•)Epilog.

2.2K 56 21
                                    

-Maaf ya, kalo epilognya kepanjangan. Idenya lagi mengalir dengan deras nih. Dan semoga selalu begini, ehe.
-Baca a/n sampai selesai, ya!
#JANGAN_LUPA_VOTE!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Karena takdir yang ditetapkan oleh-Nya,
adalah yang terbaik bagi para hamba-Nya.
Jadi bersyukurlah kepada-Nya,
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada makhluk ciptaan-Nya.”
-HASNA-
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ana uhibbuki fillah.
Kumencintaimu karena Allah.
Jika kamu yang terbaik untukku,
Satukanlah hati kami, ya Allah …

Huwaida terkekeh mendengar lirik lagu yang Arkan ganti itu. Tetapi ia tetap membiarkan sang suami bernyanyi sesuka hati, sambil tidur di atas pangkuannya dan mengelus perutnya yang semakin membesar.

Kemudian, bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman. Tepatnya ketika ingatan empat bulan lalu muncul di kepalanya, yang seolah diiringi oleh lagu yang dinyanyikan Arkan.

Arkan yang baru saja pulang dari rumah sakit, menyampirkan snelli-nya ke bahu. Meski sangat lelah, ia berjalan dengan semangat seraya tersenyum lebar memasuki rumah.

"Assalamu'alaikum. Hasnaaa!"

Suaranya menggema, saat tidak ia dapati Huwaida menantinya di depan rumah seperti biasa. Namun, salamnya kala memasuki rumah tak kunjung menimbulkan balasan.

"Na… Hasnaaaaaa!"

Arkan melangkah ke arah dapur, namun nihil. Beralih ke ruang makan yang bersebelahan dengan dapur dan tak bersekat, juga nihil.

"Oh!" Ia mengingat sesuatu.

Karena istrinya itu tak jarang menghabiskan waktu dengan Creamy di taman, jadi ia pun akan pergi ke sana.

Namun ketika langkahnya menuju taman tinggal sedikit lagi, langkahnya terhenti. Arkan menunduk, lalu mundur selangkah untuk melihat kertas yang ia injak bagian atasnya.

Ia mengambil kertas tersebut dan membaliknya 180° untuk membaca tulisan di sana.

‘Kehidupanku selama ini memang indah, tapi menjadi lebih indah ketika bersamamu; dengan restu Allah.’

Arkan tersenyum membacanya.

Sambil memegang erat kertas itu, ia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda menuju taman. Tetapi, baru tiga langkah memasuki area taman, lagi-lagi langkahnya harus terhenti sebab menginjak secarik kertas.

‘Berbeda dengan Ummi, hidupku bahagia selama ini. Tapi yang lebih membahagiakan lagi, adalah ketika kita bersatu atas rida Ilahi.’

Arkan mengembangkan senyumannya lagi. Lalu, kembali berjalan. Tetapi nihil, istrinya tidak sedang berada di sana. Hanya ada Creamy yang sedang tertidur lelap di rumah kecil yang dihias sedemikian rupa.

Akhirnya, ia memilih untuk mengayunkan langkah menuju kamarnya dengan Huwaida. Namun, baru saja kedua kakinya akan menaiki anak tangga, netranya melihat secarik kertas lagi.

[SDRS2] HASNA | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang