~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya.”
[QS. Al-Mu'min : 44]~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Baiklah, perjodohan kalian dibatalkan …" Rahman berujar. Membuat semua orang yang berada di sana, menatapnya tak percaya.
Setelahnya, perkumpulan antar keluarga dibubarkan begitu saja. Kini, Halimah tengah duduk di ayunan yang berada di taman belakang rumah.
"Halimah," Farhan memanggil.
Halimah yang tadinya sedang menunduk dalam, pun, mengangkat kepalanya lalu menoleh ke arah Farhan. "Kenapa?"
"Maaf membuat keputusan tanpa bertanya padamu dulu. Karena kurasa, ini yang paling kau inginkan.. bukan?"
"Gak perlu minta maaf, Kak. Justru, makasih ya. Tapi, bagaimana dengan hubungan keluarga kita, nantinya?"
"Maksudmu?"
"Aku takut. Kalo nanti hubungan keluarga kita jadi memburuk, cuma gara-gara aku." Halimah menunduk lagi.
"Apa karena hal itu juga, kamu nerima perhodohan kita?"
"Eh? I--iya,"
Mendengarnya, Farhan menghela napas. Entah mengapa, hatinya terasa sesak. Ia bergeming, enggan mengatakan sesuatu lagi.
Menyadarinya, Halimah kembali menatap Farhan. "Maaf, Kak!" Kedua netranya bahkan telah berkaca-kaca.
Farhan menggeleng pelan. "Nggak. Gak apa-apa, kok. Aku ngerti. Kamu pasti takut bakal semakin gak dianggap sama keluargamu, 'kan? Kamu takut mereka akan membencimu. Benar, 'kan?" tanyanya.
Halimah mengangguk lemah. Air matanya pun tumpah, tak mampu ia bendung lagi. "Kakak tau sendiri, 'kan, meskipun aku udah mencoba yang terbaik buat mereka.. tapi usahaku gak pernah mereka hargai, cuma karena kekuranganku? Jadi kupikir, dengan aku menuruti kemauan mereka, mereka akan bersikap lebih baik padaku. Maaf, atas keegoisanku!"
"Maaf juga, malah pergi saat itu. Padahal itu adalah saat di mana kamu sangat terpuruk. Bukan hanya dari keluargamu, tapi juga dari orang-orang sekitarmu. Tapi dulu aku malah gak ada buatmu,"
"Aku jadi benci pada namaku sendiri," Farhan mengerutkan dahi, mendengarnya.
Ia menatap Halimah, meminta penjelasan. "Kenapa?"
Halimah tersenyum getir. "Arti namaku 'kan, penyabar. Karena nama ini aku selalu diberi ujian. Orang tuaku memberiku nama tersebut, pasti agar aku diuji, 'kan? Sebegitu tidak sukanya mereka padaku.."
"Kenapa kamu bilang begitu? Apa kamu pikir, mereka telah mendo'akanmu agar kamu menderita karena ujian-ujian yang menghampirimu?"
Gadis berkhimar hitam itu pun, mengangguk.
"Yang kita lakukan itu awalnya berasal dari pikiran kita. Dan Allah lah yang mampu membuat kita berpikiran seperti itu. Jadi, nama yang diberikan mereka bukan semata-mata hanya untuk 'mengutuk'mu. Tapi, Allah membuat mereka berpikiran ingin memberimu nama seperti itu, agar kamu mampu melewati ujian dariNya. Berarti, namamu bukan hanya do'a dari orang tuamu. Namun dariNya juga," ujar Farhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SDRS2] HASNA | SELESAI✓
RomanceHAK CIPTA DILINDUNGI ALLAH! -Sequel HALWA V1 [Spiritual-Drama-Romantis] •Best rank: #1/34 in shalat #1/43 in hasna #1/52 in takdirAllah #1/59 in akhy #1/95 in cintayangrumit #2/88 in umi #3/236 in ukhty #4/171 in rasasakit #8/272 in abi #9/403 in uj...