[120] Hokkaido

1.4K 110 25
                                    


☘️☘️☘️

Hina mendesah pelan sambil menatap ke luar jendela pesawat yang saat ini membawanya terbang menuju Jepang, tepatnya ke Hokkaido. Hanya saja perjalanan hari ini terasa suram karena Jaemin terus saja diam dan ga banyak omong kayak biasanya. Kalo di tanya kenapa jawabannya cuma, "Aku capek," begitu trus dan ngabaiin Hina.

"Sayang, kamu mau minum?" tanya Hina sambil membuka tutup mata yang Jaemin kenakan. Dari baru naik pesawat sampai sekarang doi betah banget tidur, Hina sampe bosen di kacangin.

"Apa sih? Aku ngantuk," desis Jaemin. Kembali menarik penutup matanya lalu menggeser posisi duduknya jadi menyamping. Lanjutin tidur dan bikin Hina mendesah pasrah.

Sebelum berangkat mami sempet bilang sama Hina kalo Jaemin emang udah dingin begitu dari kemarin. Mau ga mau Hina berpikir kalo Jaemin lagi dalam mode ngambek karena cemburu sama Chaeyeon. Hampir tiap hari cowok itu ngeluh sama Hina tentang Chaeyeon yang jadi manja banget, bahkan sama Jaemin juga. Padahal udah di judesin, tapi kakaknya itu ga kapok dan terus ngerecokin Jaemin sampe cowok itu mau nurutin permintaan bumil satu itu. Lucu sih, tapi lama-lama Hina kasian juga sama Jaemin yang ga bisa nolak karena ancaman mami.

Perjalanan lumayan lama dan membuat Hina mengantuk, mereka mengambil penerbangan pagi biar nyampe di Hokkaido mataharinya udah bersinar. Mereka liburan cuma 2 hari 1 malam, singkat banget sih, tapi Hina ga akan pernah nyesel karena ini adalah perjalanan keduanya bersama Jaemin menggunakan pesawat.

Senggolan seseorang membuat Hina mengernyit dan membuka matanya perlahan, melirik Jaemin di sebelahnya yang sibuk membaca majalah tentang obyek wisata di Hokkaido.

"Kenapa?" tanya Hina dengan wajah mengantuknya. "Udah mau nyampe ya?"

Jaemin hanya berdehem tanpa melirik pacarnya itu. Doi lagi sensi, merasa kalo perjalanan hari ini bakalan ga seru karena perasaan kesalnya pada Hina.

"Udah ga capek lagi hm?" tanya Hina dengan candaan, berharap Jaemin tersenyum tapi yang ia dapat hanya lirikan sinis cowok itu.

"Pasang sabuk pengamannya," dehem Jaemin, cuek.

"Pasangin," pinta Hina.

"Cepet! Pesawatnya mau landing," geram Jaemin dengan mata tetap fokus menatap majalah.

Hina mendengus heran, memasang seatbeltnya sendiri lalu menatap Jaemin jengah. "Kamu kenapa sih?" tanyanya sambil menepuk pelan lengan Jaemin.

Jaemin diam, melirik jam tangannya sebentar lalu mengembalikan majalah di tangannya ke tempat semula. Mengabaikan Hina dan mulai memperhatikan orang-orang sekitar.

"Sayang," panggil Hina. Meraih tangan Jaemin untuk di genggam tapi Jaemin malah menepisnya.

"Duduk yang bener," ujarnya ketus.

"Kamu kenapa hm? Aku ada salah sama kamu?" tanya Hina penasaran. Kesabarannya udah habis ngeliat Jaemin ikut judesin dia dari kemarin malem. Tadi pas jemput dia ke rumah juga bukannya sapa sayang kayak biasa, tapi Hina malah dapet tatapan sinis sama perintah ketus yang menyuruhnya cepat masuk mobil. Jaemin berbeda.

"Ssttt.." Jaemin hanya mendesis pelan dan membuat Hina menahan dirinya untuk menanyakan permasalahan yang di hadapi calon suaminya itu. Hina kesal? Jelas. Dia dongkol banget di kacangin begini, apalagi tanpa ada kejelasan yang pasti kenapa Jaemin jadi aneh.

☘️

"Jaemin tungguin!" Hina berlari kecil mengikuti Jaemin yang membawa kopernya keluar dari bandara. Cowok itu bener-bener deh, ngeselin banget. Ga tau kenapa tiba-tiba Jaemin jadi malesan gini dan pengen cepet-cepet ke hotel tempat mereka menginap. Padahal kan jadwalnya nyampe Hokkaido mereka mau jalan-jalan di Sapporo.

(✔️) Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang