Keesokan harinya...
Pagi hari yang cerah dan penuh tawa nampaknya tak berlaku untuk keluarga Rivera hari ini.
Ya, itu karena mereka mendapati Lucy yang sudah pergi pagi-pagi sekali dan tidak ikut sarapan bersama mereka. Bukan sekali ini memang Lucy melakukan itu. Hanya saja mereka semua terbiasa mendengar celoteh pagi Lucy yang terdengar ceria dan menyenangkan setiap harinya. Jadi terasa berbeda jika wanita cantik itu tidak ada disana bersama mereka sekarang.
"Kau yakin mengantarkan Lucy ke kantor tadi. Kau tidak salah alamat, 'kan ? Tapi untuk apa dia pergi ke kantor sepagi itu ?" ucap Nathan pada kembarannya yang terlihat kesal dan masih mengantuk disebelahnya itu.
"Kau fikir aku sebodoh itu hingga salah alamat ? Dia memang minta padaku untuk mengantarkannya ke kantor tadi. Bilang saja kau iri karena Lucy meminta tolong padaku, 'kan ? Itu salahmu sendiri karena terlalu keras kepadanya." ucap Connor yang tak terima dituduh oleh Nathan disana.
"Sudah Connor, jangan bertengkar. Selain memintamu mengantarnya ke kantor, apa Lucy mengatakan sesuatu yang lainnya, sayang ?" ucap Lara bertanya pada putranya.
"Entahlah, mom. Aku tidak begitu mendengarkan karena masih mengantuk tadi pagi. Tapi kurasa Lucy mengatakan sesuatu dalam bahasa perancis. Jika Daddy yang mendengarnya, pasti dia akan tahu Lucy bicara apa saat itu." ucap Connor yang entah bagaimana langsung membuat Adrian yang mendengarnya disana merasa semakin bersalah karenanya.
Nathan yang melihat kembarannya berbicara sembarangan lagi tanpa berfikir dulu, akhirnya melemparnya dengan satu buah anggur yang mendarat tepat didahinya.
"Apa-apaan kau ini ? Apa lagi salahku kali ini ?" ucap Connor tak terima sambil menatap kesal Nathan disana.
Nathan tidak menjawabnya, ia hanya memberi kode pada kembarannya itu dengan melirik sedikit Daddynya yang tertunduk lesu diujung meja makan. Dan nampaknya Connor disana langsung mengerti apa maksud kembarannya itu.
Ya. Itu adalah kebiasaan Adrian dan Lucy saat keduanya ingin membicarakan sebuah rahasia hanya berdua saja. Sebelumnya itu adalah kebiasaan Adrian bersama Papanya. Dan saat tahu hal itu, Lucy langsung ingin melakukan hal seperti itu juga dengan Daddynya yang masih berlangsung sampai sekarang. Keduanya suka sekali berbicara berdua dengan bahasa perancis meski saat sedang bersama orang-orang rumah lainnya. Menurut Lucy menyenangkan rasanya membuat anggota keluarganya yang lain merasa penasaran dengan apa yang tengah dibicarakannya dengan Daddynya. Hihi..
"Aku akan mampir ke kantornya saat jam makan siang, nanti. Kuharap dia tidak marah lagi padaku saat itu. Aku merasa amat sangat bersalah padanya karena semua kekacauan yang terjadi." ucap Adrian dengan wajah yang masih tertunduk lesu disana.
"Lebih baik jangan ke kantornya, Daddy. Kudengar dia sudah dipermalukan oleh teman-temannya karena tidak bisa magang diperusahaan Daddy, jadi jika Daddy datang kesana nanti pasti________"
"Maksud Nathan jangan mengganggunya saat bekerja, sayang. Kau tahu dia sedang kesal. Jadi jika kau mengganggunya dan membuat Lucy membuat keributan di kantor, pasti akan buruk nanti." ucap Lara yang merapikan ucapan putranya agar suaminya itu tidak tersinggung disana.
"Baiklah kalau begitu. Aku akan memikirkan cara lain untuk meminta maaf padanya." ucap Adrian yang kemudian semua orang disana tak bersuara lagi dan memilih memulai sarapan pagi mereka. Kecuali Adrian sendiri yang terlihat tengah memikirkan sesuatu dibenaknya sambil mengaduk-aduk makannya.
'Kira-kira apa yang mungkin sedang diinginkan putriku itu saat ini ? Apa aku bisa menyogoknya dengan barang lagi atau itu akan membuatnya bertambah marah padaku nanti ? Entahlah. Lihat saja nanti.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate For Guarantee ✔ [Warren Series #3]
RomanceWarning 🔞 (RED CODE) ⚠️Ada adegan sadisnya, yang ga kuat jangan baca :D SEQUEL The Bad Jerk is HERE !!! Ceritanya sudah lengkap ya. Minus ekstra part. Hihi... BISA DIBACA TERPISAH :) "Kau hanya pria gila yang tidak masuk didalam perhitunganku untu...