CHAPTER 27

2.7K 189 1K
                                    


SILAHKAN VOTE & KOMEN DULU YA SEBELUM MEMBACA, MAKASIH❤️

HAPPY READING <3

•••


Arsyad baru saja turun dari tangga berniat akan pergi ke kamar sang kakek, tiba-tiba Clara datang mencegatnya. Perempuan itu berdiri di hadapan Arsyad dengan wajah yang tak baik-baik saja, seperti habis menangis dengan mata sembabnya. Mereka saling pandang cukup lama hingga Arsyad menaikkan sebelah alisnya, bingung.

"Aku mau ngomong hal penting sama kamu," ujar Clara memulai pembicaraan.

"To the point," jawab Arsyad cepat.

Belum sempat Clara mengatakan sesuatu, dua orang laki-laki asing masuk ke dalam rumah bersama Fauzan, mereka terlihat seperti orang yang sangat penting, memakai jas blazer hitam serta membawa koper di tangan.

"Arsyad, ke kamar kakek sekarang, dua pengacara ini akan membantu kamu keluar dari masalah ini." ucap Fauzan sambil menatap sinis pada Clara.

"Itu gak perlu Om, saya akan keluar sendiri dari rumah ini tanpa paksaan siapapun, apalagi dengan membawa pengacara ini," ungkap Clara tegas.

Arsyad menatap Clara tak mengerti, "Maksud lo?"

Clara menatap Arsyad dengan tatapan sendu, "Malam ini aku bakalan keluar dari rumah ini,"

Fauzan dan Arsyad terlihat terkejut dengan pernyataan Clara yang tiba-tiba seperti ini, di sisi lain mereka juga lega, tak perlu repot-repot memperpanjang masalah ini.

Ardi datang dan menatap lurus pada Clara. Laki-laki tua itu mendengar apa yang sudah Clara ucapkan barusan, "Maksud kamu? Kamu ingin keluar begitu saja dari rumah ini tanpa paksaan dari kami? Lalu, bagaimana dengan kakakmu? Jika dia datang lagi dan membuat rusuh?"

"Saya pastikan itu gak akan terjadi, kek. Saya benar-benar sudah mengganggu keluarga kalian, saya juga sudah membuat Arsyad menderita, saya tidak ingin hal ini terjadi lagi, saya menyesal." ungkap Clara mengakui.

Perlahan Clara menatap Arsyad, "Sebelum aku keluar dari rumah ini, boleh aku bicara sebentar sama kamu?" tanya Clara dengan wajah penuh permohonan pada Arsyad.

Arsyad mengangguk.

Kini mereka segera keluar dari rumah, berjalan bersama di halaman untuk mengobrol.

"Malam ini aku bakalan keluar dari rumah ini. Ternyata aku salah Arsyad, aku kira kamu bener-bener masih punya rasa cinta sama aku," Clara menggeleng sambil menahan tangis, "Ternyata nggak sama sekali, jangankan cinta, peduli kamu juga udah hilang..."

Arsyad memilih diam, menunggu Clara menyelesaikan ucapannya.

Perlahan air mata Clara menetes, "Aku cinta dan sayang banget sama kamu, dulu aku beneran takut banget harus pisah sama kamu, dan sekarang kejadian, hal yang paling aku benci di dunia ini adalah pisah dari kamu Syad! Dan hal yang nggak terduga lainnya, di saat kamu lebih belain orang lain di banding aku! Kamu dulu mati-matian belain aku ke semua orang, tapi nggak untuk sekarang, kamu berubah, sangat berubah, kamu bukan orang yang aku kenal, kamu berbeda Syad..." Clara menarik perlahan napasnya, lalu menunduk dan menghapus air matanya yang terus mengalir.

Clara kini menatap kembali ke wajah Arsyad. wajah laki-laki yang paling ia cintai ini tampak tak bereaksi sedikitpun, ia tampak diam tak mengeluarkan sepatah katapun. Perlahan, Clara tersenyum miris, menggelengkan kepalanya tak percaya. "Kamu benar-benar berubah, Arsyad!"

"Terus gue harus apa? Gue dengerin kok semua yang udah lo bilang, dan gue gak bisa ngasih lo tanggapan, karena itu gak ada gunanya lagi sekarang Clara, lo dan gue gak akan mungkin bisa bersama." jawab Arsyad tegas.

ARSYADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang