(✔️) Love Story

[05] Cowok Rese

🌸🌸🌸

Hina membuka matanya kaget setelah mendengar teriakan dari lantai bawah yang mengganggu tidur nyenyaknya.

"Berisik!" teriak Hina kesal, ingat bahwa Jaemin kemarin menginap.

"Hina tolongin gue!" seru Jaemin. Hina masih dalam mode malasnya cuman guling-gulingan di kasur sambil mencari keberadaan ponselnya.

"Duh ketinggalan di bawah. Mana belum di carger" dengus Hina malas dan turun dari tempat tidurnya menuju lantai bawah. Masih bisa didengarnya Jaemin ngumpat sendiri sambil meringis. "Apaan sih lo pagi-pagi ganggu orang tid- YA AMPUN JAEMIN LO KENAPA??" teriak Hina saat ia melihat tetesan darah berceceran di lantai dapur yang kebetulan dekat tangga.

Jaemin cuman natap Hina memelas minta dikasihanin sambil nunjuk kakinya yang berdarah.

"Kaki lo kenapa?" panik Hina saat nyamperin Jaemin yang duduk di kursi meja makan.

"Kena beling" ringisnya saat Hina mengangkat kaki Jaemin ke pangkuannya setelah mengambil kotak obat di laci dapur.

"Hah? Lo main dimana sampe bisa kena beling?" heran Hina.

"Tau tuh ada yang mecahin gelas" dumel Jaemin nunjuk ke bawah meja. Hina mengangkat sebelah alisnya, sadar kalo dia yang mecahin gelas kemaren.

"Ekhm, trus pecahannya kemana?" dehem Hina ngeliat lantai udah bersih dari pecahan gelas, cuman ada bekas tetesan darah yang ketarik saat jalan.

"Gue buang lah, cukup gue doang yang jadi korban. Lo jangan" kata Jaemin natap Hina yang salah tingkah karena kecerobohannya.

"Sorry" cicit Hina sambil natap luka di telapak kaki Jaemin. Jaemin yang peka cuma ngusap kepala Hina.

"Udah ga papa, cuma luka gores doang" hibur Jaemin.

"Gores apaan? Ini di tusuk," Hina ikut meringis menatap luka karena pecahan beling.

"Ga apa Hina," Jaemin meyakinkan.

"Tapi bulan depan lo ada tanding basket, tar ga bisa lompat gimana?" kata Hina sedih, mau mewek aja rasanya karena udah bikin Jaemin jadi sakit gini.

Jaemin ketawa ngeliat ekspresi gemesin Hina lalu mencubit pipi cewek itu. "Makanya lo harus rawat gue sampe sembuh"

Hina ngangguk lalu menuangkan alkohol ke atas kapas dan membersihkan darah di luka tusukan beling yang lumayan dalam itu. "Sakit ga? Kalo sakit bilang aja" ujar Hina melihat Jaemin menggigit bibir untuk menahan perih saat cairan alkohol itu membasahi lukanya, gigit bibirnya sekalian biar ga teriak, kan malu masa jadi cowok cemen.

"Ga papa" geram Jaemin nahan perih di kakinya yang mendadak cenut-cenut. Hina jadi kasihan dan memelankan gerakannya membersihkan luka Jaemin, selain lama beresnya, Jaemin juga jadi makin kesiksa merasakan perih di lukanya. "Mana gue aja" Jaemin greget ngeliat gerakan lambat Hina dan merebut kapas dari tangan cewek itu.

"Ga usah, lo diem aja" tolak Hina merebut kembali kapasnya.

"Ga papa biar gue aja"

"Jaemin!" Hina kesel Jaemin nolak kebaikan dia.

"Gue bisa sendiri Na" Jaemin ngotot.

"Tapi gue yang pengen ngobatin kaki lo" kata Hina penuh penekanan dan ga pengen di bantah. Jaemin nyerah, males ribut pagi-pagi.

"Yaudah, cepetan tapi. Jangan lelet gitu ngobatinnya" dengus Jaemin.

"Siapa yang lelet?" Hina natap Jaemin tersinggung.

"Lo lah,"

"Kapan?"

"Itu bersihin lukanya di lama-lamain, apa namanya kalo bukan lelet?" ujar Jaemin. Hina yang niatnya baik ngobatin luka Jaemin hati-hati malah dikatain lelet jadi makin tersinggung.