[129] Menunggu Besok

888 99 23
                                    


☘️☘️☘️

Dering ponsel membuat Hina menoleh dan dengan segera melepas masker yang menempel di wajahnya. Bibirnya mengukir senyum sebelum mengangkat sambungan telepon dari calon suami, Jaemin.

"Sayang kangen," ujar Hina dengan ceria. Hari ini dia cuma ngeliat Jaemin pagi hari doang waktu jemput papa ke rumah buat ngecek persiapan untuk acara pernikahan besok. Sebenernya Hina pengen banget ikut ngintilin Jaemin, cuman mami, Chaeyeon sama mama malah ngajak dia perawatan, luluran lah, massage lah, sampe menipedi juga ga ketinggalan. Biar besok pengantinnya pada glowing katanya.

Terdengar suara kekehan Jaemin dari seberang sana yang semakin membuat Hina ingin melihat wajah pacarnya itu.

"Jaem, videocall aja ya," pinta Hina dengan nada merajuk.

"Kenapa?"

"Kangen tau," dengus Hina.

"Aku juga kangen," balas Jaemin.

"Pengen liat kamu," gumam Hina pelan.

"Apa?"

"Pengen liat kamu. Makanya videocall aja," ulang Hina gemas.

"Ngga ah, lagi jelek. Keringetan," tolak Jaemin.

Dahi Hina mengernyit, tumben banget Jaemin ga mau videocallan sama dia. Lagian ngapain juga doi keringetan malem-malem gini. "Lagi jelek apa lagi sama cewek?" tanyanya keceplosan.

Tedengar helaan nafas Jaemin dari seberang sana dan detik berikutnya sambungan teleponnya berubah menjadi panggilan video. "Ga ada cewek, ok! Hanya ada cowok-cowok yang lagi nyari keringet," ujarnya sambil mengarahkan kamera ponselnya ke sekitar tempat Jaemin berada saat ini.

Bibir Hina membulat lalu memfokuskan tatapannya pada Jaemin yang kini duduk di sebelah Mark. "Aku kira kamu di rumah," ujarnya saat mengetahui Jaemin berada di lapangan basket.

"Tadi di rumah, cuman.. rasanya ga betah aja sendirian," kata Jaemin dengan wajah sedihnya yang di buat-buat.

Hina terkekeh pelan melihat Jaemin manyun. "Masih lama di situ?" tanyanya.

"Eum," angguk Jaemin.

"Aku ke sana ya!" ijin Hina.

"Eh?"

"Aku mau kesana," ulang Hina.

"Ngapain? Udah malem ah, jangan!" tolak Jaemin.

"Liat kamu lah Jaemin," Hina gemes permintaannya di tolak.

"Nggak Hina. Inget ga besok kita mau ngapain?" Jaemin tampak menggeser duduknya menjauh dari teman-temannya.

Hina mendengus. "Inget, inget. Cuman kan aku pengen liatin kamu main basket,"

"Ga usah. Tar aku mampir aja ke rumah," geleng Jaemin.

Hina cemberut.

"Sayang, kamu ga boleh capek. Besok kita mau nikah loh, aku ga mau kalo besok pengantin wanitanya sakit," ucap Jaemin.

"Ga bakalan sakit,"

"Hina," Jaemin menaikkan sebelah alisnya dan membuat ekspresi wajahnya terlihat serius, berharap Hina mau nurut.

"Yaudah! Aku tungguin," Hina sebel. Keinginannya tidak bisa terpenuhi karena ga dapet ijinnya Jaemin buat keluar rumah.

"Gitu dong. Mana cium dulu," Jaemin mendekatkan bibirnya ke arah kamera ponsel, seolah-olah ingin memberikan Hina kecupan. "Paling aku ga lama di sini, cuman setengah jam lagi kok,"

(✔️) Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang