35)Kekecewaan yang Mengudara.

673 31 0
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Ketika suatu hubungan terancam akan terporak-porandakan, oleh rahasia yang disimpan salah satu dari mereka. Jika hal itu terjadi, maka; kepercayaan akan sirna, kekecewaan akan mengudara, dan harus berakhir dengan keikhlasan untuk melepaskan.”
-HASNA-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

•Selasa, 30 April•
•Pukul 06:29•

"Tok tok tok!"

"Wa, ayo cepet!" Faridah membuka pintu kamar Huwaida.

Dilihatnya, sang Adik sedang sibuk memakai khimar putihnya di depan kaca.

"Eh, Kakak!" Huwaida menyengir lebar.

"Cepetan! Nanti kita bisa telat." Faridah bersedekap di ambang pintu.

"Iya-iya, bentar." Huwaida memasangkan bros kecil berwarna putih pada khimarnya.

Setelah selesai, ia memakai tas ranselnya sambil menghampiri Faridah. "Ayo, Kak!"

"Mi, Ummi!" Mereka baru saja menuruni anak tangga terakhir. Namun Halimah tidak terlihat di area ruang keluarga.

"Ummi mana, Kak?" tanya Huwaida.

"Coba ke dapur dulu, yuk!" Faridah berjalan duluan menuju dapur.

"Loh, kok gak ada? Ummi ke mana, sih?" Huwaida mengedarkan pandangan ke seluruh sisi ruangan.

"Jangan-jangan.. Ummi di kamar?" tebak Faridah.

"Mau ke sana?"

"Iya. Kita 'kan harus pamit dulu." Faridah dan Huwaida melangkahkan kedua kaki mereka lagi.

Setelah menaiki anak tangga ke lantai atas, keduanya berjalan menuju kamar Ummi dan Abi mereka.

"Pintunya kebuka," Faridah berbisik.

"Jadi..?"

"Ya panggil Ummi, lah." Faridah memegang knop pintu kamar dan membukanya perlahan.

"Iya. Nanti kusampein ke Faridah dan Huwaida," Halimah sedang menelepon.

"Wa'alaikumussalam.." Halimah menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Kami cariin, juga. Eh, taunya malah lagi sibuk teleponan sama Abi!" celetuk Faridah.

"E--eh? Kalian sejak kapan disitu?"

"Baru, sih.."

"Ciee, Ummi!" ledek Huwaida.

Halimah menghampiri kedua putrinya. "Udah-udah, sana berangkat!"

"Ih, kami diusir, gitu?" Huwaida mengerucutkan bibir, membuat Kakak dan Umminya terkekeh.

Sampai di teras rumah, Faridah dan Huwaida menyalimi punggung tangan Ummi mereka bergantian. Lalu mereka menaiki sepeda motor yang sudah terparkir di depan rumah.

[SDRS2] HASNA | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang