46)Lembaran Baru.

783 33 0
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Membuka lembaran baru akan terasa sulit, bila sebagian hatimu terasa sakit. Maka ikhlaskanlah perihal masa lalumu, dan rangkailah masa depanmu!”
-HASNA-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

•Beberapa bulan kemudian …

Bulan demi bulan telah berlalu. Tak terasa, sudah sekitaran empat bulan lamanya, Huwaida beserta keluarga kecilnya meninggalkan Indonesia dan tinggal di Arab.

Dan semenjak hari di mana Huwaida serta para sahabatnya bertatap muka untuk yang terakhir kalinya, mereka tidak pernah saling mengabari lagi. Karena sibuk dengan urusan masing-masing.

Maka dari itu, ketika Huwaida mendapat jatah liburan dari pesantrennya bersama Faridah, ia menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan ketiga sahabatnya.

Huwaida menghela napas. Ia masih merasa agak lelah setelah menempuh perjalanan dari pesantren menuju rumahnya yang memakan waktu cukup banyak.

Karenanya, sekarang ia dan Faridah sedang duduk berdampingan di atas kasur Huwaida. Layar ponsel yang dipegang Huwaida menampilkan sebuah aplikasi yang sedang menghubungkan video call dengan tiga orang perempuan.

"Assalamu'alaikum!" seru anak kembar itu, tatkala telepon sudah terhubung.

"Wa'alaikumussalam!"

"Ih, kalian kok udah gak pernah nongol lagi sih, di grup Firqat Al-'Islam?"

"Tau nih, di PC juga gak aktif mulu, baru sekarang."

"Kalian sibuk banget ya?"

Huwaida dan Faridah sontak tergelak mendengar segala celotehan dari gadis-gadis berkhimar yang ditampilkan pada layar ponsel Huwaida.

"Aduduh, maaf ya! Kami baru sempet ngabarin kalian lagi sekarang," jawab Faridah.

"Iya, maaf ya. Di pesantren 'kan gak boleh bawa ponsel. Sekalipun boleh, pasti gak bakal sempet saking padatnya jadwal di sana," Huwaida berujar.

Terdengar helaan napas dari sudut layar yang menampilkan gambar Salwa dan Alyssa, sedangkan 'Ainun sedang terkekeh kecil sekarang.

"Iya deh, gak apa. Tapi lain kali jangan gitu lagi!"

"Salwa, gak boleh maksa gitu. Kalo mereka gak sempet ya, ya udah. Kehidupan di sana 'kan pastinya beda banget sama di sini,"

"He-eum, benar sekali. Tapi tetep aja Wa, Fa, kami khawatir tau!"

"Khawatir karena kami pergi tiba-tiba dan gak ada kabar sampe berbulan-bulan lamanya?" tanya Huwaida.

Dengan polosnya, Alyssa, Salwa dan 'Ainun mengangguk. Bahkan Alyssa mengiyakan sampai beberapa kali. Membuat kedua gadis berwajah hampir serupa mengeluarkan gelak tawa mereka sejenak.

"Wah, ternyata sahabat-sahabatku baik sekali yah?! Aku jadi terhura sekaligus terharu," Tahu 'kan, siapa yang mengatakan itu? Tentu saja Faridah.

[SDRS2] HASNA | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang