CHAPTER 17

2.8K 219 323
                                    

VOTE SEBELUM MEMBACA ⚠

HAPPY READING🤍 


### 

Arsyad dan Alsha kembali ke rumah pagi ini. Sebelum sampai ke rumah, mereka juga sudah sarapan bersama di luar. Baru saja menjejakkan kaki ke dalam rumah, mereka berdua sama-sama mematung saat masuk melewati ruang keluarga. Di mana, di sana semua orang menatap mereka, termasuk kedua orang tua Alsha yang tampak masih berada di rumah ini. 

"ARSYAD!" panggil Ardi dengan wajah tegas, matanya lurus menatap Arsyad. Tampak menahan amarah.

Arsyad menggenggam erat tangan istrinya. Sementara Alsha, kini ia tampak menahan ketakutannya. 

Semua orang terlihat marah. 

"Dari mana kalian sejak malam tadi!" kali ini Fauzan berbicara dengan suara yang benar-benar emosi. 

"Kita bahkan gak ada sesi foto bersama kak! Kalian berdua tega sama gue!" Olivia bersuara nyaring dan penuh kesal, matanya berkaca-kaca. Kemudian, ia segera bergegas pergi menuju ke kamarnya penuh emosi. 

"Sayang, kami semua khawatir sama kalian berdua. Ke mana kalian pergi tanpa mengabari?" tanya Rika sambil menghela napas. 

"Alsha. Kamu dari mana sayang? Apa kamu terluka?" tanya Halima dengan raut wajah penuh khawatir. 

Ibra tampak tertawa memecahkan ketegangan di antara semua orang. "Sudahlah, biarkan saja. Mereka ini pasutri baru, pasti mereka ingin menghabiskan waktu berduaan saja, iyakan?" ucap Ibra sambil melirik Ardi. 

"Berpuluh kali Enver dan Haikal menelpon kamu Arsyad. Setidaknya beritahu kami!" gertak Fauzan. 

Arsyad tersenyum pahit. "Bisa gak sih, sebentar aja kalian semua gak ikut campur sama urusan aku? Aku juga punya privasi!" jawab Arsyad penuh keberanian dan sorot mata emosi. 

Semua orang tak menyangka Arsyad akan menjawab seperti itu. 

"ARSYAD!" Ardi berteriak membuat semua orang tak berkutik sedikitpun. 

Kini Arsyad diam sambil menggertakkan rahangnya. Di dalam dirinya seperti akan meledak. matanya kini menyorot penuh rasa dendam. 

"Kurang ajar! Anak tidak tau sopan santun! Tidak pernah kamu sedikit saja membuat kami merasa bangga dengan perbuatan kamu, selalu saja bertingkah nakal seperti ini!" gertak Ardi. 

Semua diam menunduk, namun tidak dengan Arsyad yang tampak terang-terangan menatap sang kakek. 

"Saya mengatur hidupmu agar kamu menjadi anak disiplin dan tau aturan, bukan semakin melunjak seperti ini!" ucap lagi Ardi. 

Entah kenapa Alsha yang mendengarnya merasa sakit hati dengan perkataan sang kakek untuk Arsyad. Alsha tidak terima kakek mengatakan semua itu pada suaminya! 

"Arsyad, tolong mengerti nak." sambung Fauzan. 

"APA YANG HARUS AKU MENGERTI AYAH? SEMUA ORANG DI SINI MENGANGGAP AKU BEBAN KAN? ATAU KALIAN PENGEN AKU KELUAR DARI RUMAH INI? NGOMONG AJA!" ucap Arsyad pada akhirnya dengan suara penuh keberanian dan menantang. 

Semua orang terkejut dengan jawaban Arsyad. Sementara Alsha yang mengerti bagaimana suaminya tertekan di rumah ini kini menggenggam erat tangan Arsyad sambil menahan air matanya. 

"BISA GAK SEBENTAR AJA AKU BEBAS DARI PERANGKAP KALIAN?" Arsyad melirik satu persatu orang tertua di rumah ini. 

Entah kenapa, Alsha kini meneteskan air matanya. Ini semua karena dirinya. Mengingat malam tadi, seharusnya ia tidak menyuruh Arsyad tetap berada di kamar. Ya, ini salah dirinya! 

ARSYADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang