-Author balik lagi nihh, hehe. Maaf ya, update-nya lama. Soalnya baru aja selesai PTS:'
-Chapter ini nyeritain Yusra; Yussof-Aira, dulu ya! Tapi di chapter berikutnya bakal nyeritain Arna; Arkan-Hasna, kok. Oke?;)
-#jangan_lupa_vote!~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Jika kamu sedang merasa terpukul karena mendapat luka, maka segeralah berbaik sangka kepadaNya. Karena setiap duka yang Allah beri, selalu ada obat yang Dia selipi.”
-HASNA-~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
•Jeddah, pukul 10:23•
"Ciee, yang habis dikhitbah!" celetuk Faridah.
Aira memegangi kedua pipinya yang terasa panas, padahal sepupu-sepupunya itu tak akan bisa melihat rona merah yang menempel di pipinya karena cadar yang ia gunakan. "Jangan mulai nyebelin, deh."
Faridah dan Huwaida dengan kompak tergelak. "Lagian sih, kalian labil banget. Pas Kak Aira suka Kak Yussof, Kak Yussof malah mau batalin perjodohan kalian. Terus pas Kak Yussof berubah pikiran, Kak Aira malah ngejauh. Ehh.. begitu Kak Aira pengen perjodohan itu tetep jalan, Kak Yussof malah mutusin buat 'lepas tangan' dari perjodohan kalian."
"Dan pada akhirnya, kalian akan bersatu juga." Huwaida menambahi, sambil mengulum senyum.
Aira tak mampu menahan senyumannya. "Iya, alhamdulillah.."
"Kalo kalian? Kapan nyusul?" candanya kemudian.
"Astaghfirullah.. kami aja baru masuk kuliah beberapa minggu yang lalu!" Faridah sontak panik, sementara sang Adik tak menjawab apapun.
Aira tergelak. "Maaf, maaf. Bercanda kok. Eh tapi, Ummi kalian nikahnya pas baru seumuran kalian gini, loh!"
Faridah nampak berpikir keras. "Ish, ya 'kan beda. Ummi nikah pas seumur kami 'kan karena udah ada calonnya, sedangkan aku belum ada."
"Terus Zayan apaan, dong?" Aira menatap jahil ke arah Faridah.
Faridah menghindari tatapan itu. "Angin lalu,"
Aira terkekeh kecil, lalu beralih menatap Huwaida. "Wa, tentang perjodohanmu dengan Arsyad, gimana?"
Dada bagian kiri Huwaida mendadak berdenyut nyeri mendengarnya. "Aku minta waktu sama Abi dan Ummi, belum ngasih jawaban."
"Apa karena Arkan?" Aira mengusap lembut punggung Huwaida, tatkala gadis itu mengangguk sebagai jawaban. "Wa.. jangan nunggu yang gak pasti, nanti cuma kamu yang tersakiti."
'Deg!'
Huwaida bergeming, namun hatinya membenarkan perkataan Aira. Lalu bertanya, "Terus aku mesti gimana, Kak? Jujur, aku bingung, gak ngerti harus berbuat gimana."
"Ikhlaskan Arkan, Wa. Emang berat dan tentunya gak mudah. Tapi kalo ternyata Arsyad yang menjadi jodoh kamu dan menurut Allah pun dialah yang terbaik untukmu, kamu bisa apa nantinya? Hanya menerima dan menjalani, bukan?"
"Wa, wanita itu dicintai, bukan mencintai. Sebesar apapun rasa cinta seorang wanita, tetap dia gak akan bisa berbuat apa-apa kalo ternyata laki-lakinya gak punya rasa yang sama. Tapi kalo bagi laki-laki, dia masih punya harapan meskipun hal yang sama terjadi padanya. Apalagi kalo Allah dan takdir-Nya seakan ikut mendukungnya," Aira melanjutkan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SDRS2] HASNA | SELESAI✓
RomanceHAK CIPTA DILINDUNGI ALLAH! -Sequel HALWA V1 [Spiritual-Drama-Romantis] •Best rank: #1/34 in shalat #1/43 in hasna #1/52 in takdirAllah #1/59 in akhy #1/95 in cintayangrumit #2/88 in umi #3/236 in ukhty #4/171 in rasasakit #8/272 in abi #9/403 in uj...