27)Reuni.

864 35 0
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Aku telah membuktikan bahwa kenikmatan hidup itu ada pada kesabaran kita dalam berkorban."
-Ummar Bin Khattab RA-
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

•Kamis, 28 Maret•
•SMPN 24 Bekasi, pukul 08:00•

Hari ini, seharusnya Huwaida sudah masuk sekolah lagi. Namun ternyata, mereka harus masuk hanya untuk menemani orangtua mereka untuk datang ke acara reuni--bagi yang orangtuanya bersekolah di sana, dulu--sedangkan besok hanya ada acara makan bersama kakak kelas, sebagai acara syukuran atas usainya masa Ujian Nasional.


•Kelas 7E•

Setelah berjalan melewati koridor sekolah, akhirnya Huwaida, Faridah, serta Abi dan Umminya sampai di depan kelas 7E. Kelas Umminya dulu sekaligus kelasnya sekarang.

"Assalamu'alaikum," seru mereka saat akan masuk. Di dalam, yang telah datang sudah hampir semua.

Semua yang ada di dalam kelas pun menoleh ke arah pintu.

"Wa'alaikumussalam," jawab mereka.

"Ayo, masuk!" titah Bu Evi, ia adalah wali kelas Halimah--Ummi Huwaida--dulu. Dulu Bu Evi itu guru yang sangat cantik, meski saat mengajar Halimah dulu usianya sudah tidak muda lagi. Kalau tidak salah, saat itu Bu Evi memiliki tiga orang anak.

Mereka pun masuk.
Halimah dan kedua putrinya mencium punggung tangan Bu Evi, sedangkan Farhan menangkupkan kedua tangannya. Lalu mereka pun duduk di bangku yang telah disediakan, sembari menunggu yang lain datang.

Huwaida nampak sedang menengok ke kanan dan ke kiri, mencari sesuatu. Tidak! Tepatnya mencari seseorang.

"Nyariin Arkan, ya?" goda Faridah sembari mengerlingkan matanya.

"Ish nggak," ujar Huwaida beralibi, alias tidak sepenuhnya berbohong. Ia memang mencari Arkan, tapi ia juga mencari sahabat-sahabatnya yang lain.

"Arkan itu ... anaknya Alfan?" tanya Farhan memastikan, kini mereka sedang duduk bersebelahan. Huwaida, Faridah, Halimah, dan Farhan, begitu urutannya.

Halimah mengangguk, namun mengisyaratkan sesuatu.

"Hah? Oh iya, lupa!" ujar Farhan setelah mengerti maksud dari isyarat tersebut. Faridah dan Huwaida masih belum mengetahui jika Arkan adalah sepupu dari Arfan, yaitu orang yang dicintai Ummi mereka dulu.

"Alfan siapa, Bi? Teman Abi?" tanya Huwaida.

Farhan dan Halimah bersitatap, bingung mesti menjawab apa.

"Eum … na'am," akhirnya, Farhan terpaksa mengatakan bahwa Alfan adalah temannya. Ya memang sih mereka menjadi akrab semenjak Halimah dan Marwa--istri Alfan--berbaikan, menyelesaikan masalah keduanya di masa lalu. Tapi tetap saja, Farhan masih khawatir akan kejadian selanjutnya.

Bagaimana jika kedua putrinya--terutama Huwaida--tau mengenai hal ini? Firasat Farhan menjadi buruk sekarang, jika hal itu terjadi. Maka mungkin Huwaida dan Arkan pasti akan ... saling menjauh. Karena ketakutan akan bayangan masa lalu yang menimpa Arfan--paman Arkan. Takut hal itu akan menimpa mereka berdua, khususnya Arkan.

[SDRS2] HASNA | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang