18)Sakit.

1.1K 46 0
                                    

•Senin, 4 Maret•
•Jeddah, pukul 04:00 pagi•

•Pesantren Aira•

Pada pukul empat dini hari, seluruh santriwan dan santriwati sudah bangun dari tidurnya, karena mereka akan menunaikan Shalat Shubuh berjama'ah di Masjid yang berada di pondok pesantren mereka.

Asrama santriwan dan santriwati saling berhadapan, namun diberi gerbang yang lumayang tinggi. Di samping kanan mereka, tepatnya di tengah-tengah antara asrama santri dan santriwati, terdapat Masjid. Dan di samping kiri, agak jauh dari lokasi asrama, terdapat sekolah mereka, Madrasah 'Aliyah.

Aira berada di asrama santriwati, kamar Maryam 1. Ia bersama ketiga sahabatnya bergegas bersiap-siap untuk menunaikan Shalat Shubuh berjama'ah di Masjid. Karena di setiap kamar terdapat dua kamar mandi, jadi para santri dan santriwati tidak perlu bersusah payah mengantri di luar kamar.

Selesai mandi, Aira merasa ada yang aneh dengan dirinya.

"Ra, kamu baik-baik aja?" tanya salah satu sahabatnya, Fadhmaya, saat melihat Aira yang sedang memegangi kepalanya.

Aira menoleh ke arah Fadhmaya lalu tersenyum singkat, "Nggak, gak apa-apa kok. Cuma pusing sedikit." jawabnya lalu segera memakai mukena.

Fadhmaya pun menghampiri Aira, "Serius? Kamu izin dulu aja, deh! Lagian juga ini 'kan baru pertama kali masuk sekolah lagi. Palingan cuma pembagian jadwal pelajaran baru, dan sisanya cuma freeclass. Kayak waktu itu," ujarnya memberi saran.

Pintu kamar mandi pun terbuka, seorang gadis bergamis dan khimar hijau tosca itupun keluar dan menghampiri Aira serta Fadhmaya, itu Zubaida. "Aira kenapa? Sakit?" tanyanya kemudian.

Zubaida pun menaruh punggung tangannya di dahi Aira, "Panas," ujarnya kemudian. "kayaknya kamu izin dulu aja deh, Ra! Daripada makin parah," saran Zubaida pada Aira.

Aira menggeleng pelan, "Nggak, gak apa-apa … sungguh. Aku kuat kok," tolak Aira dengan lembut.

"Yakin?" tanya Zubaida.

"Na'am," jawab Aira.

Zubaida pun menghela nafas pelan, "Baiklah, terserah. Tapi nanti kalo kamu gak kuat, bilang aja ya! Nanti kita anter ke UKS," ujarnya pasrah membujuk Aira.

"Na'am, syukran," ujar Aira.

Zubaida mengangguk, "Afwan,"

Lalu, pintu kamar mandi kedua pun terbuka, di sana ada sahabat mereka yang lain, Maira. Ia sudah rapi dengan gamis dan khimar cokelatnya, lalu mengambil mukena dan memakainya. "Ayo, ke Masjid! Nanti keburu dimarahin sama mudabbirah loh," ajaknya kemudian.

"Na'am, ayo!" ujar Fadhmaya. Fadhmaya dan Zubaida pun segera memakai mukena mereka.

Lalu, mereka berempat pun menuju masjid untuk menunaikan Shalat Shubuh berjama'ah.

Selesai shalat

Setelah sampai dari masjid, mereka pun bersiap-siap untuk menuju sekolah mereka.

Aira telah rapi dengan seragam putih-hitamnya, serta khimar syar'i berwarna putih, juga handsock hitam yang menutupi bagian punggung tangan dan telapak tangannya, kecuali jari-jari. Begitupun dengan Fadhmaya, sedangkan Zubaida dan Maira menggunakan kacamata sebagai tambahan.

Setelah benar-benar rapi, mereka pun bergegas menuju sekolah mereka.









•Madrasah 'Aliyah•

[SDRS2] HASNA | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang