[SDRS2] HASNA | SELESAI✓

10)Tentang Aira.

"Wahai Allah, apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus tetap mempertahankan perasaan ini? Atau justru aku harus segera mengikhlaskannya? Wahai Dzat yang Maha membolak balikan hati, balikanlah hatinya kepadaku.."
•Aira Al-Khadij•

"Hm.. Aira, ya? Entah kenapa, aku merasa bersalah karena telah membatalkan perjodohan kami. Tapi, aku mencintai Akleema. Lalu, aku harus bagaimana??"
•Yussof Muhammad Saggaf•

"Mana yang harus kupilih? Aku bingung.. Haruskah aku memilih kepentingan keluarga dibandingkan dengan perasaanku?"
•Huwaida Akleema Shezan Nafi'ah Abqariah•

~•~••~•••~••~•~

•Flashback ·on·•

•Jeddah•

Di sebuah jendela yang terbuka, ada seorang gadis yang sedang memandangi langit malam. Ia membiarkan angin malam yang dingin menerpa wajah cantik dan khimar syar'inya.

Gadis tersebut nampak seperti sedang memikirkan sesuatu, sesuatu yang mengganjal dan mengganggu hatinya. Sorot matanya terlihat sedih, matanya berkaca-kaca, pandangannya layu, serta auranya begitu menyesakkan.

Tiba-tiba …

Tok..tok..tokk!

"Assalamu'alaikum, Aira. Ini Ummi," panggil Ummi Aira--Aisy Al-Khadij.

"Wa'alaikumussalam, Mi. Masuk aja," jawab Aira dengan nada sesak.

Aisy, Ummi Aira pun masuk ke kamar putri satu-satunya tersebut. Lalu, menghampiri Aira.

"Ada apa, Ummi?" tanya Aira sambil tetap memandang keluar jendela.

"Ini, tentang Yussof …"

"Aku udah tau, Mi. Dia ngebatalin perjodohan kami, 'kan?" ujar gadis bergamis lavender tersebut dengan nada tertekan.

"Eh, kok?" pekik Ummi Aira kaget, pasalnya ia belum memberitahu Aira perihal perjodohan Aira dengan Yussof.

"Asif, Ummi. Tadi pas Aira habis dari dapur, Aira denger percakapan Ummi, pas lagi ngobrol sama Abi … tentang perjodohan Aira,"

"Na'am, gak apa Nak,"

Aira hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ra," panggil sang Ummi.

"Hm?" jawab Aira singkat, ia tidak ingin memperpanjang percakapan ini, karena hanya akan membuat hatinya semakin tercabik-cabik.

"Kamu gak apa-apa, 'kan?" tanya Ummi Aira, seraya mengelus pelan bahu putri tercintanya.

Namun, Aira hanya diam, tak menjawab sepatah kata pun.

Aisy, sang Ummi yang menyadari apa yang sedang dirasakan putri semata wayangnya itupun, hanya bisa diam, karena ia tidak tahu harus melakukan apa.