"Mommy dengar kau sakit kepala, sayang ? Apa kau baik-baik saja ? Mau Mommy buatkan teh hijau hangat kesukaanmu ?" ucap Lara pada putrinya yang sengaja memang sudah ditungguinya sejak tadi saat Nathan pergi untuk menjemputnya.
"Aku tidak papa, Mom. Dan ya, teh hijau boleh juga. Terima kasih, ya." ucap Lucy sambil berjalan masuk bersama Mommynya masuk kedalam.
"Kau mau meminumnya dibawah sini atau Mommy akan bawakan tehnya ke kamar saja ?" ucap Lara penuh perhatian.
"Buatkan saja tehnya dan aku yang akan mengantarnya untuk Lucy nanti, Mom." ucap Nathan terlihat ingin mencari perhatian karena memang sejak tadi merasa tidak dihiraukan disana.
"Tidak. Aku tidak mau melihat dan berdekatan dengan kakak sampai kakak minta maaf pada temanku itu. Dasar pria tidak tahu malu. Bagaimana kakak bisa melakukan hal sekasar itu pada wanita sebaik Catherin. Sudahlah. Mommy jangan biarkan kakak masuk ke kamarku nanti, ya. Awas saja kakak berani menggangguku." ucap Lucy yang kemudian memilih pergi masuk kedalam kamarnya dan membiarkan kakaknya mendapat tatapan tajam Mommynya yang pasti setelah ini akan menanyakan banyak pertanyaan disana.
"Nathan... katakan apa sebenarnya yang sudah terjadi. Apa maksud ucapan adikmu tadi ?" ucap Lara dengan nada serius yang jika sudah begitu Nathan tidak berani beralasan atau juga berbohong karena Mommynya akan marah besar padanya nanti.
"KAKAK SUDAH HAMPIR MENABRAK TEMANKU YANG MAU MENYEBRANG DAN BUKANNYA MEMINTA MAAF, KAKAK MALAH LANGSUNG MENINGGALKANNYA DIPINGGIR JALAN SETELAH MELEMPAR TEMANKU ITU DENGAN BEBERAPA LEMBAR UANG MOMMY !!!!!!!"
Begitulah teriak Lucy dari atas sana membuat Nathan mengumpat pelan karena jika adiknya yang menceritakan semua kejadian itu, ia menjadi terdengar sangat jahat sekali.
Tidak. Atau memang perbuatannya itu memang bisa dikatakan jahat ?
"Nathan ?! Benar yang Lucy katakan tadi ? Kau sungguh melakukan itu, sayang ? Kalau begitu, jangan bicra pada Mommy seharian ini sebelum Mommy dapat bukti kalau kau sudah meminta maaf pada teman Lucy itu. Kau, mengerti ?" ucap Lara yang kemudian hendak pergi dari sana tapi dicegah oleh Nathan.
"Tapi aku____"
"Minta maaf hari ini juga. Mengerti atau tidak ?" ucap Lara dengan nada serius dan dingin seolah siap untuk marah kapan saja pada putranya itu.
"Yaya... baiklah." ucap Nathan yang akhirnya mengalah dan menuruti ucapan Mommynya.
"Bagus. Mommy mau ke dapur dulu." ucap Lara dengan nada dingin tanda merajuk dan Nathan tidak suka mendengarnya.
'Awas saja kau, Luc. Dasar pengadu.' batin Nathan dalam hati.
Sementara itu...
Lucy terlihat tertawa kecil saat masuk kedalam kamarnya karena merasa sudah berhasil membuat kakaknya itu dalam masalah.
'Biar saja. Dia pantas untuk mengemis maaf dari Catherin. Dan ya, aku penasaran apakah itu akan selesai hari ini begitu saja atau tidak, mengingat Catherin itu kan wanita yang unik. Haha.. sudahlah. Biarkan kakak pusing sendiri nanti.' batin Lucy dalam hati.
Dengan asal Lucy melempar tasnya kesofa yang dilewatinya dan juga melepas sepatu higheelsnya dengan kaki satu persatu dan dibiarkannya begitu saja.
"Huh.. kurasa aku memang harus tidur sekarang." begitulah ucap Lucy setelah menjatuhkan tubuhnya diranjang kesayangannya.
Lucy memejamkan matanya disana karena merasa sudah mulai mengantuk.
Tapi seketika matanya langsung terbuka lebar karena,
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate For Guarantee ✔ [Warren Series #3]
RomanceWarning 🔞 (RED CODE) ⚠️Ada adegan sadisnya, yang ga kuat jangan baca :D SEQUEL The Bad Jerk is HERE !!! Ceritanya sudah lengkap ya. Minus ekstra part. Hihi... BISA DIBACA TERPISAH :) "Kau hanya pria gila yang tidak masuk didalam perhitunganku untu...