Malam harinya...
"Kakak curang !! Tidak bisa seperti itu. Aku yang seharusnya menang tadi."
"Kaulah yang tidak bisa bermain. Itu karena Nathan selalu mengalah dan membiarkanmu menang. Dasar kau ini."
Begitulah kegaduhan dan pertengkaran yang tercipta antara Lucy dan Connor yang terlihat tengah bermain video game bersama diruang keluarga.
Ya, Lucy memang suka bermain video game dengan kakak-kakaknya saat ia merasa bosan. Dan beruntungnya lagi kepalanya sudah tidak sakit lagi sekarang.
"Ngomong-ngomong tentang Nathan, kenapa dia belum pulang sekarang ? Bukankah ini mendekati waktu makan malam. Apa dia tidak kelaparan diluar sana, ya ? Kau tidak mau menelfonnya ? Kau tidak khawatir padanya ?" ucap Connor pada Lucy yang terlihat sedikit terpengaruh dengan ucapannya tadi.
Lucy menjadi sedikit gusar disana.
"Biar saja. Ya, memang aku sekarang juga merasa khawatir pada kakak, tapi sikapnya pada temanku Catherin saat itu kurasa jahat sekali. Tapi apa kakak sudah makan, ya ? Dia pergi sejak pagi tadi. Apa sebaiknya aku menelfonnya dan menyuruhnya pulang saja, kak ?" ucap Lucy pada kakaknya yang terlihat asyik memakan snack dengan tenang disebelanya itu. Dasar.
"Ya. Telfon saja." ucap Connor asal dan terlihat lebih sibuk dengan snack-snacknya disana.
Lucy kemudian langsung mengambil ponsel miliknya yang ada didekatnya itu dan mendial nomor kakaknya.
Tersambung, tapi,
"Dia tidak mengangkatnya. Apa kak Nathan marah padaku ?" ucap Lucy merasa bersalah sambil menatap layar ponselnya cemas.
"Coba lagi." ucap Connor yang kini mulai memperhatikan adiknya.
Lucy menurut dan langsung mencoba menghubungi kakaknya lagi. Tapi tetap saja tidak diangkat.
"Kakak.. bagaimana ini ?! Sepertinya kak Nathan benar-benar marah padaku." ucap Lucy yang terlihat mengatakannya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Tidak. Bukan seperti itu. Awas saja saat dia pulang nanti. Akan kupukul kepalanya karena sudah mengabaikan telfonmu. Sudah, jangan menangis. Atau telfon saja temanmu itu dan tanyakan apa Nathan ada disana ?" ucap Connor berusaha menghibur adiknya.
"Hmm.." ucap Lucy yang kembali menurut dan langsung menelfon Catherin disana.
Sementara itu...
"Lucy menelfonku ? Bagaimana ini ?" ucap Catherin terlihat panik pada orang yang ada didekatnya itu.
"Sudahlah. Jangan diangkat. Dari caramu bicara aku tahu kau bukanlah orang yang pandai berbohong. Jika kau mengatakan sesuatu yang aneh padanya nanti, akan kubunuh kau. Sudah tolak saja panggilannya." ucap Nathan terlihat sedikit panik juga disana.
"Kalau nanti aku tidak mengangkatnya dan dia datang kesini, bagaimana ?" ucap Catherin bingung sambil tetap menatap layar ponselnya yang terus menampilkan nama Lucy disana.
"Aish.. sudahlah terserah padamu saja. Tapi jangan katakan apa-apa tentang aku ada disini." ucap Nathan yang akhirnya menyerah dan membiarkan Catherin melakukan apapun yang dia suka.
"Halo, Luc."
"Hey, Cath. Kenapa lama sekali mengangkatnya ? Kau sedang apa sekarang ?"
"Maafkan aku. Aku baru saja selesai mandi tadi. Ada apa ?" ucap Catherin hati-hati.
"Tidak. Aku hanya ingin bertanya apakah kakakku ada disana ? Dia belum pulang sampai sekarang dan aku khawatir. Dia pergi sejak pagi dan aku tidak tahu apa dia sudaha makan atau belum. Kau tahu dimana dia ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate For Guarantee ✔ [Warren Series #3]
RomanceWarning 🔞 (RED CODE) ⚠️Ada adegan sadisnya, yang ga kuat jangan baca :D SEQUEL The Bad Jerk is HERE !!! Ceritanya sudah lengkap ya. Minus ekstra part. Hihi... BISA DIBACA TERPISAH :) "Kau hanya pria gila yang tidak masuk didalam perhitunganku untu...