17)Perasaan Yussof.

1K 43 9
                                    

•Minggu, 3 Maret•
•Madinah, pukul 16:00 sore•

Hari ini, Yussof akan kembali ke pesantrennya. Setelah melaksanakan shalat Ashar berjama'ah di masjid, Yussof segera berangkat ke pesantrennya.

Ia berangkat diantar oleh supir keluarga, karena sang Abi sedang kurang sehat, jadi tidak menemaninya kembali ke pesantren.

Selama perjalanan menuju pesantren, Yussof hanya diam sambil melihat keluar jendela mobil saja, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

•Pesantren, pukul 16:40 sore•

Empat puluh menit berlalu, kini Yussof telah sampai di tempat ia menimba ilmu, khususnya ilmu agama.

Yussof pun segera menuju ke dalam pesantren tersebut.

Lalu, tak lama kemudian, ia pun sampai di kamar asramanya.

Yussof pun, mengetuk pintu kamar, "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," seru Yussof kemudian.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.." jawab penghuni kamar, lalu membukakan pintu untuk Yussof.

"Eh, Yussof!" seru santri yang membukakan pintu untuk Yussof, dia adalah Fakhrud Daulah, teman seasrama, sekelas, dan sahabat Yussof. "Ayo, masuk!" ajaknya kemudian.

Yussof pun tersenyum, lalu masuk begitu saja.

Setelah merapikan barang-barangnya, Yussof hanya duduk di atas kasur, tak mengatakan apapun--selain salam--sejak baru sampai ke pesantrennya.

Fakhrud yang heran akan sikap Yussof hari inipun, memberanikan diri untuk bertanya, "Yussof, kau kenapa?" tanyanya. Saat ini mereka hanya berdua di dalam kamar, karena kedua sahabat mereka yang lain belum datang.

"Kenapa, apanya?" jawab Yussof, akhirnya membuka suara.

Fakhrud menghela nafas, "Kau itu, daritadi diam terus. Hanya bicara saat mengucapkan salam dan saat kutanya tadi. Ada apa? Kau baik-baik saja, 'kan?" tanya Fakhrud, lagi.

Yussof yang tadinya sedang memainkan ponsel di atas kasur pun, melirik ke arah Fakhrud lalu tersenyum singkat. "Aku tak apa kok," jawabnya lalu kembali fokus ke ponsel.

"Ayolah, Yussof! Bilang saja, kita ini 'kan sahabat," pinta Fakhrud, "kalau kau ada masalah, ceritakan saja. Itulah gunanya sahabat, bukan?" ujar Fakhrud lalu duduk di pinggiran kasur Yussof.

Yussof menggeleng pelan, "Tidak sekarang," jawabnya lirih.

Fakhrud mengangguk mengerti,
"Baiklah, terserah. Tapi ingat, kau punya kami. Kalau ada masalah, ceritakan saja pada kami. Baik padaku, Zaadith, maupun pada Ramdhani. Oke?" ujarnya.

"Na'am, inshaaAllah," jawab Yussof.

Beberapa menit kemudian, kedua sahabat Yussof dan Fakhrud pun datang. Zaadith Al-Muttaqin dan Ramdhani Rahman.

Mereka pun berkumpul, bercerita bersama sampai hari semakin sore.

Tak lama lagi waktunya Shalat Maghrib, Yussof, Fakhrud, Zaadith, dan Ramdhani pun segera menuju Masjid.

Setelah berwudhu, mereka berempat mengambil barisan shalat kedua dari depan, karena yang biasanya paling depan adalah guru-guru mereka.

Setelah meminta izin pada sang guru, yang duduk tak jauh dari Yussof, iapun segera menuju mimbar lalu mengumandangkan adzan Maghrib.

Selesai Shalat Maghrib, mereka akan tilawah bersama sambil menunggu Shalat Isya'.

•Setelah Shalat Isya'•

[SDRS2] HASNA | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang