"Hentikan itu, An ! Jangan menggangguku ! Pergilah saja sana."
"Itu bukan aku, sayang. Berhenti memarahiku. Setidaknya buka matamu dulu dan lihat siapa pelakunya. Padahal aku diam saja sejak tadi. Lagipula bagaimana aku bisa bergerak jika kau memelukku seerat ini ? Lihatlah aku daritadi hanya sedang membaca buku pemberianmu dengan tenang disini." ucap Anthony membela dirinya disana.
Ya, hari itu masih pagi dan Lucy merasa kesal karena ada yang mengganggu tidur nyenyaknya.
Tunggu. Tidak.
Hari bisa dibilang sudah siang namun Lucy terlihat tak ingin bangun dari ranjang baru miliknya itu meski sebentar saja.
Dan Anthony ?
Pria itu bisa melakukan apa jika wanitanya itu memang sudah sangat keras kepala seperti itu. Bahkan semalaman ia diam saja saat harus merelakan tubuhnya untuk dijadikan sebagai guling oleh Lucy.
Hingga kebenaran jika Anthony lah yang butuh perawatan, terasa terlupakan disana.
Karena merasa sudah tak tahan lagi dengan gangguan bertubi-tubi itu akhirnya Lucy memutuskan untuk bangun dan melihat siapa pengganggunya sebenarnya disana.
"Mommy !!!!!!"
Lucy yang mulanya ingin marah langsung saja dibuat tersenyum saat tiba-tiba ia dikejutkan oleh putrinya yang melompat kedalam pangkuannya dan memeluknya erat disana.
"Dia bilang merindukanmu. Padahal sudah kubilang jika dia bisa sakit lagi jika datang kemari lagi. Tapi aku bisa apa menghadapi sikap keras kepalanya yang menurun darimu." ucap Nathan yang sebelumnya tadi memang menggendong Gaby sebelum akhirnya putri kecil itu akhirnya mau turun.
"Benarkah ? Putri Mommy ini rindu pada Mommy, hmm ? Lalu kenapa kau mengusir Mommy semalam ?" ucap Lucy terlihat berpura-pura merajuk membuat Gaby memasang wajah cemberutnya disana.
"Jika Mommy marah pada Gaby masih ada Daddy, 'kan ?" ucap Anthony mencoba menghibur putrinya disana membuat Gaby langsung menjadi ceria kembali dan bangun kemudian memberikan ciuman manis dipipinya disana.
"Apa Daddy sudah sembuh ? Apa masih sakit ? Apa Daddy disuruh dokter minum obat ? Bagaimana rasanya ? Apakah tidak enak ?" tanya Gaby kritis disana membuat Anthony dan Lucy terlihat diam sejenak sebelum akhirnya keduanya tertawa bersama.
Nathan sendiri yang melihat itu juga merasa bahagia karenanya tapi, entah mengapa ia menjadi ingat sesuatu.
Dan Lucy yang menyadari keanehan kakaknya itu tentu saja tak mau tinggal diam saja.
"Kau kenapa ? Oh ya, bagaimana urusanmu dengan Catherin ? Apa kau sudah bertemu dengannya ? Aku belum sempat menanyaimu kemarin." ucap Lucy yang kemudian terlihat turun dari ranjangnya itu berniat ingin mencuci mukanya disana, membiarkan Gaby bermain dengan Anthony.
"Aku pergi sebelum bisa berbicara dengannya. Aku hanya mampu melihatnya dari tempatku berdiri saat itu." ucap Nathan membuat Anthony dan Lucy langsung menatapnya tak percaya.
"Kau pengecut sekali, kak."
"Dia benar, Nath."
Nathan diam sebentar disana.
Dengan langkah lesunya kemudian ia terlihat berjalan mendekati sofa yang ada diruangan itu dan duduk disana sambil memijat keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate For Guarantee ✔ [Warren Series #3]
RomanceWarning 🔞 (RED CODE) ⚠️Ada adegan sadisnya, yang ga kuat jangan baca :D SEQUEL The Bad Jerk is HERE !!! Ceritanya sudah lengkap ya. Minus ekstra part. Hihi... BISA DIBACA TERPISAH :) "Kau hanya pria gila yang tidak masuk didalam perhitunganku untu...