[118] Kejutan

962 101 12
                                    


☘️☘️☘️

Tawa Hina beserta teman-temannya meramaikan restoran Jepang yang menjadi tempat kumpul mereka hari ini. Menghabiskan waktu bersama untuk kangen-kangenan sakaligus ngerumpi cantik, gosipin berita terbaru termasuk kepoin teman-teman mereka yang sudah mulai mencar mencari universitas. Ga lupa juga sedikit kejutan untuk Hina yang lagi ulang tahun hari ini.

"Eum.. itu si Jaemin, gue denger dia nyari beasiswa di universitas K," celetuk Koeun sambil mengelap bibirnya dengan tisu sehabis mengunyah makanan.

"Eh?" Hina mengangkat sebelah alisnya, kaget. Pasalnya dia ga tau menahu tentang hal itu, apalagi Jaemin ga ada cerita doi pengen masuk kampus mana.

"Seriusan?" tanya Yeri kaget.

Koeun ngangguk, "Katanya sih di terima. Baru katanya loh," ujarnya ngingetin.

"Masa sih?" gumam Hina. Merasa tersesat karena ga tau apa-apa tentang pacarnya.

"Hebat dong si Nana! Tapi ga nyogok lewat belakang kan?" tanya Saeron, ragu.

"Nyogok mana dapet beasiswa sih," sahut Koeun malas.

"Siapa tau Eun, lo tau sendiri si Jaemin orangnya macem gimana," ujar Yeri.

"Emang Jaemin gimana?" tanya Hina, menyela obrolan temennya yang mulai ngegosipin calon suaminya yang emang bandel ga ketulungan. Kerjaannya di hukum mulu masa iya bisa dapetin beasiswa? Patut di curigai.

"Salah waktu lo ngomongin si Jaemin. Bininya denger noh!" kekeh Koeun sambil melirik Hina yang udah manyun.

"Sorry sorry aja ya Na. Gue cuma masih belom yakin aja sama cowok lo itu," cengir Yeri.

"Ga tau juga sih gue, itu masih rumor. Kakak gue yang denger di kampusnya," celetuk Koeun.

Hina mengerjap, teringat akan kakaknya Koeun yang kuliah di Universitas K. "Doyoung oppa bilang apa aja?" tanya Hina kepo.

"Ya itu, dia kan jadi asdos. Apa-apa harus berhubungan sama dosennya, nah dari si dosen itu kakak gue denger kalo ada anak dari SMA kita yang keterima beasiswa di sana," cerita Koeun.

"Doyoung oppa kan alumni SMA kita ya," gumam Saeron. Ga heran sih si dosen bakalan basa-basi sekalian rumpi sama asistennya.

"Gue kok ga tau kalo Jaemin pinter?" ujar Yeri yang langsung di senggol Hina. Kalo bukan karena kurang mampu, bererti kan Jaemin keterima beasiswa karena prestasinya.

"Pacar gue emang pinter yee," sahutnya.

"Iyain, iyain," kekeh Yeri.

"Iya juga ya. Kalo beasiswa karena ga mampu kan ga mungkin ya. Jaemin tajir gitu," ujar Saeron, baru ngeh.

"Trus lo gimana Na?" tanya Koeun. Khawatir sama hasil tes Hina waktu suneung. Cewek itu kan sempet pingsan abis ngerjain tes.

"Ga tau, mungkin gue bisa daftar di kampus lain," ujar Hina dengan senyum kecut. Merasa ga yakin juga bisa dapetin kampus bergengsi yang jadi inceran banyak orang.

"Yaudah bareng sama Jaemin aja, universitas K kan ga kalah bagus," usul Yeri.

"Mungkin," angguk Hina dengan senyuman. Tapi kalo selain universitas S, Hina mesti relain impiannya ngambil jurusan desain.

"Lo bisa daftar bareng gue," ujar Koeun antusias.

"Lah? Lo nyari universitas K?" kaget Hina yang hanya di angguki Koeun.

"Mama yang nyuruh biar barengan sama kakak gue," cengirnya.

Hina ngangguk, entah kenapa perasaannya sedikit lega mendengar Koeun mencari kampus yang mungkin saja akan menjadi pilihan Hina jika tidak lolos di universitas S.

(✔️) Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang