[134] Valentine Day

1.5K 93 19
                                    


☘️☘️☘️

Kecupan-kecupan ringan di wajahnya membuat tidur Jaemin terganggu. Seseorang tengah menindihnya dan mengecupi seluruh wajah hingga leher, hal itu membuat Jaemin terpaksa harus membuka matanya yang masih mengantuk.

"Hina," gumamnya parau, merangkul pinggang Hina yang seketika tersenyum senang melihat Jaemin terbangun.

"Selamat pagi sayang," ujarnya dengan senyuman manis. Menatap Jaemin antusias lalu menangkup wajah suaminya itu yang ingin meremin matanya lagi.

"Bangun dong! Udah siang tau," ujar Hina dengan kekehan. Lucu melihat wajah kesal Jaemin yang terganggu.

"Bentar lagi, masih ngantuk," tolak Jaemin. Mencoba menarik Hina dari atas tubuhnya agar berpindah ke samping.

Badan kecil Hina jelas dengan gampang berpindah ke dalam dekapan Jaemin yang memeluknya erat agar tidak menganggu tidur sang suami lagi.

"Udah siang loh Jaemin," ujar Hina mencoba mengingatkan.

"Ga apa, aku ngantuk," gumam Jaemin yang sudah hampir terlelap lagi.

Hina mendengus, berusaha melepaskan diri dari pelukan Jaemin lalu menindih suaminya itu lagi. Meniup-niup wajah Jaemin beberapa kali lalu mencium bibir suaminya itu cukup lama karena Jaemin mencoba untuk menariknya kembali.

"Sayang," geram Jaemin di sela-sela ciuman Hina.

"Eung," Hina menggeleng, menolak untuk melepaskan ciumannya sambil menahan senyum gelinya melihat Jaemin tidak bisa berkutik.

Jaemin mendesah pelan merasakan bibirnya di gigit-gigit kecil oleh istrinya itu lalu mencoba untuk bangkit duduk dari posisi rebahannya. Hina seketika melepaskan pagutannya sembari melingkarkan kedua tangannya di leher Jaemin agar suaminya itu menatapnya.

"Sekarang mau apa hm?" tanya Jaemin dengan tatapan setengah mengantuk menatap Hina yang duduk di pangkuannya sambil memeluk Jaemin seperti koala karena kedua kaki ramping istrinya itu melingkar erat di pinggangnya.

"Mau kamu," kikik Hina sambil mendekatkan wajahnya pada Jaemin.

"Apa?" Jaemin segera mengangkat sebelah alisnya, sedikit kaget mendengar godaan Hina di pagi hari. Mau ga mau Jaemin memfokuskan matanya pada Hina yang terkekeh geli melihatnya lalu merengkuh pinggang istrinya itu dengan posesif.

"Yang semalem masih kurang hm?" tanya Jaemin dengan nada rendahnya. Ikut mendekatkan wajah pada Hina sampai istrinya itu merona malu.

Wajah Hina seketika memerah mendengar pertanyaan Jaemin dan reflek mencubit kedua belah pipi suaminya itu. Mendadak malu kalo dia bilang iya, takutnya nanti malah di godain terus. "Ngga tuh," ujarnya.

Jaemin menarik kedua ujung bibirnya melihat pipi dan telinga Hina berubah merah lalu semakin mendekatkan wajahnya. "Aku siap kalo kamu pengen lagi," bisiknya sebelum merebahkan kepalanya di pundak Hina.

"Apaan sih!?" Hina salah tingkah, reflek memukul pundak Jaemin yang di peluknya. "Aku laper tau! Makanya bangunin kamu ih,"

"Yang bener?" tanya Jaemin, sekalian godain Hina dengan mengecup-ngecup leher istrinya yang entah sejak kapan udah make bathrobenya.

"Bener!" dengus Hina.

"Yakin ga mau ngulangin yang semalem? Aku pengen denger desahan kamu lagi loh," goda Jaemin yang langsung dapet cubitan di perutnya.

"Desahan? Nih desahan! Haaa..." Hina seketika membuka mulutnya untuk memberi Jaemin pelajaran karena udah berani godain dia pagi-pagi. Bau napas dari mulut di pagi hari ga terlalu buruk.

(✔️) Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang