34)Perubahan Sikap.

687 33 0
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Wanita-wanita yang tidak baik, untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula.
Wanita yang baik, untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik, untuk wanita yang baik.
[QS. An-Nur : 26]

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

•Jum'at, 26 April•
•SMPN 24 Bekasi, pukul 12:49•

Selesai Shalat Jum'at, Arkan, Hafidzuan dan Raffi akan berbincang bersama. Mulanya karena Arkan tiba-tiba mengatakan ingin mengobrol tentang sesuatu dengan kedua Kakak kelasnya itu.

Dan akhirnya di sinilah mereka, duduk berdampingan di teras ruang kepala sekolah. Keadaan sekolah masih lumayan sepi, hanya ada murid-murid laki-laki yang baru selesai menunaikan Shalat Jum'at.

Karena murid kelas pagi sudah dipulangkan sebelum waktu Shalat Jum'at. Sedangkan murid kelas siang--bagi yang perempuan--baru akan datang pada pukul satu kurang nanti.

"Mau ngobrol tentang apa, Kan?" Raffi memecah keheningan.

Arkan menghela napas sejenak. "Kak.. apa yang harus aku lakuin, kalo seseorang lagi marah sama aku gara-gara merasa dibohongin? Padahal niatku baik,"

"Kamu lagi marahan sama siapa? Huwaida?" tanya Hafidzuan.

Arkan mengangguk lemah. "Iya,"

"Kalo boleh tau, karena apa, awalnya?" Hafidzuan bertanya dengan hati-hati.

Arkan bergeming. Ia masih menimbang-nimbang. Haruskah ia menceritakan masalahnya? Tapi kalau tidak menceritakannya secara keseluruhan, nanti pasti akan sulit mencari solusinya.

"Eum.." Arkan masih merasa ragu.

"Kalo kamu gak mau cerita, gak apa-apa deh," kata Hafidzuan.

"Tapi kami cuma bisa bantu sebisa kami," timpal Raffi.

"Ini tentang masalah keluargaku dan keluarganya Huwaida, Kak." Arkan menunduk dalam. "Jadi.. aku punya paman, ia meninggal dunia karena kecelakaan sekitar 13 tahun yang lalu,"

"Innalillahi.." balas Raffi dan Hafidzuan bersamaan.

"Tadinya bukan Pamanku yang bakal kecelakaan, tapi seorang akhwat yang dicintainya. Saat itu mereka sedang mengikuti reuni sekolah, di sekolah ini. Ketika Pamanku dan akhwat tadi sedang berbincang di luar sekolah, tiba-tiba akhwat tadi berlari ke arah anak kecil yang sedang menangis di tengah jalan." Arkan mengalihkan pandangan ke arah lapangan sekolah.

"Pamanku tadinya diem, ngebiarin aja. Tapi tiba-tiba ada sebuah truk yang mau nabrak akhwat tadi dan anak kecil itu. Pamanku panik, beliau manggilin akhwat tadi terus tapi dianya gak respons, gara-gara lagi nenangin anak kecil. Pas truk-nya makin deket, Pamanku lari dan dorong mereka. Mereka selamat karena didorong ke pinggir jalan, tapi Pamanku ketabrak sampe akhirnya meninggal dunia." Arkan menunduk dalam lagi.

"Dan akhwat yang dicintai oleh Pamanku itu adalah ... Umminya Huwaida," Perkataan Arkan yang baru saja ia lontarkan ini, membuat Raffi dan Hafidzuan terbelalak kaget.

[SDRS2] HASNA | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang