37)Menyakitkan Demi Kebaikan.

571 31 0
                                    

-Untuk update-an kemarin, sempet Author unpublish. Jadi bagi yang mau baca tapi gak bisa, maaf ya! Soalnya belum selesai diketik, tapi kepencet buat dipublish. Sekali lagi, maaf! :'

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Terkadang.. sesuatu yang terasa sakit itu, justru sebuah kebaikan untuk kita.
Dan sebaliknya.. sesuatu yang terasa 'nyaman' itu, justru sebuah keburukan untuk kita.
Karena itu, senantiasalah untuk meminta petunjuk padaNya.”
-HASNA-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

•Kamis, 23 Mei•
•Jeddah, pukul 10:03•

"Wa, bangun Wa! Udah nyampe." Faridah mengguncang-guncang pelan tubuh sang Adik.

Huwaida yang sedang tertidur di kursi paling belakang dengan menggunakan bantal Hello Kitty-nya pun, mulai membuka kedua netranya. "Mm.. hah?"

"Bangun! Udah nyampe, nih. Katanya kangen sama Kak Aira," ujar Faridah.

Huwaida membenarkan posisinya. "Iya-iya." Ia mengucek pelan netra-netra indahnya.

Setelah keluar dari mobil, Faridah, Huwaida serta kedua orang tua mereka melangkahkan kaki mereka menuju rumah milik Ishaq. "Assalamu'alaikum,"

Pintu tinggi besar berwarna cokelat tua itu terbuka. "Wa'alaikumussalam."

"Eh, kalian.. kirain bakal siang nanti datengnya." Ishaq dan Farhan berjabat tangan.

"Sebenernya udah berangkat dari pagi, tapi gara-gara agak macet jadinya gini deh.." balas Farhan.

"Ya udah gak apa. Yang penting sampe dengan selamat. Ayo, masuk! Aisy dan Aira udah nungguin, tuh!" Ishaq berjalan masuk lebih dulu.

"Kak Aira!" Huwaida langsung memeluk Aira. Aira membalas pelukannya.

"Salim dulu, Wa!" Faridah yang baru saja menyalimi Aisy, menegur.

Huwaida menyengir. Ia berjalan ke arah Aisy lalu menyalimi punggung tangannya.

Farhan dan Ishaq berbincang di ruang tamu. Sedangkan Halimah, Huwaida, Faridah, Aira dan Aisy berkumpul di ruang keluarga.

"Mau nginep?" tanya Aisy pada Halimah.

"Nggak, Kak. Nanti ngerepotin,"

"Kalian ini.. kayak sama siapa aja, 'kan kita keluarga!"

"Iya, sih." Halimah terdiam sejenak. Detik selanjutnya, "Besok pas ke Madinah, mau ke sana juga? Kata Kak Ali, Yussof bakal kuliah di sana aja,"

"Emang belum mulai masuk kuliah?"

"Belum. Katanya sih, pas sehabis lebaran,"

"Oh. Kami ikut, kok." Aisy menatap ke arah Aira. "Ra, besok kita ke Madinah ya! Soalnya mungkin setelah ini kita bakal jarang ketemu sama keluarganya Yussof,"

Mendengar nama Yussof disebutkan, sontak membuat jantung Aira berdegub kencang. "Eh? I--iya, Mi,"

"Kak Aira lagi 'salting' nih, ya? Ciee!" ledek Huwaida.

[SDRS2] HASNA | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang