49)Persetujuan.

713 34 1
                                    

-Mulai sekarang, jadwal update-nya ganti ya. Tadinya 'kan seminggu sekali, kalo sekarang jadi dua minggu sekali. Maaf ya, Author sibuk akhir-akhir ini dan mungkin bakal lebih sibuk lagi nanti:(
-Oh iya, setiap chapter latar waktunya beda-beda, ya. Kayak yang kali ini, udah waktu tiga tahun kemudian. Biar cepet, hehe.
-#jangan_lupa_vote!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Cinta bukanlah bertahan seberapa lama,
tetapi seberapa jelas dan ke arah mana."
•Huwaida Akleema Shezan Nafi'ah Abqariah•

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kurun waktu sekitar tiga tahun telah berlalu. Huwaida dan Faridah telah menyelesaikan kuliah mereka, bahkan baru saja diwisuda pada beberapa hari yang lalu.

Dan saat ini, keluarga Huwaida beserta keluarga kecil Yussof sedang berada di rumah Farhan dan Halimah yang ada di Indonesia. Namun meskipun begitu, Huwaida masih belum menampakkan diri pada sahabat-sahabatnya.

Bahkan ia dan Faridah dengan kompak berencana untuk tidak memberitahu perihal kembalinya mereka ke Indonesia, Farhan dan Halimah juga tidak memberitahu hal serupa pada sahabat keduanya.

Bukan hanya keluarga Huwaida dan keluarga Yussof saja yang berada di sini, Hanifia beserta suami dan anak-anaknya, juga Hanafi dengan istri dan kedua anaknya ikut berkumpul di rumah yang sudah lama ditinggalkan keluarga Huwaida selama mereka tinggal di Arab.

"Kapan nikah?"

Afraz yang duduk tepat di sebelah Farhan, mengernyit. "'Amm bertanya padaku?"

"Ya iya. Masa pada Harris?" Farhan menyebut nama anak pertama Hanafi, yang juga duduk bersamanya dan Afraz.

Anak lelaki yang usianya baru menginjak sembilan tahun itu terkekeh. "Tau nih, Kak Afraz. Aku 'kan baru kelas 4 MI,"

Afraz mendengus. "Makanya, kamu tuh kumpulnya sama yang kecil juga sana!"

"Gak mau, kebanyakan cewek."

"Ya 'kan saudaramu sendiri, jadi gak apa-apa dong? Lagian juga ada Almer di sana,"

Seiring bertambahnya waktu dan usia, bertambah pula anggota keluarga, membuat keluarga besar itu jadi semakin besar. Juga meramaikan rumah yang mulanya hanya ditinggali dua insan saja.

Afraz berusia duapuluh lima tahun dan Hanum berusia duapuluh tiga tahun, yang merupakan anak dari Alif dan Hanifia, kini sedang sibuk mengajar di pesantren milik keluarga Alif.

Sedangkan Harris yang berusia sembilan tahun dan Delaram yang berusia lima tahun, merupakan anak dari Hanafi dan Delisha yang menikah pada saat Hanafi seumuran dengan usia Afraz sekarang.

Sementara itu, Yussof dan Aira sudah memiliki anggota keluarga baru yang lahir tepat pada tiga tahun yang lalu, yang bernama Almer Muhammad Saggaf.

Juga Huwaida dan Faridah, yang baru saja berulang tahun keduapuluh satu tahun dan baru lulus kuliah beberapa hari yang lalu.

"Emang kenapa kalo aku di sini? Gak boleh?" Harris malah bertanya.

"Ya 'kan kami ini orang-orang dewasa, Ris. Meskipun kamu cuma dengerin, tetep gak bakal ngerti."

Sadar bahwa sepupunya itu sedang 'mengusirnya', Harris segera beranjak dari sana seraya mengucap salam. Farhan dan Afraz menjawab salamnya, lalu terkekeh.

"Jadi?" Farhan membuka topik pembicaraan lagi.

"Apanya?"

"Kapan nikah?"

[SDRS2] HASNA | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang