Setelah kejadian ciuman tadi siang yang menghebohkan seisi kantor agensinya, Lucy menjadi sangat malu untuk bertemu dengan orang-orang disana. Ya.. memang gosip akan segera berlalu terbawa angin, tapi tidak jika yang digosipkan adalah seorang bos besar seperti Anthony. Oh, sial.
"Apa kau baik-baik saja ? Kenapa wajahmu murung begitu ? Apa kau merasa kesal atas sesuatu atau_______"
"Dia melakukannya lagi, kak !! Oh.. dia sungguh sudah gila. Dia selalu menciumku didepan banyak orang dan berakhir dengan gosip setelahnya. Sial." ucap Lucy kesal sambil memasang sabuk pengamannya dengan cepat.
"Siapa yang kau maksud itu ? Oh.. apakah Anthony ? Pria itu bertindak cepat juga rupanya." ucap Nathan yang entah berihak pada siapa sebenarnya.
"Kakak membela siapa sebenarnya ? Aku atau dia ?" ucap Lucy terdengar tak terima saat ucapan kakaknya tadi terdengar seperti berpihak Anthony.
"Tentu saja kakak mendukungmu penuh. Jadi kita kemana sekarang ? Kau mau langsung pulang atau________"
"Pulang saja. Lagipula pasti Daddy ada dirumah dan bersiap untuk memarahiku, 'kan ? Aku sudah bisa menebaknya." ucap Lucy santai membjat Nathan yang mendengarnya terkikik kecil karenanya.
"Kenapa kau begitu yakin dengan itu ? Daddy sedang ada di kantornya sekarang. Sepertinya malam ini ia lembur lagi. Entah ada apa tapi tebakanku diperusahaan sepertinya sedang ada masalah. Karena itu selama beberapa hari kedepan kau jangan menyusahkan dan mengganggunya dulu, okey." ucap Nathan yang berujung membuat Lucy mengerucutkan bibirnya kecewa karena sebenarnya ia sudah berencana untuk bermanja-manja pada Daddynya jika sudah sampai dirumah nanti.
"Kurasa hari ini hari paling tidak beruntungku seumur hidup. Aku harus menandainya diponselku." ucap Lucy yang memang terdengar konyol tapi begitulah dia.
"Bagaimana kalau kita beli es krim dulu sebelum pulang. Mungkin saja suasana hatimu akan lebih baik, 'kan ?" ucap Nathan memberikan ide pada adiknya itu yang ya.. tentu saja Lucy dengan senang hati menerimanya.
"Ya. Itu ide yang bagus, kak. Aku juga mau pizza. Tidak. Fish and chips saja. Tidak. Pizza dengan keju double kedengarannya lebih baik. Lets Go !!" ucap Lucy yang tiba-tiba berubah menjadi girang disana hanya dengan mendengar kata es krim yang dikatakan kakaknya tadi. Dasar.
Nathan yang melihat adiknya senang disana hanya bisa tersenyum teduh melihatnya.
"Oh ya, aku lupa memberitahumu jika liburan keluarga kita nampaknya akan dibatalkan karena masalah kantor Daddy ini. Dan aku mau kau tidak mempermasalahkannya dan biarkan Daddy fokus dulu menangani perusahaan. Kau mengerti ?" ucap Nathan yang tentu saja membuat Lucy menatap tak percaya kakaknya itu.
"Apa ???? Tapi kak, acara liburan itu adalah satu hari dalam setahun yang sangat kutunggu dan menjadi hari favoritku. Kenapa kita tidak________"
"Hanya sekali saja, Lucy. Kakak mohon padamu untuk tidak mempermasalahkan hal ini kali ini." ucap Nathan dengan nada suara yang cukup terdengar berbeda bagi Lucy membuat wanita cantik itu diam sebentar dan,
"Berhentikan mobilnya sekarang." ucap Lucy tiba-tiba dan Nathan tahu jika sudah seperti itu pasti adiknya itu merasa marah padanya.
"Tapi Lucy, aku_______"
"Berhenti sekarang atau aku akan melompat." ancam Lucy yang Nathan tahu adiknya itu tidak pernah main-main dengan ucapannya. Akhirnya Nathan dengan terpaksa memberhentikan mobilnya dipinggir jalan.
Lucy sendiri kemudian langsung turun dengan perasaan yang kacau dan berjalan pergi menjauh dari mobil kakaknya disana.
"Apa yang kau lakukan Lucy ? Kau mau kemana lagi kali ini ? Lucy !!!" begitulah seru Nathan berniat mencegah adiknya untuk tidak naik taksi tapi terlambat. Lucy disana nampaknya merasa lebih marah dari biasanya dan memilih untuk tak mendengarkan kakaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate For Guarantee ✔ [Warren Series #3]
RomanceWarning 🔞 (RED CODE) ⚠️Ada adegan sadisnya, yang ga kuat jangan baca :D SEQUEL The Bad Jerk is HERE !!! Ceritanya sudah lengkap ya. Minus ekstra part. Hihi... BISA DIBACA TERPISAH :) "Kau hanya pria gila yang tidak masuk didalam perhitunganku untu...