☘️☘️☘️Hari sudah lewat tengah malam dan itu adalah waktunya Hina istirahat, biarpun ada suara berisik-berisik di dalam kamar itu tidak akan membuat Hina terbangun. Suara berisik dari Jaemin dan Chenle yang sibuk menyiapkan lilin di atas kue ulangtahun untuk Hina.
"Udah, udah, ga usah tambah lagi," cegah Jaemin dengan bisikan. Menahan Chenle yang pengen nambahin lilin di atas kue.
"Biar rame hyung," bisik Chenle sepelan mungkin saat Jaemin melotot padanya.
"Rame apanya, yang ada banyak asap nanti," geleng Jaemin. Mulai menyalakan lima buah lilin kecil panjang yang sudah di tatanya sedemikian rupa.
Chenle manyun, emang itu tujuannya naruh lilin banyak-banyak, biar Hina capek niup abis itu batuk-batuk. Chenle jahil.
"Kamera siap?" tanya Jaemin yang hari ini minta tolong ke Chenle buat ngerekamin aksinya ngasi Hina surprise pagi-pagi buta. Bukan pagi juga, tapi tengah malem.
"Siap," angguk Chenle. Meraih ponsel pintar milik Jaemin untuk merekam video.
Jaemin melirik Hina yang tenang di balik selimut tebalnya, cewek itu tampak kelelahan karena dari kemarin-kemarin Hina emang sibuk banget. Shopping seharian sama mami buat hunting perlengkapan acara pernikahan mereka.
"Bangunin dulu deh hyung baru nyanyi. Hina kalo tidur kan kebo banget. Belom tentu mau bangun pas di nyanyiin," saran Chenle yang pernah sampe nyeburin Hina ke bak mandi biar mau buka mata.
"Boleh deh, ga lucu juga nanti gue kena gampar gara-gara bangunin Hina pas lagi enaknya tidur," setuju Jaemin. Kembali menaruh kue ke atas meja lalu menghampiri Hina di tempat tidur. Menyikap sedikit selimut pacarnya itu sebelum mengamati wajah lelah Hina.
"Bangunin cepet! Pegel nih," delik Chenle, gemes ngeliat Jaemin malah senyum-senyum sendiri mandangin Hina.
"Iya, sabar," Jaemin manyun. Seharian ini Jaemin ga bisa mandangin Hina, gara-garanya doi keseringan pergi sama mami. Apalagi akhir-akhir ini Hina emang jadi jarang bisa ia temuin karena ada aja temennya yang ngajakin jalan, dan Hina juga udah berani ngabaiin Jaemin yang mendadak jadi jablay(?)
"Hina," bisik Jaemin tepat di depan wajah Hina. Mengusap pelan pipi pacarnya itu lalu meniupnya beberapa kali sampai Hina menggeliat kedinginan.
"Sayang bangun, ini aku," ujarnya lagi. Tersenyum melihat dahi Hina mengernyit sebelum membuka matanya.
"Jaemin?" tanyanya serak tapi enggan membuka mata.
"Iya aku, bangun dulu bentar," pintanya sebelum menjauh untuk meraih kue ulangtahunnya kembali.
"Jam berap—" ucapan Hina terpotong saat melihat flash kamera ponsel menyinari matanya.
"Apa-apaan sih?" pekiknya pelan, reflek menutup wajah mengantuknya dengan dua tangan lalu Hina berguling menjauh, menghindari kamera yang sedang merekamnya.
Happy Birthday Hina
Happy Birthday Hina
Happy Birthday Happy Birthday
Happy Birthday to you!Jaemin menyanyikan lagu ulangtahun untuk Hina sambil menahan tawa gelinya melihat pacarnya itu beringsut menutupi wajah lelahnya.
"Selamat ulang tahun sayang!" serunya kemudian.
"Ya~" suara merajuk Hina membuat Jaemin gemas dan menarik pacarnya itu mendekat.
"Siniin dong! Tiup lilinnya dulu," pintanya.
"Ga mau! Aku lagi jelek," tolak Hina. Mengintip Chenle yang kelihatan ketawa jahat saat mengarahkan kamera ponsel padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔️) Love Story
Fanfiction☘️ Cerita keseharian Hina yang memiliki tunangan super nyebelin macem Na Jaemin. ☘️ Start: 2018/02/14 Finish: - ☘️☘️☘️ Ps. Banyak typo dan pastinya banyak kekurangan.. Jangan lupa vote+komentar ya Terimakasih