ia tempati saat ini.

"Kenapa bisa di rumah?" gumamnya dengan suara serak. Tenggorokannya seketika terasa perih dan tidak nyaman saat menelan ludahnya di pagi hari.

Desahan panjang mengawali pagi harinya, dan dengan nyawa yang masih terkumpul setengah ia langsung berjalan gontai menuju kamar mandi. Menuntaskan setoran paginya sebelum keluar dari kamar untuk mengambil air minum. Tenggorokannya benar-benar terasa terbakar pagi ini.

"Tadi itu siapa ya?" gumamnya sambil menggaruk kepalanya yang masih terasa pening. Padahal seingatnya kemarin Jaemin abis main di warnet karena Hina ngabaiin dia seharian.

"Mami?" dahi Jaemin mengkerut melihat maminya ada di dapur saat matahari sudah terik di luar sana. Biasanya kan jam 8 mami udah minggat ke kantor.

"Eo? Kamu udah bangun?" suara itu. Jaemin tau itu suara Hina, perempuan yang di kiranya adalah mami ternyata Hina. Pacarnya itu sedang sibuk menyiapkan sesuatu untuk di masak dan sedang memunggunginya.

"Hina? Kamu ngapain disini?" tanya Jaemin kaget. Pasalnya kemarin dia bener-bener di abaikan sama pacarnya itu. Dari pagi sampe malem Jaemin ga ada di chat sama sekali, chat aja enggak di bales gimana ngabarin. Jaemin bener-bener bingung dengan sikap Hina kemarin. Tapi siapa sangka Hina bakalan nyamperin dia ke rumah pagi ini.

Hina balik badan dan langsung melotot horor. "JAEMIN?!" pekiknya kaget.

Jaemin ga kalah kaget mendengar Hina teriak pagi-pagi. "Apa? Apa? Ada apa?" tanyanya panik.

"Kamu apa-apaan sih?" tanyanya sambil megangin dada, masih kaget.

"Apa-apaan gimana?" Jaemin bingung lalu melirik badannya yang hanya mengenakan boxer. "Ah, kemarin gerah banget jadi aku lepas baju,"

"Bukan itu!" Hina berdecak. Mematikan kompor lalu menghampiri Jaemin yang bengong menatapnya.

"Trus apa?" tanya Jaemin tanpa mengedipkan matanya sekalipun. Entah kenapa Hina terlihat semakin cantik di matanya. Pacarnya itu terlihat dewasa dan lebih berisi dibandingkan Hina yang kemarin. Jaemin suka.

"Pasti deh ini ulah anak-anak," gumam Hina.

"Anak-anak?" Jaemin melongo.

"Hyunjae! Hyunwoo! Sini turun cepetan!" seru Hina kesal.

Dahi Jaemin kembali berkerut lalu meraih pundak Hina agar menghadapnya. "H-hyunjae? Hyunwoo? Siapa? Siapa mereka?" tanya Jaemin bingung bercampur penasaran. Kedua nama itu terdengar asing di telinganya dan membuat Jaemin tersadar 100% dari rasa kantuknya.

"Siapa katamu? Hah, kemarin pulang-pulang sambil mabok, sekarang kamu lupa sama nama anak sendiri?" tanya Hina kesal.

"Apa?" Jaemin kembali melongo lalu menolehkan kepalanya ke arah tangga saat mendengar suara cekikikan menuruni tangga.

Tampak dua anak yang memiliki wajah sama persis satu sama lain, membuat Jaemin nganga lebar. Anak-anak yang tadi dilihatnya di kamar, dan sekarang Hina mengatakan kalau dua anak itu adalah anaknya? Anak mereka? Jaemin syok.

"Hyunwoo yang duluan pa," ujar anak satunya sambil mendorong sodaranya ke hadapan Jaemin.

"Hyunjae juga ikutan kok pa!" bela anak yang lain ga mau di salahin.

(✔️) Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang