MFG 17 - Who is He ?

8.7K 431 34
                                    

'SIAL SIAL SIAL !!!!!'

Begitulah kira-kira umpatan Anthony dalam hati sedari mobilnya mulai berjalan meninggalkan bandara.

Ya, bagaimana tidak ? Lihatlah situasi yang dialaminya saat ini.

Ia dan Lucy duduk bersebelahan dan bisa dikatakan sangat dekat sekarang, tapi jangankan berbincang, memandang wajah satu sama lainpun rasanya keduanya tak kuasa melakukannya.

Kenapa ?

Ya, Anthony tahu itu merupakan kesalahannya sendiri tapi mau bagaimana lagi ?

Tadi Lucy sendiri yang memaksa Jordan agar ikut satu mobil bersama mereka dan ikut pulang bersama karena tadi pria itu mengaku jika supir ayahnya tak kunjung datang menjemputnya. Entah benar atau tidak alasan pria itu tadi, yang jelas sedari tadi Anthony merasa Jordan terus menerus menarik perhatian Lucy kepadanya.

Sesekali Anthony melihat reaksi Lucy saat wanita itu terlihat antusias sekali dengan topik pembicaraannya bersama Jordan yang duduk didepannya itu dan setelah itu ia lebih memilih menatap keluar jendela dan seolah menulikan telinganya disana.

Hingga akhirnya pria sialan yang menyita penuh perhatian Lucy itu meminta turun. Akhirnya ?!!

"Senang bertemu denganmu, Anthony. Terima kasih atas tumpangannya, ya. Kau juga, aku berjanji akan menghubungimu setelah aku sampai di rumah. Jaga dirimu. Dah." ucap Jordan sebelum akhirnya pria itu menghilang dikeramaian.

"Aku juga mau turun disini sa__________"

"Jalan sekarang." begitulah titah Anthony cepat guna mencegah wanita itu turun dan pergi meninggalkannya.

Tidak. Ia bahkan belum mengatakan apapun sejak dibandara karena Jordan dan kini Lucy ingin pergi meninggalkannya begitu saja ? Tidak bisa.

"Aku mau turun disini, Anthony." ucap Lucy yang tetap dengan keras kepalanya itu.

"Rumahmu sudah dekat, 'kan ? Jadi apa salahnya jika biarkan aku menyelesaikan tugasku sampai akhir. Lagipula aku ingin menanyakan beberapa hal padamu." ucap Anthony yang berhasil mengundang rasa penasaran Lucy disana.

"Apa ?!!!" ucap Lucy dengan nada yang sedikit kesal karena sekali lagi Anthony mendominasinya.

"Siapa temanmu tadi itu ? Jika kulihat tadi sepertinya hubungan kalian terlalau dekat untuk bisa dibilang teman." ucap Anthony hati-hati.

"Jordan maksudmu ? Ya.. kami memang bukan sekedar teman biasa. Dia adalah partner hidup terbaik yang pernah hadir dalam hidupku. Dia yang terbaik. Kami bertemu pertama kali di Canada saat itu. Saat aku sedang liburan disana bersama teman-teman ku dan dia menyelamatkanku dari maut saat itu. Hampir saja aku tenggelam saat berenang karena kakiku tiba-tiba kram. Saat itu kami hanya berkenalan sekilas saja tapi pertemuan kami terus berlanjut ketika ternyata dia pindah ke kota ini dan bersekolah disekolah yang sama denganku. Kurasa 4-5 tahunan kami bersama hingga dia harus menemani adiknya bersekolah ke Eropa dan juga sekalian melanjutkan kuliahnya disana. Kira-kira 2 tahun belakangan ini kami tidak pernah bertemu dan memberi kabar sama sekali karena mungkin sibuk satu sama lain. Tapi kurasa jika dia sudah berada disini itu akan berbeda sekarang." ucap Lucy dengan antusias dan Anthony tidak suka melihatnya.

"Sebaik-baiknya seorang pria pasti ada keburukannya juga didalamnya. Hanya saja kau belum melihatnya saja. Bukan mau mempengaruhimu, hanya saja aku ingin memperingatkanmu untuk berhati-hati saja." ucap Anthony yang tentu saja mendapat balasan sinis dari Lucy saat itu juga.

"Dia bukan pria sepertimu yang penuh keburukan didalamnya. Sudahlah. Terima kasih atas tumpangannya." ucap Lucy lalu keluar dari mobil dengan perasan kesal.

Mate For Guarantee ✔ [Warren Series #3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang